Ketika ketulusan tidak dihargai, kesetiaan dipermainkan, dan cinta dinodai. Apa yang harus kau lakukan? Ellard Willard, merasa kebahagiaannya direnggut paksa dengan kematian tunangannya pasca kecelakaan naas yang dialami Naura. Emily Laura, wanita yang menjadi tersangka atas kematian tunangan Ellard, harus menanggung kemarahan dari pria brutal itu. Dendam yang membutakan hati mengantar mereka pada suatu hubungan yang sangat rumit. Hubungan yang membuat seorang Ellard tersesat dalam kenikmatan yang tidak berani ia artikan.
"Sayang, Edward akan datang menjemputmu. Ibumu sudah sampai, kenapa kau lama sekali. Semua tamu sudah tidak sabar untuk melihatmu." Sesungguhnya Ellard lah yang tidak sabar untuk melihat calon istrinya itu, dan ya juga tidak kuat menunggu lebih lama untuk mengikrarkan janji suci yang sudah ia hafal sejak satu minggu terakhir ini.
Terdengar gelak tawa manja dari seberang telepon, "Aku akan datang sendiri. Bersabarlah, kau akan terkejut dengan penampilanku,"
"Bagiku kau tetap cantik,"
"Ya, aku tahu. Baiklah, panggilannya kututup, aku akan segera berangkat."
***
Buuarr..Ciiiitttt...Prak..Prak....Prang!!
Mobil itu pun berguling tak terkendali masuk ke dalam jurang. Mobil lainnya menabrak pembatas jalan. Kecelakaan yang begitu sangat mengerikan membuat jalanan kota mengalami kemacetan dalam seketika.
Ledakan, decitan ban mobil, pecahan kaca semua berbaur jadi satu. Jeritan, teriakan dan tangisan juga tidak luput dari kepanikan yang terjadi. Kecekalaan beruntun yang memakan banyak korban. Korban luka, bukan korban jiwa.
Polisi dan tenaga medis segera meluncur ke TKP. Bukan hanya itu, para pemburu berita pun segera meramaikan tempat itu, pasalnya salah satu yang menjadi korban dari kecelakaan naas tersebut adalah tunangan yang tidak lain adalah calon istri seorang Ellard Willard, sang pebisnis hebat yang sangat terkenal di negara itu.
Hari ini, harusnya menjadi hari kebahagiaannya, di mana ia bersama Naura-tunangannya akan melangsungkan pernikahan.
Mimpi indahnya berubah menjadi mimpi buruk, begitu ponselnya berdering dan mengabarkan kecelakaan yang dialami oleh Naura.
Ellard segera mendatangi tempat kejadian. Wajahnya pucat melihat mobil sport merah pemberiannya yang berguling dan jatuh ke dalam jurang. Ellard tanpa berfikir panjang segera berlari, menuruni terjal dan mengabaikan larangan polisi dan orang-orang yang ada di sana. Yang ada di dalam fikirannya hanya ingin segera sampai ke mobil yang ditumpangi Naura. Ia hanya ingin menyalamatkan wanita pujaan hatinya itu.
Naas, baru beberapa langkah, mobil itu meledak, kobaran api yang begitu dahsyat membuat semuanya terpekik dan terkejut. Mustahil orang yang berada di dalamnya selamat.
Ellard tertegun di tempatnya, menatap nanar kobaran api tersebut. Mendadak ia merasakan waktu serasa berhenti berputar. Dunianya runtuh seiring dengan kepergiaan Naura.
***
Ellard dengan pakaian serba hitam menghadiri pemakaman Naura di kediaman wanita itu. Ibunya Naura meraung, menangis memeluk Ellard. Pria itu hanya diam sembari memeluk tubuh rapuh calon ibu mertuanya itu.
Masih sulit bagi Ellard untuk mempercayai bahwa Naura akan pergi secepat itu, terlebih ia tidak melihat mayat wanita itu secara langsung. Ia menolak untuk percaya bahwa Naura sudah tiada, namun ia juga tidak bisa menghentikan keluarga Naura yang melakukan prosesi pemakaman tanpa adanya mayat dari wanita itu dengan alasan mereka ingin Naura tenang di alamnya.
Seminggu berkabung, masih sulit bagi Ellard untuk mempercayai kenyatan yang terjadi. ia masih tidak bisa menerima kepergian Naura. Batinnya menolak bahwa wanita itu pergi begitu saja tanpa kata permisi.
Ellard ditemani sahabatnya Edward, mendatangi sebuah klub malam, upaya yang dilakukannya untuk menghilangkan kesedihan mendalam yang ia rasakan. Semua masih terasa seperti mimpi. Ia ingin marah, namun ia tidak mempunyai tenaga untuk itu.
Hidupnya mendadak kacau, Ellard kehilangan gairah hidup. Pekerjaannya terbengkalai dan terabaikan. Ia tidak peduli dengan kerugian yang terjadi. ia sibuk menata hati yang mendadak kosong karena kehilangan sang pujaan hati.
Ellard masih mengingat dengan jelas perbincangan terakhir mereka 30 menit sebelum kecelakaan terjadi. Ellard memberi tahu bahwa Edward yang akan menjemputnya namun wanita itu menolak dengan alasan ia ingin bahwa Ellard lah yang boleh melihat dandannya untuk pertama kalinya, bukan sahabatnya.
Ellard yang dari dulu tidak bisa menolak permintaan wanita itu apalagi dengan alasan yang begitu sangat manis, akhirnya mengalah dan menyetujuinya.
"Andai kau yang menjemputnya," gumaman itu terlontar seperti lirihan yang masih bisa di dengar jelas oleh telinga Edward.
"Itu tidak akan merubah apa pun jika takdir sudah berkehendak," sahut pria tampan itu dengan bijak namun tidak cukup ampuh untuk membuat hati Ellard menjadi tenang apalagi terhibur.
Ellard mengangkat kepalanya dari gelas kristal yang ia mainkan dengan jemarinya. Menatap Edward dengan tatapan kosong, "Kau tidak membantu sama sekali," dengkusnya lalu mengangkat gelasnya, membawanya ke mulutnya. Dahinya mengernyit, menahan rasa asam dan panas yang berbaur jadi satu. Minuman haram yang justru membuatnya semakin kacau.
"Minunam haram ini juga tak membantu sama sekali," Ellard melempar gelasnya yang otomatis menimbulkan bunyi akibat pecahannya.
Edward menarik napas panjang, pria itu segera mengedarkan pandanganya dan benar saja beberapa pasang mata sedang menoleh ke arah mereka.
"Pecahkan saja gelasnya biar ramai. Itu tidak berlaku, dude. Klub ini sudah cukup ramai dan lihatlah, beberapa pasang mata sedang menoleh ke arah kita."
"Kosongkan klubnya," perintahnya dengan enteng sembari beranjak dari kursinya.
"Kau mau ke mana?" Edward menahan tangannya.
Ellard melalui sorot matanya meminta Edward untuk melepaskan tangannya. Dengan enggan, Edward pun segera melepaskannya. "Kau mau ke mana? Aku akan menemanimu, bukankah aku sahabat yang sangat baik dan pengertian,"
"Enyahlah!" Ellard mengibaskan sebelah tangannya dengan malas. Ia butuh pelampiasan untuk meluapkan kesedihannya.
"Selamat malam, Tuan Willard," sapaan itu membuat Ellard dan Edward menoleh ke sumber suara.
Seorang pria dengan perut buncit mengenakan seragam polisi berjalan lebih dekat menghampiri keduanya.
"Mr. Smith," sapa Edward sembari mengulurkan tangan untuk menyalam pria itu. Polisi yang memang diminta Edward untuk menyelidiki kasus kecelakan yang dalami Naura, tentu saja itu atas perintah Ellard. Ia tidak yakin kecelakaan yang dialami Naura murni kecelakaan lalu lintas.
Ellard tahu betapa Naura sangat penuh hati-hati dalam mengendarai mobil. Wanita itu sangat memperhatikan keselamatannya.
"Ada informasi apa sehingga kau repot-repot mendatangi kami," tukas Edward dengan mempersilakan Tuan Smith untuk duduk.
"Ini mengenai kecelakaan yang dialami oleh tunangan Anda. Kami menemukan sebuah cincin, apa benar ini milik tunangan Anda?" polisi tersebut segera mengeluarkan cincin dari kantongnya yang sudah ditaruh dalam plastik kaca kecil.
Ellard kembali merasakan jantungnya berhenti berdetak. Ya, benar, cincin itu adalah cincin pemberiannya di hari pertunangan mereka. Cincin yang hanya ada satu di dunia dan sudah pasti harganya selangit.
"Dan kami sudah mendapatkan cctv yang berhasil menangkap kecelakaan tersebut. Dari cctv yang terlihat terjadi aksi kejar mengejar antar mobil tunangan Anda dengan mobil Nona Emily."
Ellard tersentak kaget, ia menoleh cepat ke arah pria tersebut, " Emily?"
"Ya, pengendara lain yang terlibat kecelakaan dengan tunangan Anda. Dan sekarang wanita muda itu sudah sadarkan diri setelah terbaring koma selama 5 hari."
"Jadi dia masih hidup?" rahang Ellard tampak mengeras, kedua manik tajamnya memancarkan kemarahan dan aura gelap.
"Ya, sekarang sedang dalam perawatan,"
Ellard menyunggingkan senyum sinis, "Bagaimana bisa ia tetap hidup setelah melenyapkan nyawa kekasihku," ucapnya penuh ancaman.
Kemarahannya semakin menjadi begitu melihat rekaman cctv. Dua mobil sport yang melaju dengan ugal-ugalan dan saling mengejar. Mobil sport hitam yang di duga milik Emily melaju kencang dan berusaha menghentikan mobil milik Naura. Ada apa dengan keduanya? Apa mereka saling kenal? Lalu kenapa Ellard tidak pernah mendengar nama Emily ke luar dari mulut Naura selama mereka bersama dua tahun terkahir ini.
Ia mengenal dengan baik semua sahabat dan kenalan wanitanya. Lalu siapa Emily?
Persetan dengan siapa pun itu si Emily, bagi Ellard wanita itu harus bertanggung jawab.
Bab 1 ICIM-BAB 1
18/10/2021
Bab 2 ICIM-BAB 2
18/10/2021
Bab 3 ICIM-BAB 3
18/10/2021
Bab 4 ICIM -BAB 4
18/10/2021
Bab 5 ICIM-BAB 5
18/10/2021
Bab 6 ICIM-BAB 6
20/01/2022
Bab 7 Pembebasan Emily
20/01/2022
Bab 8 Kau Menolakku
01/06/2022
Bab 9 Rumah Baru
01/06/2022
Bab 10 Air Hangat
01/06/2022
Bab 11 Si Iblis Tamvan
01/06/2022
Bab 12 Tidak Tahu Namanya
01/06/2022
Bab 13 Bersuci
01/06/2022
Bab 14 Mimpi
01/06/2022
Bab 15 Aku Emily
01/06/2022
Bab 16 Ciih!
01/06/2022
Bab 17 Apakah Dia Bersalah
01/06/2022
Bab 18 Terbiasa
01/06/2022
Bab 19 Khawatir
01/06/2022
Bab 20 Biarkan Aku Menyentuhmu
01/06/2022
Bab 21 Kenapa
01/06/2022
Bab 22 Lalu Siapa
01/06/2022
Bab 23 Aku Ingin Hakku
01/06/2022
Bab 24 Tolong
01/06/2022
Bab 25 Noura
01/06/2022