Di tengah hiruk-pikuk kehidupan yang tak terduga, Ethan mendapati dirinya terjebak dalam sebuah situasi yang rumit dimana Ethan terpaksa menjadi bodyguard seorang gadis manja yang menyebalkan dan bossy yang bernama Adaline. Kepribadiannya yang dominan dan keras kepala membuat Ethan harus sabar menghadapinya setiap hari. Namun, yang lebih mengejutkan bagi Ethan adalah ketika atasannya, seorang tokoh misterius di balik organisasi tempatnya bekerja, menugaskannya untuk menikahi Adaline. Perintah ini seolah mengacaukan rencana hidupnya dan menambahkan beban baru yang berat. Bagaimana mungkin seorang pria seperti Ethan, yang terbiasa dengan kehidupan yang tertutup dan penuh rahasia, dapat menjalani pernikahan palsu dengan gadis yang sejak awal sulit dia toleransi? Saat Ethan dan Adaline mulai menjalani kehidupan bersama, mereka secara perlahan-lahan menemukan sisi-sisi baru satu sama lain. Di balik kepribadian manja dan tingkah laku bossy Adaline, ada kerentanan yang tersembunyi. Ethan, yang awalnya hanya ingin menyelesaikan tugasnya sebagai pengawal dan suami palsu, mulai merasakan getaran aneh di hatinya. Setiap tatapan, setiap tawa, dan setiap momen bersama Adaline membuatnya semakin sulit untuk menahan perasaannya. Namun, cinta mereka bukanlah hal yang mudah. Masa lalu gelap Ethan, yang selama ini dia sembunyikan dari semua orang, terus menghantuinya. Bagaimana dia bisa mengungkapkan cintanya kepada Adaline ketika dia sendiri belum berhasil melawan bayang-bayang masa lalunya? Pertempuran internal yang ia alami membuatnya ragu apakah dia berani mengambil risiko dan mengakui perasaannya kepada Adaline. Di antara konflik dan ketidakpastian, Ethan harus mengambil keputusan sulit. Apakah dia akan terus bersembunyi di balik perannya yang dingin dan diam, ataukah dia akan berani menghadapi masa lalunya dan menggenggam cinta yang semakin mendalam di hatinya? Kegelapan malam yang selama ini menjadi perlindungannya, kini harus dihadapinya untuk memberikan ruang bagi cahaya baru yang mungkin bisa menerangi jalan menuju cinta sejati.
"Bunuh saja aku. Tapi lepaskan putri ku, aku mohon pada kalian tuan-tuan!" mohon Ainsley White untuk terakhir kali nya. Dalam pikiran Ainsley White, kalau dia tidak bisa menyelamatkan dirinya paling tidak, dia bisa menyelamatkan putri nya.
"Moms! Kau ini bicara apa!!! Jangan pernah memohon pada penjahat seperti mereka! Mereka semua tidak lebih dari sampah!!!" Adaline menatap tajam pada kelima pria tersebut. Bahkan saking tajam nya, mengalahkan katana yang di gunakan samurai ternama di masa nya.
"Adaline kau ini bicara apa nak! kau masih muda! Hidup mu masih panjang! Kau harus tetap hidup nak! Kau jangan memancing amarah mereka!!!" ujar Ainsley White.
"Berani juga kau gadis siaalan!!" Bentak Pria itu pada Adaline.
"Benar! Berani juga dia! Bagaimana kalau sebelum kita bunuh, kita berSenang- Senang dulu dengan nya ! Biar ketika jadi arwah pun dia tidak bisa melupakan malam berdarah ini!!!" timpal yang lainnya- tertawa.
"Kau benar! Kalau aku lihat-lihat, tubuh nya boleh juga!" Si pria pun menyeringai di balik topeng yang ia kenakan.
"Cepat bawa dia ke sofa! Dan jangan kalian apa-apakan! Sebab aku lah yang akan menikmati nya terlebih dahulu!!" Pria itu kembali menyeringai.
