Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Suami kontrak Nona Arogan

Suami kontrak Nona Arogan

adriana fii

5.0
Komentar
12
Penayangan
1
Bab

"Berapa harga yang harus saya bayar untuk pernikahan kontrak ini?" tanya seorang wanita duduk dikursi kebesarannya dengan wajah datar dan terlihat Arogan. Azeline Zie, wanita angkuh dan juga Arogan berusia 30 tahun mendapatkan tekanan dari keluarganya untuk segera menikah dan mendapatkan penerus keluarga. Tekanan demi tekanan yang terus keluarganya berikan membuat Azaline muak dan memutuskan untuk mencari suami kontrak hanya demi bisa mendapatkan seorang pewaris. Bagaimana kelanjutan cerita seorang Azaline dalam mencari suami kontrak untuk dirinya?

Bab 1 Episode 1 (sebuah tawaran)

"Berapa uang yang harus saya bayarkan untuk pernikahan kontrak ini?" Dengan wajah angkuh dan Arogan, seorang wanita menyodorkan sebuah cek pembayaran beserta surat perjanjian pada seorang pria yang ia pilih untuk menjadi suami kontraknya.

Wanita berusia 32 tahun namun masih terlihat cantik itu membutuhkan benih seseorang agar dirinya memiliki keturunan untuk meneruskan bisnis turun temurun dari keluarganya.

Pria tampan yang ada dihadapan wanita cantik bernama Azelin menatapnya datar. Tujuan pertama kali dirinya masuk ke perusahaan ini untuk melamar pekerjaan. Tapi, siapa sangka jika sang Presdir menginginkannya untuk menjadi suami kontak hanya karena menginginkan sebuah keturunan.

"Maaf Nona, tapi saya tak berminat untuk menjadi suami anda." tolak Regar begitu saja dengan tawaran yang Azelin tawarkan.

Wanita angkuh dan Arogan dihadapan Regar tentu saja tersinggung dengan penolakan Regar. Banyak pria yang menginginkannya untuk dijadikan istri. Tapi, pria yang ada didepannya ini justru menolaknya mentah-mentah?

"Kau menolakku? Apa aku tak salah dengar?" tanya Azelin dengan senyum mencemooh.

Dirinya cantik, mandiri, tangguh, dan tentu saja hebat dalam segala hal. Tapi, Regar berani menolaknya?

Regan adalah Pria kelam, dingin, santai, dan tentu saja tampan.

Jika saja Azeline tak memiliki trauma dengan seorang pria, mungkin saja Azeline akan menyukai Regar saat ini juga.

"Maaf Nona, tapi saya tak ingin menikah dengan anda. Saya memiliki kekasih."

"Kau masih boleh berhubungan dengan kekasihmu selagi kau menjadi suami kontrak saya. Tak ada larangan apapun yang memberatkan anda nantinya. Saya hanya ingin benih anda saja." ucap Azeline masih kekeuh ingin menjadikan Regar sebagai suami kontraknya.

Regar tersenyum sinis, apa wanita ini gila? Tak ada wanita yang ingin diduakan. Tapi, wanita ini tak masalah jika Regar memiliki wanita lain selain dirinya?

Jika Regar pria brengsek, mungkin ia akan menerima permintaan tawaran Azeline, tapi sayangnya, Regar tetap pada pendiriannya dan menanti sang kekasih yang ia tunggu selama ini. Regar adalah type pria yang sangat setia.

"Maaf Nona, saya tetap menolak. Permisi." Regar bangkit berdiri berlalu pergi meninggalkan Azeline yang mengepalkan tangannya erat.

Baru kali ada seseorang yang berani menolak permintaannya. Azeline berjanji tak akan melepaskan Regar sebelum ia mencapai apa yang wanita itu inginkan.

Azeline akan melakukan berbagai cara untuk melunturkan kerasnya pendirian Regan.

"Andre!" teriak Azeline memanggil sang asisten yang selalu siap siaga didepan ruangan.

Sang empunya nama pun masuk saat mendengar Azeline memanggilnya.

"Saya Nona."

"Cari tahu semua informasi tentang seseorang yang bernama Regar Adiadja, cari celah untukku bisa menekannya."

"Baik Nona. Saya akan segera melaksanakan perintah anda."

Azeline mangangguk memberi jawaban. Bukan tanpa alasan dirinya memilih Regar sebagai suami kontraknya.

Beberapa bulan yang lalu, sang ayah hampir tiada karena serangan jantung. Saat itu, Regar yang masih bekerja sebagai kurir tak sengaja melihat sang ayah kesakitan. Regar memberikan pertolongan pertama pada Frans dan berhasil menyelamatkan pria paruh baya tersebut.

Asisten Frans sudah memberikan sejumlah uang untuk aksi yang Regan lakukan. Namun, pria itu tegas menolak.

Sang ayah sempat mengatakan akan mengabulkan satu permintaan Regar. Tapi, pria itu tetap menolak.

Kebetulan, Azeline tak sengaja melihat Regar tengah duduk di bangku depan ruang HRD ingin melamar pekerjaan. Melihat kesempatan itu, Azeline menawarkan sebuah kontrak untuk menjadikan pria itu suami kontraknya.

Jangan tanya mengapa ia tahu jika yang menyelamatkan Frans adalah Regan karena Azeline sudah menyelidiki penyelamat sang ayah terlebih dahulu.

Azeline cukup tertarik dengan pendirian yang Regar miliki karena semua pria yang Azeline kenal selalu memanfaatkannya dan berlomba-lomba untuk mendekati keluarganya. Tapi, kenapa Regar tidak?

"Kau sangat sombong Regar! Lihat saja! Akan aku robohkan benteng kesombonganmu itu." Azeline menyeringai menatap pemandangan kota dari tempatnya duduk.

*

Dengan langkah mantap dan santai, Regar kembali kesebuah kontrakan sederhana di perkampungan padat penduduk.

Dirinya duduk disebuah kursi berbahan bambu yang ada dipelataran rumahnya. Pria itu menarik nafas dalam dan menghembuskanya secara perlahan.

Setelah pulang dari perusahaan, Regar sempat melewati rumah sang kekasih. Namun, Regar harus mendapatkan kenyataan pahit jika kekasih yang selama ini ia tunggu kepulangannya justru akan menikah sebentar lagi.

Kecewa? Tentu saja! Bukan sehari dua hari atau sebulan dua bulan dirinya menanti kepulangan Rinjani. Tapi, lebih dari lima tahun lamanya Regar menunggu Rinjani.

Ternyata penantiannya selama ini diakhiri oleh luka.

Flash back...

"Janur kuning? Siapa yang akan menikah?" gumam Regar mengerutkan kening bingung melihat rumah sang kekasih dipenuhi hiasan ornamen pernikahan. Pasalnya, Rinjani adalah anak satu-satunya di keluarga itu.

Jadi, siapa yang akan menikah? Setahu Regar, Rinjani masih melanjutkan study di luar negeri.

Dengan langkah yang terasa berat, Regar mendekati para kerumunan ibu-ibu yang sedang mengobrol.

"Maaf Bu, saya mau tanya. Siapa yang akan menikah?" tanya Regar pada salah satu tetangga Rinjani.

"Nak Rinjani yang mau nikah. Tau nggak mas! Rinjani pulang belajar di luar negeri nggak dapat apa-apa malah bunting di luar nikah."

Deg!

Jantung Regar berdetak kencang mendengar penjelasan wanita paruh baya yang memakai kebaya berwarna merah maroon itu. Apa mungkin Rinjaninya yang kalem dan pendiam bisa melakukan hal seperti itu?

"Mas Regar!" Teriakan seseorang berhasil membuat atensi Regar teralihkan.

Rinjani, berdiri diambang pintu menatap sendu Regar. Sebenarnya bukan itu yang menjadi perhatian Regar. Namun, perut Rinjani yang sudah sedikit membulat membuat Regar terpaku.

Dengan luka, Regar berlalu pergi mengabaikan teriakan Rinjani yang terus memanggil namanya.

Flash back off

Lamunan Regar terhenti saat seseorang memukul wajahnya.

Bugh!

Regar mencoba untuk bangkit berdiri. Namun, seorang pria berbadan besar dan terlihat menyeramkan menarik kerah Regar terlebih dahulu.

"Dimana Wardi bajingan itu hah! Bayar hutang kalian sekarang juga!" pekik pria itu kembali memukul wajah Regar.

"Saya sudah melunasinya bukan? Bagaimana bisa kalian memintanya lagi pada kami?" ucap Regar bangkit berdiri menepis serangan yang ingin pria itu layangkan padanya.

"Brengsek! Uang yang kau berikan itu bahkan tak mampu untuk melunasi bunga hutang ayahmu!"

Regar menghembuskan nafas panjang. Sang ayah memiliki banyak hutang pada rentenir.

Sang ayah hanya meminjam sepuluh juta saja. Namun, bunganya justru berlipat ganda hingga menjadi ratusan juta.

Karena judi yang Wardi lakukan membuat ia menjadi kalap.

Dengan tubuh lusuh dan terlihat kusut, Wardi datang entah dari mana. Bahkan, pria itu tak menyadari jika seseorang sudah menunggunya.

"Nah, ini dia si Wardi bajingan itu!"

Dua orang berbadan besar langsung menangkap tubuh Wardi sebelum pria itu melarikan diri.

"Hey! Ada apa ini? Lepaskan saya! Apa kalian tak punya sopan santun hah!"

Bugh!

Sebuah tendangan di perut berhasil membuat Wardi bungkam.

"Tuan, tolong lepaskan ayah saya! Saya akan melunasi semua hutang beliau."

"Sampai kapan hah! Kami bawa ayahmu sebagai jaminan. Jika kau tak bisa menebusnya, jangan salahkan kami jika ayahmu tiada di tangan kami."

"Ingat! Setiap bulan, suku bunga akan semakin naik."

Dua orang tersebut akhirnya membawa Wardi. Regar meremas rambutnya frustasi.

"Aaaaa Sial!"

-bersambung

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku