Cinta yang Tersulut Kembali
Mantan Istriku yang Penurut Adalah Seorang Bos Rahasia?!
Gairah Membara: Cinta Tak Pernah Mati
Permainan Cinta: Topeng-Topeng Kekasih
Kembalilah, Cintaku: Merayu Mantan Istriku yang Terabaikan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Cinta Setelah Perceraian: Mantan Suami Ingin Aku Kembali
Cinta, Pengkhianatan dan Dendam: Godaan Mantan Istri yang Tak Tertahankan
Kecemerlangan Tak Terbelenggu: Menangkap Mata Sang CEO
Sang Pemuas
“Jangan sok berbaik hati dan cepat bunuhlah aku, … Purbasari.”
Ah, sesungguhnya, Purbasari masih belum mengerti.
Si anak bungsunya Raja Prabu Tapa Agung, putri kerajaan Pasir Batang yang tersayang, … merasa sangat tidak paham dengan kejadian buruk yang telah menimpa keluarga besarnya ini.
“Bunuhlah aku dengan peraturan hukum yang sudah kubuat!”
Purbasari, sang putri yang memiliki banyak sari kecantikan selayaknya bulan purnama, dengan anugerah rambut putih keperakan juga manik mata sebening es kristal, … memandang kasihan putri tertua kerajaan Pasir Batang, sang kakak kandung, Purbararang.
“Jangan mengasihaniku …! Itu menjijikkan.”
Purbararang, putri yang lebih tua lima tahun dari Purbasari itu, memiliki penampilan yang sangat suram lagi membosankan.
Berbanding terbalik dengan Purbasari yang mewarisi keanggunan wajah lemah lembut seperti sang ibu ratu, … Purbararang memiliki tampang sangar dengan ciri fisik yang lebih condong ke paduka raja.
Rambutnya yang sehitam arang, juga matanya yang segelap langit malam, … tambah menonjolkan sifatnya yang memiliki hati yang sama hitam.
Bertindak seenaknya, menghukum orang sesukanya, juga menyelewengkan kekuasaan semaunya, adalah hal yang sangat pantas untuk dijadikan alasan mengapa ia berada di dalam kurungan penjara.
Apalagi, mengingat ia mencoba merebut kekuasaan Purbasari dengan mencoba membunuh sang calon ratu sesungguhnya dari kerajaan Pasir Batang, … dia memang pantas untuk mendapatkan hukuman berat, seperti hukuman mati.
“Paling tidak, biarkan aku mendapatkan satu saja keinginanku yang akhirnya dapat terkabulkan.”
Namun, Purbasari yang sekarang telah menyandang status sebagai ratu resmi kerajaan warisan ayahnya itu, dengan bersanding bersama pasangannya, pangeran dari Kekaisaran Kahyangan, … bukanlah orang yang banyak menaruh dendam.
“Nyai Teteh.”
Memanggil lembut sang kakak dengan tubuh yang rela direndahkan meski gaun putih bersihnya dapat terkotor oleh beceknya tanah penjara, … Purbasari kembali berujar.
“Aku memaafkanmu. Jadi, … tolong kembalilah seperti dulu.”
Purbasari yang penuh kasih sayang, dengan berbesar maaf masih bisa melupakan rasa hati terlukanya akibat dari di sakiti oleh sang kakak tertua.
“Aku sayang Teteh.”
Dikarenakan, pada dasarnya, … Purbasari adalah putri yang pemaaf.
“Teteh tolong maafkan Sari juga.”
Apalagi, … jika sudah bersangkutan dengan keluarganya yang tercinta.