"Aku mohon! Jangan sakiti putri ku! Aku mohon pada kalian!" Mohon Ainsley White pada pria yang sedang menikmati tangisan nya itu.
"Kalian boleh membunuh ku! Tapi aku mohon jangan sakiti putri ku! Biarkan dia pergi!!" Sekali lagi Ainsley White memohon pada si pria itu. Tapi Pria itu sama sekali tidak memperdulikan nya.
"Cepat bawa jalang itu! Karena aku ingin membunuh wanita tua ini!! Cepaaat!!" teriak nya pada pria yang lain nya.
Dua orang pria berjalan menuju ke arah Adaline. Mereka tertawa seolah hal itu sengaja mereka lakukan untuk mematahkan mental Adaline.
Begitu kedua pria itu mendekat, Adaline langsung mengeluarkan pistolnya dan mengarahkan pistol tersebut kepada salah satu pria yang datang menghampiri nya terlebih dahulu."Jatuhkan senjata kalian! Atau teman kalian akan ku tembak!" Ujar Adaline.
"Apa kau yakin kau bisa menggunakan senjata itu gadis kecil?" ejek pria yang lainnya, mengira Adaline tidak memilki kemampuan dalam menggunakan senjata.
Dari samping kepala si pria, Adaline membidik bahu kanan pria yang mengejek nya.
"DOR.....!" tanpa di sangka sebuah timah panas pun bersarang di tengah kepala dan langsung membuat pria itu roboh.
"Hah? Kena? Tapi mengapa mengenai tengah kepala nya? Bukan nya aku tadi membidik bahu nya?" Adaline jadi bingung sendiri. Bagaimana bisa tembakan nya mengenai tengah kepala pria itu, padahal jelas-jelas dia membidik bahu pria itu.
"Sialaaan!! Berani nya kau- DOR!" Sayang nya pria itu tidak bisa menyelesaikan kata- kata nya karena ia pun ikutan roboh sebab sebuah timah panas telah menembus kepala nya.
"Bagaimana ini mungkin?" Adaline semakin terheran. Sebab kali ini dia bahkan tidak menyentuh pelatuk pistiol nya.
"Pasti ada orang lain disini!!" Batin Adaline lalu melihat ke sekeliling.
Ketika Adaline kehilangan fokus nya, pria yang disandra oleh Adaline mengambil pistol yang Adaline pegang dan menembak Ainsley White yang merupakan target utama mereka sebanyak dua kali di dada, sebelum akhir nya dia pun roboh oleh sebuah peluru yang menembus kepala nya.
Teman-teman si pria itu langsung bubar mencari posisi yang aman karena tiba-tiba saja ada yang menyerang mereka. Namun tentu saja apa yang mereka lakukan percuma karena timah panas yang dating nya entah dari mana itu tiba-tiba saja sudah say hello pada kepala mereka.
Satu persatu tubuh para penjahat itu roboh tanpa tahu siapa yang telah menembakkan timah panas itu ke kepala para penjahat itu.
Adaline yang melihat hal itu langsung menghampiri sang ibu yang terlihat mulai kehilangan kesadaranya.
"Ayoo mom bertahan bu!!! Tuhan telah mengirim malaikat nya untuk datang membantu kita!!!" Seru Adaline, menutup setiap luka di tubuh ibu nya.
"Bu.. Aku mohon mom! Bertahan lah mom!!" Adaline yang panik tidak sadar malah menangis. Menangis karena tidak tahu apa yang harus di lakukan saat ini melihat ibu nya yang terus mengeluarkan darah.
"Aku harus memindahkan mu, mom!" Seru Adaline.
Adaline berniat untuk mengangkat tubuh sang ibu. Tapi tenaga nya tidak cukup kuat untuk melakukan semua itu.
"Adaline, stop it sayang! Stop it! Jangan buang-buang tenaga mu!" ucap Ainsley White terbata-bata menahan rasa sakit akibat tembakan yang dia dapatkan.
"Tolong mommy ku!! Aku mohon, tolong mommy ku!!!" Adaline berteriak ke segala arah, berharap orang yang menembak semua penjahat itu, muncul dan menolong ibu nya.
"Minggir lah!!" Perintah pria bertopeng pada Adaline.
"Nyonya White? Kau bisa mendengar ku?" Tanya pria itu pada Ainsley White yang masih memiliki sedikit kesadaran.
"Hmm... aku tidak apa-apa. Tolong bawa putri ku jauh-jauh dari sini." Jawab Ainsley White, menahan rasa sakit nya.
"Mom please!! Jangan bicara lagi!" Pinta Adaline dengan suara lirih pada sang ibu.
"Cepat bawa mommy ku ke rumah sakit!!" pinta nya panik pada pria itu..
"Kau siapa?" tanya Ainsley White pada pria itu.
Pria itu pun membuka topeng nya. "Ini aku nyonya White, Pengawal Mr. Sean." Jawab nya. Ternyata malaikat yang datang menolong mereka di saat genting adalah pengawal bayangan dari sahabat ibu nya Adaline, yang tadi ibu nya hubungi untuk meminta pertolongan.
"Syukurlah kau telah datang Ethan. Tolong kau selamatkan putri ku!" Pinta nya sambil menahan rasa sakit.
"Jangan bicara lagi nyonya White!" Larang nya dan langsung menggendong tubuh Ainsley White.
"Tolong tekan tombol ini tiga kali." Ethan meminta Adaline menekan tombol di jam tangan nya sebanyak tiga kali. Adaline pun menuruti apa yang Ethan katakan. Dan tidak lama kemudian..
"Tiiittt..tiiiitt.." Terdengar suara klakson mobil di depan rumah itu.
"Kau masuklah lebih dulu ke dalam mobil ku baru setelah itu aku akan memasukkan ibu mu." Perintah Ethan pada Adaline.
Adaline pun mengangguk. Dia masuk ke dalam mobil Ethan lalu duduk seperti yang diperintahkan oleh pria berparas Asia itu.
Setelah melihat Adaline duduk seperti apa yang diperintahkan nya, baru lah Ethan memasukan tubuh Ainsley White yang telah kehilangan kesadaran itu ke dalam mobil. Dan mereka pun bergegas ke rumah sakit. Sebuah rumah sakit milik sang Genious doctor.
***
Di tempat lain, Harry, pacar nya Adaline masih sibuk bersantai dengan selingkuhanya setelah melakukan olah raga tengah malam bersama.
"Harry!! Cepat lihat ini!" Seru Fla dan langsung memperlihatkan berita yang sedang heboh di sosial media. "Bukan kah ini adalah rumah nya Adaline?" Ujar Fla, yang akhirnya mampu membuat Harry yang tadi nya tidak ingin bergerak dari tidur nya, langsung mengambil posisi duduk begitu mendengar nama Adaline.
Dengan cepat Harry mengambil handphone yang Fla pegang.
"Shit!!" maki nya dan langsung mengambil kemeja dan Jennys nya, lalu buru-buru mengenakan kemeja dan Jennys nya. "Pantas tadi dia menelpon ku! Ternyata dia membutuhkan pertolongan ku!!" Gerutu Harry langsung bergegas pergi setelah selesai berpakaian.
Harry sangat menyesal telah mengabaikan telpon dari Adaline. Andaikan Harry tahu Adaline menelpon nya karena nyawa Adaline sedang terancam, Harry pasti akan segera mengangkat telpon itu.
Walaupun Harry selingkuh dengan sahabat Adaline, tapi di dalam hati Harry hanya ada nama Adaline seorang.
"Kau mau kemana Harry?" Tanya Fla yang sebenarnya sudah bisa menebak kemana Harry akan pergi.
"Tentu saja kerumah Adaline. Aku harus melihat keadaannya. Aku harus tahu kondisinya." Harry cepat-cepat mengambil kunci mobil dan handphone milik nya. Lalu bersiap pergi dari apartemennya Fla.
"Tapi dia Adaline tidak ada di rumah nya. Mungkin dia di rumah sakit? Atau kantor polisi...?." Sebut Fla dengan perasaan tidak tentu arah.
Disatu sisi, dia merasa kasihan pada Adaline yang baru saja mendapatkan musibah sebesar ini. Tapi disisi lain, ia merasa tidak Senang melihat Harry yang terlihat sangat peduli dengan keadaan Adaline.
Sebuah perasaan cemburu menyeruak dari dalam diri Fla. Tapi demi persahabatannya dengan Adaline, Fla tetap mengatakan pada Harry di mana kemungkinan Adaline berada sekarang. Walaupun sebenarnya Fla sangat lah membenci Adaline, karena sikap sok bossy dan angkuh sahabat nya itu.
***
Ethan menarik nafas dalam-dalam dan membuang wajah ke arah lain. Melihat Adaline yang sedang memohon pada Tuhan di depan pintu ruangan operasi nyonya White hanya membuat Ethan teringat akan apa yang terjadi di masa lalu. Sebuah ingatan yang seharus nya tidak pernah muncul lagi di dalam pikiran Ethan.
"Adaline??!!!" teriak Harry yang memecah keheningan di tempat itu.
Ya, Harry akhir nya sampai ke rumah sakit setelah mencari seperti orang gila ke setiap rumah sakit dan kantor polisi di kota itu.
"Adaline???" Panggil Harry lagi pada Adaline yang terlihat sedang fokus berdoa di depan pintu ruangan operasi ibu Adaline. Dan..
PLAAAAAAK..
Sebuah tamparan mendarat di wajah tampan Harry dan disertai oleh sebuah kalimat umpatan tanpa suara yang keluar dari mulut Adaline.
"Pergi kau dari sini Brengsek!" Umpat nya dengan suara tertahan dan penuh emosi.
"Adaline please! Aku tahu aku salah! Tapi please Adaline! Please! Aku sungguh tidak tahu kalau kau dan ibu mu dalam bahaya! Aku sedang lembur di perusahaan ku!! Kalau aku tahu, aku pasti akan membawa orang-orang ku untuk menyelamatkan mu dan ibu! Aku mohon Adaline, maafkan aku! Aku sungguh tidak bermaksud seperti itu." Mohon Harry lagi dan lagi..
Tangan Adaline bergetar hebat! Rasa nya dia ingin melayangkan tamparan nya satu lagi saat mendengar kata- kata munafik yang keluar dari mulut Harry.
"Sejelas itu bekas cupangan di leher mu dan kau masih mengatakan kalau kau lembur Harry??? Karena semua hal ini lah maka nya kau tidak dapat mengangkat telpon ku! Entah dengan pelacur mana kau sedang having Sex saat para pembunuh itu masuk ke rumah ku dan menyerang aku dan mommy ku! Aku jijik pada mu Harry! Aku jijik!!" Amarah Adaline yang tadi nya tidak tahu akan dia tujukan pada siapa akhir terlepas sempurna pada Harry, yang hanya bisa tertegun mendengar makian yang Adaline arah kan pada nya.
Namun saat ini Harry mencoba untuk mengerti dengan semua amarah yang Adaline alamat kan pada nya saat ini.
Harry paham kalau saat ini Adaline sedang tertekan. Rumah nya dimasuki penjahat bahkan sampai mengakibatkan ibu Adaline kritis. Di tambah pula Harry yang sudah ketahuan berbohong. Jadi wajar kalau Adaline meluapkan semua rasa kesal nya pada Harry.
"Aku tidak ingin melihat kau lagi Harry! Cepat pergi dari sini! Cepat pergi dari sini! Aku benci kau Harry!! Aku benci pada kau!!!!" Bentak Adaline.
"Cepat usir dia!!!!" Perintah Adaline pada Ethan yang sedang duduk- sibuk menelpon seseorang.
"Cepaat usir dia!" Teriak nya lagi sebab Ethan tidak merespon sama sekali tadi.
"Hei! Cepat usir dia!!" Adaline sampai harus berdiri tepat di depan Ethan agar Ethan menyadari apa yang Adaline perintahkan.
"Aku?" Tunjuk Ethan ke batang hidungnya.
"Tentu saja kau! Bukan kah kau diutus untuk membantu kami! Mengapa kau malah asik dengan handphone mu!" Bentak Adaline membuat Ethan terbengong.
Seumur hidup Ethan, Adaline adalah wanita kedua yang berani membentak nya setelah ibu nya, serta orang kedua di dunia ini setelah ayah nya yang berani membentak nya.
"Woww..oke!" Jawab Ethan, berusaha menahan rasa jengkelnya. Bagaimana dia tidak jengkel, dia baru saja menyelamatkan gadis ini tapi jangan kan berterima kasih pada nya, gadis ini secara ajaib malah memerintah nya seenak dengkul nya.
"Pergilah dan jangan muncul lagi! Bukan kah dia sudah mengusir mu barusan!" Perintah Ethan tanpa ekspresi pada Harry.
"Kau siapa? Apa hak mu mengusir ku? Aku ini pacar nya Adaline!" Balas Harry sengak membuat Ethan muak.
"Tidak perlu bertanya siapa diri ku! Kalau kau ingin nyawa mu selamat dan masih bernafas hingga besok pagi, segera pergi lah!" Ancamnya sambil menyibak jas hitam nya sehingga sebuah pistol terlihat di sana.
"Apa kau seorang polisi?" Tanya Harry ingin memastikan Adaline baik-baik saja jika dia pergi.
"Aku lebih dari itu!" Ucap Ethan kesal. "Dia dan pacar nya sama-sama membuat ku kesal!!" Gumam Ethan dalam hati.
"Baiklah kalau begitu! Aku titipkan pacar ku pada mu!" Ujar Harry dan dengan sok akrab nya menepuk bahu Ethan.
Ethan langsung mendengus kesal tapi disaat bersamaan rasa nya Ethan juga ingin tertawa." Apa? menitipkan pacar nya? Apa dia kira aku buka Paud untuk penitipan pacar?" ujar Ethan dalam hati sambil membersihkan bekas tangan Harry di jas nya.
"Jangan sok akrab dengan ku." Ketus Ethan, lalu kembali duduk di tempat nya tadi. Saat dia melewati Adaline, Ethan hanya bisa geleng-geleng kepala saja.
"Aku akan menemui mu lagi besok baby! Untuk malam ini, aku ikuti keinginan mu! Aku akan pergi. Tenangkan hati mu! Dan bersabar lah! Aku yakin- "cerocos Harry mendadak berhenti, karena Adaline langsung mengangkat tangannya tepat di depan wajah Harry lalu berkata,
"Tidak bisa kah kau berhenti bicara Harry? Kau membuat kepala ku rasa nya mau pecah!!" Sembur Adaline yang memang kepala nya sangat pusing saat ini.
"Baiklah." Ucap Harry dan berlalu pergi meninggalkan Adaline dan pria yang tidak dia kenal itu.
"Sebaiknya kita juga pulang." Sebut Ethan setelah memasukan handphone ke dalam saku dalam jas nya.
"Pulang? Rumah ku sedang di periksa polisi dan banyak mayat berserakan di sana, dan kau menyuruh ku pulang? Yang benar saja." Tukas Adaline penuh kekesalan.
Sebenarnya Adaline tidak berniat nge-gas pada Ethan, toh pria ini sudah menolong nya dan juga ibu nya. Tapi ajakan Ethan untuk pulang ke rumah sungguh membuat Adaline kesal.
Pertama, ibu Adalie sedang terbaring koma, ya masak dia enak tidur di kamar. Kedua, Adaline tidak akan pernah ingin kembali ke rumah berdarah itu lagi! Tidak akan!
"Kita akan pulang ke rumah ku! Dan soal ibu mu jangan khawatir, anak buah ku akan berjaga disini! Dan mereka jauh lebih berguna dari pada diri mu, yang membidik bahu selebar itu saja tidak kena." Ujar Ethan, yang kali ini tidak hanya mengandung ajakan untuk pulang, tapi juga cemoohan yang dia arahkan pada Adaline.
Adaline tidak bisa membalas kata-kata Ethan. Dia hanya bisa menatap tidak suka pada Ethan sambil pasang muka mode standar nya yaitu muka songong khas anak orang kaya.
Bab 1 MALAM BERDARAH
10/10/2023
Bab 2 MENDADAK MENJADI BABY SITTER
10/10/2023
Bab 3 KESABARAN SETIPIS TALI BEHA
10/10/2023
Bab 4 TERUSLAH UJI KESABARAN KU, NONA!
10/10/2023
Bab 5 KESUCIAN MATA ETHAN TERNODAI
10/10/2023
Bab 6 MERASA LALAI
10/10/2023
Bab 7 TERNYATA DIA
10/10/2023
Bab 8 JEBAKAN SI KUCING NAKAL
10/10/2023
Bab 9 KAU SANGAT MENCURIGAKAN
10/10/2023
Bab 10 BENAR-BENAR GADIS YANG LICIK
10/10/2023
Bab 11 JEBAKAN DI GADIS NAKAL
10/10/2023
Bab 12 KAU BENAR-BENAR LICIK, ADALINE!
10/10/2023
Bab 13 SIAL! KENAPA SI OTONG MALAH MERESPON!
10/10/2023
Bab 14 MR. SEAN! TEGANYA KAU PADA KU!
10/10/2023
Bab 15 BERUBAH KARENA TELAH SAH
10/10/2023
Bab 16 TENANG ADA AKU
10/10/2023
Bab 17 DEMI SANG NONA MUDA NAKAL!
10/10/2023
Bab 18 KETEGANGAN DI RUANG RAPAT
10/10/2023
Bab 19 SURPRISE
10/10/2023
Bab 20 BOOOOOOooMMmm...!!!
10/10/2023
Bab 21 Bagaimana Apa masih sakit, sayang
27/10/2023
Bab 22 (21+) CIUMAN PASANGAN MALU- MALU
27/10/2023
Bab 23 Si Kulkas 12 Pintu Salting
27/10/2023
Bab 24 BELAJAR DARI DVD PORNO
27/10/2023
Bab 25 Aku akan melindungi mu dengan nyawa ku Adaline!
27/10/2023
Bab 26 (21+) BELALAI GAJAH
27/10/2023
Bab 27 Kau Ingin Tukar Majikan Jarvis
27/10/2023
Bab 28 Mafia Narkoba
27/10/2023
Bab 29 Keisengan Ethan
27/10/2023
Bab 30 (21+) BELAH DUREN
27/10/2023
Bab 31 (21+) Panas
27/10/2023
Bab 32 (21+) AKHIR NYA BENAR- BENAR SUDAH MENJADI MILIK MU
27/10/2023
Bab 33 (21+) Bercinta atau Bercinta
27/10/2023
Bab 34 (21+) Desahan di Kolam Cinta
27/10/2023
Bab 35 Perjodohan Erlan
27/10/2023
Bab 36 Nasi Goreng Cinta
27/10/2023
Bab 37 SEMAKIN CINTA
27/10/2023
Bab 38 MENYAMAR
27/10/2023
Bab 39 Mr.Sean
27/10/2023
Bab 40 PERTEMUAN ETHAN DAN AMBER
27/10/2023