Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Aku masih enggan membuka mataku, tetapi suara berisik membuatku tak lelap tidur. Di mana Dayang Ratih dan Dayang Sarti, kenapa membiarkan suara gaduh mengusik tidurku. Aku merubah posisi tidurku dengan meringkuk dan kupeluk bantal gulingku. Kenapa kasar sekali?
Dengan berat membuka matakku. Saat membuka mata, aku sungguh terkejut kenapa bantal gulingku terasa kasar kainnya. Aku melirik ke arah lain. Di mana ini?
Saat aku memeluk bantal kenapa ada yang beda di dadaku. Aku hendk memeriksa bantal guling dihadapanku. Kenapa tanganku berbulu dan besar sekali ukuran tanganku? Ada apa ini? Aku terus berguman bingung.
Lalu aku teringat kalau kemarin aku bunuh diri dengan menenggelamkan diri di kolam. Mungkin karena aku terlalu lama tenggelam, membuat tubuhku mengembang dan menjadi besar. Aku bangun dan kusingkirkan selimut yang menutup tubuhku. Astaga..!
Kenapa bulu di kakiku lebat sekali dan lebih besar, seperti kaki laki-laki. Aku menoleh kesekeliling kamar tidur ini.
Ruangan apa ini, kenapa banyak sekali benda aneh? Apakah ini kamar tabib yang memeriksaku. Aku belum pernah melihat tempat seperti ini.
Ah..buah dadaku? Aku memeriksa bagian dadaku, kenapa rata? Aduhhhh!
Kenapa perutku sakit. Kebelet pipis lagi. Di mana kamar mandinya? Dayang Ratih dan Dayang Sarti mana. Aku tidak bisa menunggu mereka datang, bisa-bisa pipis di celana. Aku bangkit berdiri. Astaga apa yang aku kenakan?
Kain yang melekat di tubuhku aneh sekali, apa ini? Celananya pendek sekali.
Ah, rasa pengen pipisnya tidak bisa ditahan. Aku lari menuju pintu yang terlihat. Kubuka dan di depannya ada pintu lagi. Aku langsung buka saja. Sepertinya ini kamar mandi, tapi sempit sekali, bak penampung airnya juga kecil.
Rasa ingin pipisku sangat mendesak. langsung kubuka celana yang aku kenakan. Ternyata mudah sekali menurunkan celananya. Aku langsung jongkok saja. Ah, lega sekali bisa keluar.
Aku menikmati keluarnya air pipis itu. Saat aku hendak membasuh tempat keluarnya air kencingku, aku sungguh terkejut. Aaaahhhh..
Apa itu, kenapa ada di sana? Ke mana punyaku?
Aku melihat sekitar keluar air kencingku. Aku tahu bentuk yang itu, tapi kenapa menempel di sana. Aku ini perempuan kenapa ada di sana? Rasanya kesal sekali.
Aku terpaksa memegang benda itu, rasanya menggelikan. Aku raba dan kuperiksa, mungkin ada sengaja menempelkan benda itu di luar mahkotaku. Tapi benda itu tersambung ke badanku. Ada apa ini?
Aku bilas saja kemudian berdiri, dan aku naikkan celana aneh ini. Aku menoleh ke samping ternyata ada cermin. Aaahhhhh..