Cinta sang tuan muda

Cinta sang tuan muda

Alika

5.0
Komentar
3.5K
Penayangan
27
Bab

Siapa yang tidak terkejut jika menemukan seorang bayi perempuan tepat di depan pintu rumah di pagi hari? Begitulah Joan, ia sangat syok mendapati bayi kecil itu hanya terbungkus selimut tipis di dalam sebuah kardus berukuran sedang dengan secarik kertas permohonan maaf. Apa Joan akan mengambil bayi itu untuk di asuh? Atau mungkin malah menitipkannya ke panti asuhan?

Bab 1 Bayi Asing

"Hoam ... Pagi ini indah sekali!? Anak siapa ini? Astaga ... Orang bodoh bagian mana yang meletakkan bayi sekecil ini di depan rumah orang lain?" Joan terkejut lalu berjongkok menatap bayi kecil itu, ia lalu kembali berdiri berjalan menuju gerbang rumahnya yang ternyata tak terkunci sembari melongo ke kanan kiri di jalan yang sepi itu. Rumah Joan memang terletak di depan jalan, jika siang cukup ramai kendaraan yang berlalu lalang.

Joan pun mengambil bayi itu dari sebuah kardus tipis yang hanya di lapisi selimut, tangan dan wajah bayi kecil memerah karena kedinginan.

"Orang tua mana yang berani membuangmu bayi kecil? Kau sangat imut ...," Joan terus memandang bayi itu, ia gemas sendiri melihat pipi chubby milik bayi berkulit putih itu.

Tangannya gatal ingin menoel-noel, namun ia tak berani karena takut bayi itu akan menangis. Tahu sendirikan kalau bayi menangis sangat susah untuk diam, tidak mungkin tangan kekar Joan membungkamnya, Bayi itu bisa mati kehabisan nafas.

ia memindahkan bayi itu ke atas sofa secara perlahan-lahan, lalu beralih mengambil handphonenya. Joan ingin menelpon Kiana, sahabat karibnya dari kecil. Bisa di bilang persahabatan mereka sangat awet karena tak ada yang terbawa perasaan, hanya rasa sayang sebagai seorang sahabat. katanya.

"Kiana! Coba tebak, apa yang baru saja kudapatkan di pagi yang cerah ini!" Joan berbisik di telepon karena takut suaranya membangunkan bayi itu.

"Joan! Suka sekali kamu gangguin aku, ini masih pagi! Lagi pula ini hari Minggu, aku masih tidur jam segini. gara-gara kamu aku harus bangun dari tidur ku yang nyenyak!" suara serak Kiana terdengar dari telepon, gadis itu baru saja terbangun sepertinya Dengan cara yang tidak baik-baik saja.

"Dengar dulu! Baru saja ada sebuah kardus tepat di depan pintu rumahku!" Joan dengan setiap penekanan pada kalimatnya, Ia begitu serius berbicara pada Kiana.

"Paketmu? Lalu untuk apa kau menelponku Joan Hendra Setiawan?" Kini Kiana sudah berteriak keras di akhir kalimatnya dengan nada ketus.

"Shutt ..., dengar dulu! Aku serius, ada sesuatu yang harus kau tahu," Joan semakin memelankan suaranya, lelaki tampan itu dengan perlahan duduk di sofa sembari memegangi tubuh bayi itu agar tidak terjatuh.

"Cepat jelaskan! Apa yang harus ku tahu di pagi yang cerah ini, hah?" Kiana semakin kesal. bagaimana tidak, kau sedang tertidur nyenyak. Lalu sahabat mu tiba-tiba menelpon terus menerus membuatmu harus terbangun dan mengangkat telepon itu, menyebalkan bukan?

"Aku baru saja menemukan kardus berisi bayi!" Joan masih dengan suaranya yang sangat pelan. Tangannya terasa keram karena terus menahan tubuh bayi itu.

"Bayi kucing? Kau ingin merawatnya? Rawatlah, jangan katakan kau menelponku untuk meminta persetujuan?" Kiana baru saja ingin menutup telepon, tapi kalimat yang dilontarkan Joan malah membuatnya mengurungkan niat itu.

"Bukan bayi kucing, tapi bayi MA-NU-SI-A!!" Joan dengan suara lantangnya.

Kiana bingung apa sahabatnya itu mengatakan hal yang benar atau hanya bercanda saja. Mereka sudah bersahabat lama, lelaki tampan itu selalu membuat lelucon keterlaluan yang sering kali membuat Kiana kesal.

"Kau bercanda, kan? Mana mungkin ada orang yang membuang bayi lewat kardus di depan pintu rumahmu! Aku sama sekali tak percaya dengan omong kosongmu itu," Kiana masih belum percaya kata-kata Joan di pagi itu.

"Kalau begitu datanglah, dia sangat imut dan lucu. Aku menunggumu, kita akan beri dia nama," tepat sebelum Joan menutup telepon terdengar tangisan bayi, membuat Kiana terlonjak dari tempat tidurnya Karena terkejut bukan main.

"Jadi beneran ada bayi!? Halo, Joan! Anak ini, apa dia tidak tau itu anak orang!?" Belum sempat Kiana berbicara, telepon Joan sudah benar-benar ia matikan. sepertinya lelaki tampan itu sedang panik karena bayi itu terbangun.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

My Doctor genius Wife

My Doctor genius Wife

Amoorra
4.8

Setelah menghabiskan malam dengan orang asing, Bella hamil. Dia tidak tahu siapa ayah dari anak itu hingga akhirnya dia melahirkan bayi dalam keadaan meninggal Di bawah intrik ibu dan saudara perempuannya, Bella dikirim ke rumah sakit jiwa. Lima tahun kemudian, adik perempuannya akan menikah dengan Tuan Muda dari keluarga terkenal dikota itu. Rumor yang beredar Pada hari dia lahir, dokter mendiagnosisnya bahwa dia tidak akan hidup lebih dari dua puluh tahun. Ibunya tidak tahan melihat Adiknya menikah dengan orang seperti itu dan memikirkan Bella, yang masih dikurung di rumah sakit jiwa. Dalam semalam, Bella dibawa keluar dari rumah sakit untuk menggantikan Shella dalam pernikahannya. Saat itu, skema melawannya hanya berhasil karena kombinasi faktor yang aneh, menyebabkan dia menderita. Dia akan kembali pada mereka semua! Semua orang mengira bahwa tindakannya berasal dari mentalitas pecundang dan penyakit mental yang dia derita, tetapi sedikit yang mereka tahu bahwa pernikahan ini akan menjadi pijakan yang kuat untuknya seperti Mars yang menabrak Bumi! Memanfaatkan keterampilannya yang brilian dalam bidang seni pengobatan, Bella Setiap orang yang menghinanya memakan kata-kata mereka sendiri. Dalam sekejap mata, identitasnya mengejutkan dunia saat masing-masing dari mereka terungkap. Ternyata dia cukup berharga untuk menyaingi suatu negara! "Jangan Berharap aku akan menceraikanmu" Axelthon merobek surat perjanjian yang diberikan Bella malam itu. "Tenang Suamiku, Aku masih menyimpan Salinan nya" Diterbitkan di platform lain juga dengan judul berbeda.

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku