HASRAT MEMBARA CEO PERKASA

HASRAT MEMBARA CEO PERKASA

ZEMIRA_FORTUNATUS

5.0
Komentar
Penayangan
30
Bab

Bacaan dewasa 21 tahun ke atas. Kisah ini adalah sekuel dari novelku yang berjudul, Cintaku Bersemi di Masa Remaja. Perjalanan cinta salah satu personil Geng ARJOFA bernama, Joseph Mikuel dan kekasih hatinya, Mary Violet. Joseph, seorang CEO dari sebuah perusahaan ternama di Jakarta, JM Corp. Tak pernah menyangka jika Mary, kekasihnya saat SMA yang selama ini dicari-cari olehnya, karena pergi meninggalkannya tanpa ada kata putus, malah sedang melamar di perusahaannya sebagai sekretaris pribadinya. Dengan kekuasaannya, Joseph pun meloloskan Mary sebagai satu-satunya kandidat yang melamar sebagai sekretaris pribadinya. Mary pun sangat kaget saat mengetahui jika bosnya adalah Joseph, kekasihnya saat remaja dulu. Mungkin Mary masih menyimpan perasaan kepada Joseph? "Ataukah ada pria lain di hatinya? "Bagaimana caranya cinta lama mereka yang belum kelar, dapat bersemi kembali? Penasaran? Yuk ikuti kisahnya! Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014.

Bab 1 Kedatangan Mary

Pagi yang sungguh cerah di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Terminal kedatangan Internasional Bandara Soekarno-Hatta terlihat ramai oleh para pelancong yang baru saja tiba di Jakarta. Di tengah keramaian tersebut, seorang gadis muda bernama Mary Violet berjalan dengan langkah anggun, membawa koper besar berwarna merah marun. Rambut panjangnya yang tergerai rapi dan senyum di wajahnya membuat banyak mata memandang.

Di dekat pintu keluar, pasangan suami istri, Tuan Desmond dan Nyonya Intan, berdiri dengan penuh antusias. Mata keduanya berbinar-binar saat melihat putri semata wayang mereka, Mary, yang baru saja menyelesaikan pendidikannya di salah satu universitas ternama di London.

"Mary! Sayang!" seru Nyonya Intan, melambaikan tangan dengan penuh semangat.

Mary mendongak dan langsung mengenali orang tuanya. Wajahnya cerah saat berlari kecil menghampiri mereka.

"Mami! Papi!" serunya sambil membuka tangan lebar-lebar.

Keluarga itu berpelukan erat, mengabaikan keramaian di sekitar mereka. Ada rasa haru dan kebahagiaan yang terpancar dari masing-masing wajah mereka.

"Selamat datang di Jakarta, Mary," ucap Tuan Desmond dengan nada hangat.

"Papi sangat bangga padamu."

"Terima kasih, Pi. Aku juga kangen banget sama kalian," jawab Mary dengan senyum tulus.

"Mami, apa kabar? Kok tambah cantik saja, sih?" celetuk Mary menggoda perempuan yang telah melahirkannya itu.

"Mami baik-baik saja, dong! Tentu saja Mami semakin cantik, kan telah dicintai secara ugal-ugalan oleh Papimu," jawab Nyonya Intan sambil memandang penuh cinta ke arah suaminya.

"Idih, Papi dan Mami selalu so sweet, deh!" sergah Mary sambil merangkul kedua orang tuanya.

"Papi Desmond dan Mami Intan gitu, lho!" sahut sang ayah.

"Ha-ha-ha!" Ketiganya pun tertawa bahagia.

Setelah melewati momen penuh kehangatan, Tuan Desmond melirik jam tangannya.

"Bagaimana kalau kita makan siang dulu? Papi sudah pesan tempat di salah satu restoran yang ada dekat sini. Kita bisa ngobrol santai sambil makan."

"Setuju, Pi!" sahut Mary sambil menggandeng lengan ayah dan ibunya.

Sangat kelihatan jika gadis itu sungguh merindukan kedua orang tuanya. Sifat manja Mary juga tidak pernah berubah, penuh kasih sayang kepada ayah dan ibunya.

Sambil berjalan, ketiganya terlihat bercengkrama penuh canda dan tawa saling melepas rindu satu sama lain. Tak berapa lama setelah itu mereka pun sampai di restoran pilihan Tuan Desmond.

Keluarga kecil itu memilih tempat duduk di dekat jendela yang menghadap ke landasan pacu. Pesawat-pesawat yang lepas landas dan mendarat menjadi pemandangan dan latar yang sungguh menarik hati.

"Jadi, bagaimana perjalanan panjangmu, Sayang?" tanya Nyonya Intan setelah pelayan mengantar menu ke meja mereka.

"Perjalanannya cukup nyaman, Mi," jawab Mary sambil minum air mineral untuk melepaskan dahaganya.

"Tapi aku mulai merasa sedikit jet lag karena perbedaan waktu."

"Itu wajar, Mary. Istirahat yang cukup nanti malam, ya," ujar Nyonya Intan dengan nada lembut.

"Iya, Mami. Pasti," tutur Mary sambil tersenyum.

Setelah memesan makanan, suasana menjadi lebih santai. Tuan Desmond memulai percakapan yang sudah lama dipikirkan olehnya.

"Mary, sekarang kamu sudah kembali ke Jakarta, apa rencanamu selanjutnya, Sayang?" tanyanya serius sambil menatap putrinya.

Mary meletakkan sendok garpunya dan menatap ayahnya dalam-dalam.

"Aku ingin mencari pengalaman kerja di perusahaan lain dulu, Pi. Aku merasa itu akan memberikan pelajaran berharga sebelum aku membantu Papi dan Mami di perusahaan keluarga."

Ekspresi Tuan Desmond berubah saat mendengar keinginan putri kesayangannya. Alisnya mengerut tipis, menunjukkan ketidaksenangannya.

"Tapi, Mary, kenapa harus bekerja di tempat lain? Perusahaan kita sudah menunggumu. Papi bisa memberikan posisi yang bagus untukmu. Kamu tidak perlu repot-repot mencari pekerjaan di luar sana."

Mary menghela napas. Gadis itu sudah menduga reaksi seperti ini dari ayahnya.

"Aku mengerti, Pi. Tapi aku ingin belajar mandiri dan menghadapi tantangan di luar lingkungan yang akan menawarkan rasa nyaman bagiku. Aku yakin itu akan membuatku lebih siap ketika nanti bergabung di perusahaan keluarga."

"Mary benar, Darling," sela Nyonya Intan dengan nada lembut namun tegas.

"Biarkan dia mencoba. Pengalaman di luar sana. Mungkin saja hal itu bisa menjadi modal penting untuk masa depannya."

"Tapi Intan Sayang, aku tidak ingin putri kita merasakan kesulitan atau bahkan gagal di tempat lain," balas Tuan Desmond, matanya beralih dari istrinya ke putrinya.

"Papi hanya ingin yang terbaik untukmu, Mary," serunya tegas.

Mary tersenyum lembut lembut, mencoba menenangkan ayahnya.

"Aku tahu, Pi. Tapi aku sudah dewasa, dan aku ingin membuktikan jika aku bisa berdiri sendiri. Bukankah itu juga sesuatu yang baik untuk masa depan ku?"

Tuan Desmond terdiam sejenak, dan mulai berpikir keras. Dia tahu jika putrinya memiliki tekad yang kuat, dan istrinya juga mendukung keputusan tersebut.

"Baiklah," ujar Tuan Desmond akhirnya, meski dengan nada enggan.

"Papi akan setuju dengan keinginanmu tapi dengan satu syarat. Jika kamu merasa kesulitan atau tidak cocok di perusahaan tempat kamu bekerja nanti, kamu harus berhenti dan langsung bergabung di perusahaan keluarga."

Mary mengangguk penuh keyakinan.

"Deal, Pi. Aku janji akan melakukan segalanya dengan sebaik mungkin."

Nyonya Intan tersenyum lega melihat suaminya akhirnya mengalah.

"Bagus sekali, Darling. Aku yakin Mary bisa melakukannya."

Setelah pembicaraan serius itu, suasana di meja makan menjadi lebih ringan. Makanan yang dipesan pun mulai diantar, dan aroma lezat memenuhi meja mereka.

"Ngomong-ngomong, Mary," ucap Nyonya Intan sambil memotong steaknya.

"Kamu akan tinggal di mana selama bekerja di Jakarta? Di rumah kita atau mau cari tempat baru?"

"Aku pikir aku akan tinggal di apartemen dulu, Mi," jawab Mary.

"Lebih praktis dan dekat dengan banyak tempat. Tapi aku akan menginap di rumah kita setiap akhir minggu," sahutnya lagi.

"Itu ide bagus," sahut Tuan Desmond sambil menyeruput jus jeruknya.

"Tapi jangan lupa, Papi bisa membantumu jika kamu butuh sesuatu."

Mary tersenyum hangat. "Terima kasih, Pi. Aku tahu aku selalu bisa mengandalkan Papi dan Mami."

Mereka bertiga pun melanjutkan makan dengan obrolan santai tentang kehidupan Mary di London, teman-temannya, dan rencana masa depannya. Meskipun ada sedikit perbedaan pendapat, cinta dan dukungan keluarga tetap menjadi prioritas utama.

Setelah selesai makan, Tuan Desmond membayar tagihan dan mereka bertiga meninggalkan restoran dengan perasaan yang lebih tenang. Mary merasa lega karena akhirnya ayahnya memberikan izin, meskipun dengan syarat. Sementara itu, Tuan Desmond mulai menyadari jika putrinya memang sudah dewasa dan memiliki kemampuan untuk mengambil keputusan sendiri.

"Selamat datang di Jakarta, Mary," ucap Tuan Desmond lagi saat mereka berjalan menuju mobil yang akan membawa mereka pulang.

"Papi dan Mami akan selalu di sini untukmu."

Mary menggenggam tangan ayah dan ibunya dengan penuh kasih.

"Terima kasih, Pi, Mi. Aku akan melakukan yang terbaik."

Keluarga kecil itu pun memasuki mobil dengan hati yang penuh cinta dan harapan baru untuk masa depan.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh ZEMIRA_FORTUNATUS

Selebihnya
OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU

OH MY EDWARD : ATASANKU GEBETANKU

Romantis

5.0

Edward Kenneth seorang pria tampan berusia dua puluh delapan tahun. Saat ini sedang menjabat sebagai CEO di perusahaan milik keluarganya. Dalam hal berkarier Edward tak ada duanya. Perusahaannya selalu saja unggul dibandingkan dengan yang lainnya. Namun kesuksesannya dalam dunia bisnis, tidak serta merta membawanya selalu beruntung dalam urusan percintaan. Bahkan pemuda itu sering sekali mengalami kegagalan saat menjalin hubungan serius dengan lawan jenisnya. Semua hal buruk yang terjadi kepadanya di masa lalu karena para wanita, membuat Edward menjadi trauma dan tidak ingin mengenal wanita lagi. Menyadari akan hal itu, sang kakek lalu menyewa seorang gadis bernama Zuri Agnesa untuk membuat sang cucu jatuh cinta kepadanya. Zuri tak kuasa melawan keinginan Opa Bram yang memberinya tugas berat ini. Kakek tua itu telah melunasi semua utang-utang keluarganya. Mau tidak mau Edward harus menerima kehadiran Zuri di dalam hidupnya, yang datang secara tiba-tiba. Mereka pun menikah namun dengan satu perjanjian pernikahan yang hanya mereka berdua yang tahu. Mampukah Zuri meluluhkan hati Edward sesuai dengan misi rahasia dari Opa Bram? Ataukah Edward malah jatuh cinta lebih dulu kepada gadis itu? Ataukah keduanya saling mencintai secara diam-diam? Bagaimana dengan perjanjian pernikahan mereka? Apakah yang terjadi jika Edward juga mengetahui jika Zuri ternyata suruhan dari kakeknya? Penasaran kelanjutannya? Plagiarisme melanggar undang-undang hak cipta nomor 28 tahun 2014.

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku