Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Istriku Bisex
5.0
Komentar
1K
Penayangan
4
Bab

Gie seorang konglomerat kaya raya Hongkong menikah dengan gadis yang sangat dicintainya bernama Memey. Hampir lima belas tahun pernikahannya, mereka belum juga mempunyai anak. --- Suatu hari Gie pamit kepada Memey mengurus bisnis di Singapura. Saat pulang ke rumah, Gie terkejut mendapati Memey sedang melakukan hubungan seks dengan Yeyen dan Vivi. Gie dan Memey berengkar hebat. Gie menuduh penyebab mereka tidak memiliki anak karena Memey seorang lesbian. Sebaliknya Memey menuduh Gie pria mandul. Keluarga besar Gie sering mendengar pertengkaran mereka. Keluarga besar Gie menyarankan agar dia menceraikan Memey, namun Gie tidak mau menceraikannya karena dia sangat mencintai Memey. Akhirnya, Gie dan Memey sepakat untuk berkonsultasi ke dokter kandungan terbaik di Hongkong bernama Richard untuk membuktikan siapa yang benar. --Richard adalah dokter muda dan tampan lulusan universitas terbaik German. Selama menempuh kuliah di German, Richard dibiayai oleh Vivi.-- Richard menyarankan agar mereka melakukan test hormonal untuk menganalisa penyebab sulit memiliki anak. Sesuai hasil pemeriksaan lab ternyata diketahui Gie mandul dan tidak mungkin dapat memiliki anak. Dokter Richard pun memvonis Gie mengalami kemandulan dan menjadi penyebab utama mereka tidak dapat memiliki anak. Dalam keputusasaannya Gie menyibukkan diri dengan bisnisnya. Sementara itu, Memey menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan club sosialita wanita kaya yang diikutinya dan berfoya-foya dengan Yeyen dan Vivi sebagai pasangan sesama jenisnya. Masalah besar muncul, saat debt collector menagih hutang kepada Gie karena peminjaman Memey atas nama Gie, total hutang mencapai total 100 trilyun. Puluhan mobil mewahnya, beberapa rumah mewah, villa dan seluruh asset milik Gie disita semua oleh bank. Dalam kondisi Gie bangkrut, Memey menghilang. Namun suatu hari Memey kembali menemui Gie dalam kondisi hamil tua. Dua hari kemudian Memey melahirkan seorang anak. Siapakah yang menghamili Memey? Apakah Gie masih mencintai Memey?

Bab 1 Keluarga Gie ingin menceraikan Gie dengan Memey

Gie pengusaha kaya di Hongkong anak salah satu konglomerat di China. Gie menikah dengan Memey teman kuliahnya.

Namun hampir 15 tahun pernikahan, mereka tak kunjung memiliki anak.

"Mey, kapan kita ada waktu untuk periksa ke dokter kandungan? Dokter Ramses dari India itu.

Keluarga besarku menginginkan kita cepat memiliki anak. Ayahku ingin cucu laki-laki sebagai penerus keluarga Ming. Kapan kamu ada waktu, karena aku lihat kamu terlalu sibuk dengan club sosialitamu!"

"Sebenarnya kapan saja aku bisa. Tinggal aku atur jadwalku!"

"Ok! Bagaimana kalau besok pagi? Bisa?" pinta Gie.

"Hmm ...," Memey sibuk melihat schedule di ponselnya.

"Sebentar ...,"

"Tumben Yeyen tak ke sini? Baru sibuk apa dia?"

"Tidak tahu. Mungkin dia sibuk konsultasi dengan dokter bedah wajahnya. Biasa wanita ingin tampil cantik!"

"Oh, ok. Besok kita ke dokter Ramses!"

"Ok, aku senang mendengar jawabanmu!" Gie menghampiri Memey, memeluk pinggangnya dan mencium lehernya.

"Ah, jangan sekarang! Nanti malam saja, aku ada meeting dengan Vivi ketua club sosialita baru. Aku malu jika ada bekas gigitanmu di leherku!"

"Oh, ok. Janji nanti malam ya! Jangan cepat-cepat tidur!" ucap Gie.

Memey mengusap kedua pipinya dengan kuas riasnya.

"Hmm ... kamu cantik sekali sayang. Aku bangga memiliki istri sepertimu." Kedua tangan Gie mulai menyusup ke tangtop Memey.

"Sayang ... nanti saja kenapa? Bisakan? Aku tergesa-gesa, sudah janji dengan Vivi setengah jam lagi aku harus tiba di restoran Rich Hongkong itu."

Dia istri konglomerat China daratan melaluinya aku bisa mengembangkan bisnis kita.

"Oh, hebat. Hebat sekali kamu, sayang! Semoga kamu bisa melobynya dan jika perlu mengenalkannya kepadaku!"

"Ah, tak perlu. Biar aku saja. Nanti bahaya jika aku kenalkan dia kepadamu. Vivi bisa kamu gebet juga!"

"Oh, kamu cemburu ya?" tanya Gie.

"Iyalah. Kamu ganteng dan kaya, pasti semua wanita tertarik kepadamu. Mending kamu di rumah saja, jangan ikutan. Ini urusan wanita! Mengerti?"

"Ok!"

Memey sedikit tergesa dia memakai celana kulit ketatnya. Celana branded yang dia beli di Italia seminggu lalu.

"Sayang, aku nampak seksi tidak dengan celana ketatku ini?"

"Waow. Super seksi! Membuatku aku semakin jatuh cinta kepadamu!" puji Gie yang langsung ingin mencium istrinya.

"Oh, no no no ... nanti malam saja! Okey?" tukas Memey yang langsung menghentikan bibir Gie yang siap mendaratkan kecupan di bibirnya.

"Ah, lama sekali harus tunggu nanti malam!" Gie sedikit kesal.

Memey langsung melepas tangtop itu dan mengganti dengan tangtop transparannya.

"Waow, seksi sekali kamu sayang! Aduh sayang sekali ini masih pagi. Nunggu malam tiba sangat menyiksaku!" Gie melihat ke arah jam Rolexnya.

"Aduh, baru jam 09.00 lagi. Sial!" umpatnya.

"Sudahlah sayang, tahan dulu. Nanti malam saja! Sabar!"

---

"Ok, aku berangkat sekarang!"

"Mau aku antar?"

"Tak perlu! Aku bawa mobil sendiri! Kemarin aku beli Ferrari baru. Murah hanya 10 milyar. Teknologi terkini kata Sony sales mobil langganan kita!"

"Oh, ok. Hati-hati, jangan ngebut!"

"Ya. Aku akan jemput Yeyen dia navitator terbaikku!"

"Ok. Dia memang hebat, bakat menurun dari ayahnya, seorang perally kelas dunia! Dulu aku sempat pacaran dengannya beberapa bulan, sebelum kenal denganmu!"

"Oh, begitu ya! Cinta lama ya?"

"Iya, itu dulu. Tetapi sekarang cintaku hanya untukmu Memey!" Gie hendak mencium istrinya lagi.

"Oh, no no no no ... Nanti malam saja!" tukasnya.

"Sial kenapa waktu tak berputar cepat. Langsung malam saja!" umpat Gie kesal.

"Enak saja, mau atur-atur alam! Sudah aku berangkat dulu! Ingat jangan godain pembantu-pembantu wanita di rumah ini!" ancam Memey.

"Iya ..."

Memey keluar, Gie melihat istri tersayangnya keluar ke garasi dengan langkah pasti.

Beberapa saat kemudian Ferrari baru Memey menderu. Satpam membukakan gerbang utama. Memey meluncur ke rumah Yeyen, mantan pacar Gie.

---

Gie pun menutup pintu rumah besar itu.

"Ah, sial. Heran sekali mengapa setiap aku ajak bercinta dia selalu beralasan? Hmm ... apa dia punya pacar simpanan?

Ah, Gie jangan terlalu curiga. Beri dia kebebasan!" gumamnya.

Gie duduk di kursi ruang makan. "Tuan Gie, mau saya gorengin telur? Atau ...?" sapa Nia pembantu bertubuh seksi dengan hoby memakai rok mini.

"Boleh, telur ceplok saja! Dan jus jeruk, biar segar sesegar mataku melihat paha putihmu!"

"Ah, tuan Gie bisa saja. Nanti kalau nyonya Memey tahu berantem lagi?" celetuk Nia. Gadis bermata sipit itu mengambil telor di lemari es. Tubuhnya sedikit merunduk sehingga celana dalamnya terlihat dari belakang.

"Aduh, Nia jangan merunduk begitu. Membuat jantungku berdebar saat mataku melihat pantat seksimu dan celah vaginamu!" gumam Gie.

"Tuan kenapa mata Tuan melihat pantatku seperti itu?" tukas Nia yang merasa Gie melihat pantat seksinya.

"Memang kamu tahu?" tukas Gie.

"Tahu lah!"

"Darimana kamu tahu? Coba jelaskan padaku!"

"Rahasia!"

Nia pun mengambil penggorengan teflon mahal, meletakkannya di atas kompor listrik itu.

Gie mencoba mengalihkan perhatiannya ke layar ponselnya. Namun kedua mata Gie terus menatap tubuh seksi Nia, pembantu bertubuh mulus di rumah mewah itu.

"Gie! Kendalikan matamu! Bisa bahaya jika dia melapor ke Memey!" suara hati Gie memperingatkannya.

"Ya, benar!" jawabnya.

Nia telah berada disamping Gie, dia membawakan telur ceplok pesanan Gie.

Gie tak kuasa menahan nafsunya saat melirik ke pinggul Nia. Tangan kanan Gie merangkul pinggang gadis itu.

"Sini duduk di pangkuanku sebentar!" pinta Gie.

"Tuan Gie!" teriaknya dia meronta.

"Tuan ingat apa kata nyonya Memey! Jangan goda aku lagi!" marah Nia.

Gie melepaskan rangkulannya. "Sorry, khilaf!"

Nia berdiri lagi. "Ok, kali ini masih aku maafkan, tidak aku laporkan ke nyonya Memey."

"Ya, terima kasih."

"Nia mana jus jerukku? Aku haus sekali!"

"Sebentar, sabar kenapa?" pembantu itu makin galak.

"Iya, aku sabar."

"Ya begitu dong, Tuan Gie yang tampan, baik hati dan tidak sombong ... dan mata keranjang!"

"Ah bisa saja kamu, Nia!"

"Iya lah. Nyonya Memey, yang memberitahuku!"

Nia membuatkan jus jeruk, lalu memberikannya kepada Gie.

"Telurnya tambah satu lagi dong! Biar lengkap dua! Hmm ... sama seperti buah dadamu dua!" goda Gie.

"Ah bisa saja, Tuan Gie!"

Nia kembali ke lemari es, mengambil telur lagi. Kali ini dia tidak merunduk tetapi mengambil dalam posisi membelakangi, kedua matanya melotot ke arah Gie.

Gie menengok ke arahnya, dia berharap Nia melakukan seperti tadi sehingga dia bisa melihat pemandangan indah tubuh seksi gadis berkulit putih bersih itu.

"Hayo! Mau melihat pantatku lagi, kan?" teriak Nia.

"Eng ... enggak! A .. aku mau mengambil serbet yang jatuh di bawah meja ini!" Gie pura-pura mengambil serbet makan yang tadi tak sengaja dia jatuhkan.

Nia pun memasuk telur itu lagi dan langsung membawanya ke meja makan. "Ini, Tuan! Ada lagi yang bisa aku bantu?" tanya Nia sopan dan tidak mempersoalkan apa yang baru saja dilakukan oleh Gie.

Sebab diam-diam Nia menaruh hati kepada Tuannya.

"Hmm ... ada satu lagi. Ini! Gie menunjuk celananya. Sesuatu menonjol berdiri. Tidak sekarang, tenang saja! Kapan kamu mau bercinta denganku, Nia?" tanya Gie dengan wajah serius.

Nia menunduk tak menjawab.

"Ok, tak perlu dijawab sekarang, jika kamu siap beritahu aku!"

---

Memey menjemput Yeyen di rumahnya. "I'm comming!"

"Ya, aku sudah siap. Aku ambil tasku!" sahutnya. Gadis berambut pendek itu menghampiri Memey. Dia langsung mencumbu bibirnya. Keduanya saling memagut beberapa saat.

"Hmmm ..."

"Ok, kita berangkat sekarang. Vivi sudah menunggu kita!" kata Yeyen.

Keduanya keluar dari rumah mewah itu. Memey membelikan Yeyen rumah baru dengan kartu kredit dan tabungan Gie. Dia tidak tahu. Dan jika tahu pun dia tidak akan marah. Karena itu untuk Yeyen, mantan pacarnya.

"Waow keren sekali mobil barumu? Berapa kamu beli?" tanya Yeyen.

"Murah, hanya sepuluh milyar! Uang Gie ... bukan uangku!"

"Oh, beruntung sekali kamu Memey jadi istrinya. Seharusnya aku yang jadi istrinya tetapi ya sudahlah itu hoky kamu."

"Iya, tapi kadang aku masih cemburu padamu, Yeyen. Gie masih menatap birahi kepadamu, jika kamu bermain ke rumahku!"

"Oh, segitunya kamu. Tapi wajar kamu sebagai wanita memang harus seperti itu!" tukas Yeyen.

"Tetapi kamu tidak cemburu dengan Nia? Pembantumu itu seksi sekali! Aku juga tertarik ingin memacarinya!" kata Yeyen jujur.

"Oh! Yeyen, kamu aneh kenapa kamu tertarik kepada Nia? Nia itu wanita seperti kita!" tukasnya.

"Hmm ... kamu belum tahu ya? Bercinta dengan wanita itu lebih enak, tidak perlu takut hamil! Kapan-kapan deh kita coba!" jelasnya.

Memey terdiam. "Hmm ... kamu tak tahu ya, aku juga senang dengan wanita! Dan Nia itu pacarku! Hampir setiap hari aku bercinta dengannya! Saat Gie sudah tidur!"

"Memey, kamu kenapa melamun? Ingin bercinta denganku?" tanya Yeyen spontan.

"Hmm ... iya! Hi hi hi!"

"Oh, ternyata kamu juga ...."

"Bisa cinta dengan wanita!" potong Memey. Diapun langsung meangkul Yeyen dan menciumi bibirnya. Keduanya bercumbu di garasi itu.

"Upss! Vivi memberi tahu dia sudah tiba di restoran itu!"

--Sebelum bertemu Memey, Vivi telah menelpon Yeyen dan dia akan mengirim pesan jika dia sudah sampai di restoran mewah itu.--

Yeyen mengambil ponsel di tasnya. Lalu jari-jemarinya mengetik cepat sebuah pesan pendek. 'Ok, Vivi. Tunggu sebentar kami OTW, tahu sendiri wanita jika mau berangkat ada-ada saja yang dikerjakan! 15 menit lagi kami sampai!' Tulis Yeyen membalas pesan yang dikirim Vivi.

'Ok.' jawab Vivi singkat.

"Memey, sini biar aku yang bawa mobil barumu!" pinta Yeyen.

Memey pun menyerahkan kuncinya. Dia sangat percaya kepada Yeyen. Wanita berambut pendek itu dapat dengan cepat meluncur di jalanan Hongkong.

Dan prediksi waktu yang dia butuhkan untuk sampai ditempat tujuan sangat akurat.

----

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku