Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gairah sang nona muda

Gairah sang nona muda

Megacecung

5.0
Komentar
583
Penayangan
1
Bab

Melody Arianna Smith gadis berusia dua puluh tahun mempunyai gairah yang sangat besar terhadap Nicholas Andrew Rainner Collins, pria berusia tiga puluh tahun yang menjadi supir pribadi keluarganya, mengganti peran ayahnya sebagai supir dari sang nyonya besar, Ariana Smith. Awalnya Melody menepis hasrat menggilanya terhadap Abrahamm, tetapi lambat laun hasratnya semakin membara dan tidak bisa dikendalikan olehnya untuk merasakan sentuhan tangan Abrahamm menyentuh setiap jengkal tubuhnya, hingga suatu hari Melody menggoda Abrahamm yang sedang work out setiap paginya di halaman mansion keluarganya, Melody melihat bentuk tubuh kekar Abrahamm yang sempurna. Pada akhirnya Abrahamm tergoda oleh Melody, kegiatan panas pun berlangsung hingga menciptakan benih-benh cinta diantara mereka. Tapi, satu yang tidak di ketahui oleh Melody, masa lalu Abraham yang disimpan.

Bab 1 Pertemuan hangat

Melody Arianna Smith gadis berusi dua puluh tahun. Seorang pewaris tunggal keluarga Smith. Hidupnya yang glammour, berkelas, moody, dan tentu saja tidak jauh dari kemewahan yang selalu dia dapatkan sejak kecil.

Namun sayangnya Lody tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Ayah dan Ibunya hanya sibuk dengan dunia mereka masing- masing, tidak perduli dengannya. Yang membutuhkan kasih sayang dari mereka.

Maka dari itu Lody sering mencari kesenangan di luar sana dalam tanda kutip bukan bersenang- senang bersama seorang pria melainkan hanya sekedar minum- minuman alkohol hingga rasa beban dalam hidupnya hilang.

Sampai ia bertemu dengan seorang pria bertubuh atletis, dingin tanpa senyuman, yang merangkap menjadi supir ibunya. Anak dari sopir pribadi keluarganya.

Lody sedikit terpesona dengan pria itu. Pria yang selalu membuatnya merasakan sesuatu yang tidak pernah dirasakan.

Pria bernama Nicholas Andrew Abraham mampu membuat dunia Lody selalu berpusat padanya.

Seperti pagi ini. Lody melihat Nick tengah berolah raga di halaman mansionnya. Mempertontonkan Dada bidang milik Nicholas yang ingin sekali Lody sentuh sentiap incinya.

"Argh... Sial! Kenapa pria itu membuatku ingin menyentuhnya," umpar Lody, mengintip Nick dari balik gorden jendala dapur mansionnya.

Bayangan- bayangan liar pun melintas dalam pikiran Lody, mendambakan Nicholas menyentuhnya. Tanpa Lody sadari ia melangkah ke arah halaman belakang. Menghampiri Nicholas yang sedang meregangkan otot- otot tangannya.

Sementara Nicholas merasa ada seseorang tepat berada di belakangnya, berbalik melihat siapa yang datang.

Nicholas sedikit terkejut melihat Nona mudanya sudah berada di hadapannya, masih menggunakan baju tidur tipis, memperlihatkan lekuk tubuh sempurnanya, di tambah lagi dua buah benda kenyal milil Lody tercetak jelas di tubuhnya. Dengan nipple pink yang sudah siap untuk di pagut.

"Nona," panggil Nicholas. Matanya tetap terfokus pada dua benda padat itu.

Lody sama sekali tidak mendengar panggilan Nicholas, seperti terhipnotis pada satu objek di depannya.

Tangannya terulur mengusap dada bidang Nicholas, menyentuh setiap inci dada bidang pria itu. Seperti memberi rangsangan pada Nicholas.

Nicholas hanya bisa memejamkan matanya, menahan gairah yang akan bangkit jika tidak di hentikan. Lalu ia pun menahan tangan Lody dan menepis tangan wanita itu.

"Cukup Nona! Aku tidak ingin terjadi sesuatu, yang tidak kau inginkan," ucap Nich. Nafasnya memburu menahan gejolak hasrat yang ia tahan.

Lody tersadar mendengar suara deep Nicholas. "Apa yang kau lakukan disini?" tanya Lody, tak sadar jika dirinya lah yang menghampiri Nicholas.

"Seharusnya aku yang bertanya pada Nona. Apa yang Nona lakukan disini?"

"Ak– aku–!" Lody, tergugup. Tidak tahu harus mengatakan apa. Dan sialnya ia melihat Nicholas memperhatikannya lekat, dan pandangannya tak lepas dari dua gundukan benda kenyal melekat di tubuhnya.

Di dalam hati Melody ada sedikit rasa senang saat melihat pandangan Nicholas berpusat pada dua benda kebangaaannya.

Melody pun semakin bersemangat untuk menggoda Nicholas, ia semakin mendekat, hingga jarak tubuh mereka hanya menyisakan satu inci saja.

"Kau terlihat sangat seksi jika berkeringat seperti ini," goda Melody, sedikit menjilat tubuh Nicholas dengan lidah kurang ajarnya.

"Sstt...!" desisan Nicholas terdengar begitu seksi. Semakin membuat Melody bersemangat menggoda Nicholas.

Kini tangan Melody yang bermain di dada bidang Nicholas. Mengusap dengan begitu pelan dan lembut.

Nicholas semakin berdesis, menahan gairah yang sudah keluar dari dalam dirinya. Tapi ia tetap berusaha menjaga kewarasannya.

Namun, siapa sangka Nona mudanya begitu lihai membangkitkan gairah seorang Nicholas. Hanya dengan usapan nakal dari jemari lentiknya.

"Nona hentikan!" perintah Nicholas. Tapi tidak di hiraukan oleh Melody.

Melody terus bermain di dada bidang Nicholas dengan menggunakan tangannya saja. Sambil menatap wajah tampannya.

"Nona, aku bilang berhenti! Sebelum aku berbuat sesuatu yang tidak kau suka!" peringat Nicholas lagi.

Melody hanya tersenyum puas melihat Nicholas bergairah karena dirinya. Dan tak sampai disitu saja Melody menjulurkan lidahnya bermain di dada bidang Nicholas, menyesap, menjilat ujung dada bidanh Nicholas.

"Ssstt...." desis Nicholas.

Nicholas yang sudah tidak tahan. Menarik Melody menjauh dari tempat itu, ia tidak ingin seseorang melihatnya sedang menikmati usapan nakal dari jemari lentik Nona nya.

Sesampainya si salah satu ruangan. Nicholas memejokaan Melody kesebuah dinding dekat pintu.

Lalu kemudian, Nicholas menciuam Melody, kasar. Penuh dominan, menuntut. Tangannya yang satu menurunkan tali bajunya. Memperlihatkan dua benda kenyal yang tidak di tutup penyangga.

Selanjutnya tangannya pun meremas salah satu benda kenyal itu. Dan memilin nipple pink milik Melody.

"Ah...!" suara desahan Melody terdengar jelas di kuping Nicholas. Saat jarinya besarnya mencubit gemas nipple pink Melody.

Nicholas semakin bersemangat, gairahnya semakin terbakar mendengar desahan Melody yang selalu keluar dari mulutnya.

Ciuman itupun turun ke bawah, berhenti di leher jenjang putih melody, menyesap, menjilat, mengigit. Sebelum bermain dengan dua benda kenyal itu.

Tak memerlukan waktu lama, lidah Nicholas terus menjalar sampai berada tepat di dua gundukan Melody.

Sebelum Nicholas menyesap dua gundukkan menggiurkan ia menatap wajah Melody yang sudah terselimuti gairah.

Setelah puas melihat wajah Melody. Baru Nicholas menjilat dua gundukan Melody secara bergantian.

Lidahnya pun menggelitik nipple pink Melody yang sudah berdiri, menegang. Menyesap, menjilat, berputar menggunkan daging tak bertulang.

Sementara tanganya menelusup ke bawah. Mengangkat baju tidur Melody hingga ke perutnya. Lantas tangannya meraba setiap inci bagian bawah tubuh Melody, sampai berhenti di antara kedua pahanya.

Tanganya ia masukan ke dalam kain yang menutupi aset berharga milik nona mudanya. Mencari sesuatu yang akan membawa Melody ke dalam surga kenikmatan.

Setelah menemukan benda kecil mirip kacang polong, jemari Nicholas bermain, memilin pelan. Terkadang menekan begitu kasar sehingga membuat Melody mengerang hebat.

"Ah... Sstt... Mmhh... Nick," desah Melody.

"Yes, Nona!" jawab Nicholas, masih dengan kegiatannya memilin benda kecil mirip kacang polong. Tanpa melihat wajah Melody yang berkeringat.

Nicholas melanjutkan kegiatannya. Kini tubuhnya berjongkok mensejajarkan tepat di pusat inti Melody.

Kaki Melody pun Nicholas taruh di atas pundaknya, agar mempermudah bermain di titik pusat kenikmatan milik Melody.

Kain satu- satunya penghalang pusat ke nikmatan Melody yang tidak Nicholas buka, di kesampingkan olehnya. Lalu ia pun memulai menjilat pusat inti Melody, pelan. Dengan lidahnya. Menyesap, mengelitik klitorisnya. Menari liar di lembah kenikmatan wanita yang sedang mengerang hebat.

Lidah Nicholas terus, menyesap, menjilati benda kecil seperti kacang polong, memutar lidahnya dengan begitu lihai. Terkadang lidannya sedikit ia masukan ke dalam lembah lembab milik Melody, secara bergantian, menyesap klitors Melody. Yang begitu nikmat di lidahnya.

Tangannya yang bebas meremas dua benda kenyal Melody, seirima dengan gerakan lidahnya di bawah sana. Begitu lihai. Sampai Melody tak kuasa ingin mengeluarkan sesuatu dari dalam tubuhnya.

"Ah... Abraham, aku sudah tidak kuat lagi," ucap Melody merasakan gelombang tinggi yang akan keluar dari dalam dirinya.

Lantas, Melody pun mengangkat sedikit bokongnya, bergoyang mengikuti jilatan dan jarin Abraham di pusat intinya. Hingga cairan itu pun keluar dari tubuh Melody.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Megacecung

Selebihnya

Buku serupa

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Romantis

5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku