/0/30351/coverorgin.jpg?v=1a70ca6c85bd2d369dece791687b8226&imageMogr2/format/webp)
"Aku tak pernah menyangka ... ternyata jodohku seorang bocah remaja yang baru lulus SMA. Memang sih selain kekurangan umur yang masih ijo royo-royo itu, dia memiliki banyak kelebihan dari segi penampilan, kepribadian hangat, dan ... sangat PERKASA. Apa kalian penasaran dengan kisah cinta kami yang unik dan bergelora. Semangat membaca yaa!"
***
"Mbak Camelia, pembayaran kue ulang tahun sudah saya transfer ke rekening ya. Saya pamit dulu!" ujar salah satu klien pelanggan tetap Rosemary and Honey Pattiserie di teras depan rumah seorang wanita cantik berambut panjang.
"Oya, Bu Dyah. Terima kasih dan hati-hati di jalan!" sahut sang pemilik bisnis kue rumahan itu dengan ramah lalu melambai saat klakson mobil berbunyi sebelum kendaraan itu melaju meninggalkan halaman depan sebuah pekarangan asri.
Danny Sasmita, anak tetangga sebelah rumah wanita tersebut memperhatikan dari kejauhan sambil sok sibuk mencuci sepeda motor Ninja miliknya. Matanya terus curi-curi pandang ke arah Camelia yang duduk bersantai di sofa teras depan sambil menikmati secangkir teh hijau dan membaca novel.
'Si tante tuh bohay bingits deh, coba dia seumuran pasti udah gue pedekate habis-habisan. Apalah gue ini yang masih ABG di mata dia, huhh!' batin Danny meratapi nasibnya.
Semenjak beberapa bulan tinggal di sebelah rumah keluarganya, memang Danny penasaran status wanita bernama Camelia itu. Single, tanpa anak maupun suami padahal wanita itu sudah cukup umur untuk berkeluarga dan sangat cantik. Namun, mamanya yang berteman dekat dengan Tante Camelia juga tidak pernah berani menanyakan status wanita tersebut. Alasannya nanti disangka kepo dengan privasi orang.
Danny harus kecewa karena pemandangan bening di Minggu sorenya harus berakhir. Si Tante masuk ke dalam rumah. Namun, aroma kue yang lezat sontak menguar dari rumah tetangga cantiknya. Lima menit berlalu dan pemuda itu masih berdiri di tempatnya hingga ...
"Mas Danny!" panggilan itu membuyarkan lamunannya.
"Ehh ... ada apa, Tante?" sahut Danny mendadak salah tingkah didekati wanita pujaan hatinya.
Camelia yang membawa sebuah kotak putih beraroma sedap itu pun berkata, "Ini lho, aku bikin Kue Mandarin Kenari Almond. Nitip ya buat mama kamu, nggak usah bayar, gratis!"
"Wah, jadi ngerepotin nih, Tante!" jawab Danny dengan senyuman lebar. Dia menerima kotak putih itu dan sengaja menatap lekat-lekat wajah Camelia. Kapan lagi bisa sedekat ini?
"Oke, Tante balik ke rumah ya. Salam buat mama kamu!" pamit Camelia lalu berjalan kembali ke rumah sebelah.
'Yaah ... bentar bingits nyamperin gue. Asli deh, diliat dari deket tuh wajahnya si tante glowing dan belum keriput. Berapa sih umurnya? Apa nekad gue gebet aja dia ya?' Batin Danny seolah sedang berperang sambil berdiri di depan garasi sendirian.
Tiba-tiba mama Danny muncul di teras dan berdecak. "Ckk ... ni bocah, udah mau maghrib malah ngelamun aje. Awas kesambet!" Nyonya Rina Sasmita pun menghampiri putranya lalu menepuk bahu Danny. "Woii ... ngapain kayak patung kamu, Dan!" serunya mengagetkan pemuda itu.
"Eh ohh ... Mama bikin jantungan aja! Nih dapet kue dari Tante Camelia, katanya kue kesukaan Mama, gratis!" ujar Danny seraya menyerahkan kotak kardus berukuran sedang itu ke tangan mamanya.
"Wah, baik banget! Ya udah Mama bawa masuk deh, kamu mau cicipin juga nggak, Dan?" seru Nyonya Rina sembari melangkah masuk ke rumahnya.
"So pasti mau dong, Ma!" sahut Danny seraya mengekori Nyonya Rina lalu duduk menghadap meja makan untuk menunggu kue buatan Tante Camelia dipotong oleh sang mama. Dia mencoba satu gigitan dan auto goyang lidah. "Enaknya pecaah bingits deh ya, Mam!" pujinya.
"Yoii ... Mama senang dia jadi tetangga kita. Orangnya baik dan nyenengin!" sahut mama Danny sambil menikmati kue buatan tetangga favoritnya itu.
Posisi kamar Danny di lantai satu menghadap ke bagian dapur rumah Camelia dan juga di lantai atasnya kamar tidur wanita itu. Dia sering mengintip aktivitas pribadi Camelia dengan teropong canggih yang dia beli ketika masih SMP dulu.
"Wow, si cantik habis mandi malam nih. Duh ... jadi pengin nemenin bobo bareng deh, pasti wangi bingits!" gumam Danny sambil tersenyum miring. Sosok yang sedang dia intip melalui lensa jarak jauh itu tak sadar sama sekali sedang diperhatikan oleh seorang pemuda.
/0/29987/coverorgin.jpg?v=ae31e45a1e39dad40e590c256c3a2bf9&imageMogr2/format/webp)
/0/2040/coverorgin.jpg?v=91ddba121b26776e5efd21101fac2bd7&imageMogr2/format/webp)
/0/11045/coverorgin.jpg?v=20c26a39a6fcfbd103538f6351776873&imageMogr2/format/webp)
/0/16907/coverorgin.jpg?v=da3dacb93d79bd4c09ffff2980e158aa&imageMogr2/format/webp)
/0/30184/coverorgin.jpg?v=e3944fa4123d4d529887e2785b3090db&imageMogr2/format/webp)
/0/18078/coverorgin.jpg?v=c73c200f4bd31d1748b9d5a57689836a&imageMogr2/format/webp)
/0/12522/coverorgin.jpg?v=846c89b9438cc63e947e5f998533378d&imageMogr2/format/webp)
/0/2764/coverorgin.jpg?v=474067d34d95bbc032d7c97fbcb40872&imageMogr2/format/webp)
/0/12634/coverorgin.jpg?v=5cc210e46ea5ee389a0a2e1911a32a2e&imageMogr2/format/webp)
/0/28289/coverorgin.jpg?v=539f97066119b84d8a921da1495fd565&imageMogr2/format/webp)
/0/14910/coverorgin.jpg?v=6464e001c2234a6bcb30acfa204a7d8c&imageMogr2/format/webp)
/0/20773/coverorgin.jpg?v=23f9196c9282d589bf7de1e15c05a179&imageMogr2/format/webp)
/0/24301/coverorgin.jpg?v=83c044c02a28680cf7631527aaf52f79&imageMogr2/format/webp)
/0/13081/coverorgin.jpg?v=3f97381ea849adbd88e6891fbe8f6e9d&imageMogr2/format/webp)
/0/26476/coverorgin.jpg?v=0c2ae0be9b08664277b4766abce9db44&imageMogr2/format/webp)
/0/16774/coverorgin.jpg?v=f1527cc3c9d1b0c248a28f4452316e5b&imageMogr2/format/webp)
/0/3096/coverorgin.jpg?v=4d0ca931f28d578ae8dd5f8984db5f7f&imageMogr2/format/webp)
/0/14711/coverorgin.jpg?v=f70b58cfb03de8c029aaba1385c47d56&imageMogr2/format/webp)