/0/15588/coverorgin.jpg?v=611b3d4c8d11aacf8d7e8fda5cd71503&imageMogr2/format/webp)
Pagi itu suasana kelas tampak ramai karena akan di adakan pengetesan pada semua santri.
"Aku harus bisa bersaing dengan santri lain," ucap Mahya melipat tangan dengan mata terpejam, berpikir tentang pelajaran beberapa bulan yang lalu.
"Hai, apa yang kamu pikirkan?" tangan Aliyah menepuk pundak Mahya, hingga membuyarkan lamunannya.
"Aliyah!" Mata Mahya terbelalak karena kaget.
"Sudah aku duga, kamu pasti sedang melamun!" Aliyah mengulurkan tangan dengan senyum miring.
Mahya tersenyum dan menyambut uluran tangannya.
"Begini lebih baik," ucap Aliyah lalu melangkah dan meletakan buku di sisi Mahya.
"Apa yang kamu lakukan disini? Pergilah! Aku ingin sendiri!" Tangan Mahya mendorong Aliyah kuat.
Aliyah menjerit, matanya melotot tidak tidak terima.
"Sudah kukatakan tinggalkan aku sendiri, aku tidak butuh ditemanimu!" Mata Mahya nyalang, menujukan tidak suka.
"Sejak kapan kamu bersikap beringas seperti ini Mahya!" Aliyah menatap Mahya tajam.
"Kamu yang memulai, sudah aku katakan tinggalkan aku sendiri!" bentak Mahya gemas.
Aliyah sangat marah melihat kelakuan Mahya yang tidak biasa, tangannya mengepal menahan gejolak jiwa.
"Aliyah! mengapa kamu masih di situ! Apa kamu tidak mendengarku!" bentak Mahya kembali saat melihat Aliyah masih tetap di tempat semula.
"Tidak perlu kamu repot-repot menyuruhku untuk pergi Mahya." Aliyah mundur mencari tempat duduk yang tidak jauh dari Mahya.
Acara akan segera dimulai, keadaan kelas kini tenang semua menjadi fokus dengan pikirannya masing-masing termasuk Mahya dan Aliyah yang sempat bersetrupun ikut berusaha mengikuti.
"Silahkan maju untuk yang paling depan!" suruh sang guru, dengan suara tegasnya.
"Ss-saya, Pak?" tanya Mahya yang kebetulan duduk di bangku paling depan tepat berhadapan dengan sang guru. Matanya terbelalak tangan dan juga bibir gemetar.
"Ya, kamu," jawab sang guru. Dia adalah Rafa. Laki-laki dengan tubuh kekar dan bibir tipis.
Gadis itu maju selangkah bersamaan dengan langkah sang guru, hingga keduanya bersitatap.
"Majulah, dan bacalah!" seru Rafa dengan berusaha menyembunyikan wajahnya. Tangannya berusaha membuka lembaran Al-Qur'an dan menunjuk surat yang harus dibaca.
"Ba-ba baik, Pak," Mahya berbicara dengan suara terputus-putus. Gadis itu tidak mampu menutupi rasa malu dan grogi di hadapan guru ngaji. Baru kali ini dia melihat secara dekat, sebelumnya Rafa tidak pernah ditugaskan untuk acara seperti saat ini.
Wajah tampan Rafa membuat Mahya terus mencuri pandang hingga menjadi tidak konsentrasi. Mahya lupa untuk segera membaca surat yang sudah di tujuknya.
"Dasar cewek caper," gumam Aliyah. Dia duduk tidak jauh dari bangku Mahya.
"Harap semua perhatikan, dan simak baik-baik!" Rafa berdiri dan mengangkat kitab Al-Qur'an.
Semua santri mengikuti petunjuk Rafa, menundukkan kepala dan mulai konsentrasi.
Sementara Mahya masih terdiam, mulutnya terasa tercekat.
"Siapa, namamu?" tanya Rafa gemas.
Mahya kaget dan wajahnya menjadi pucat pasi.
"Mahya," jawabnya tanpa berani mengangkat wajah.
Rafa melangkah lagi berdiri lalu duduk tepat di hadapannya. Rafa menunjuk salah satu surat yang berbeda agar segera di baca.
Mahya mulai membaca dengan sangat berhati-hati, namun apalah daya rasa grogi membuat suaranya terputus-putus.
"Hem, berhentilah!" Printahnya. Rafa merasa kecewa dengan sikap muridnya.
"Duduklah kembali!" perintahnya.
Rafa menoleh ke belakang menunjuk salah seorang santri untuk mengulang.
"Saya, Pak?" tanya salah satu santri yang merasa di tunjuk mengangkat tangan.
"Ya, berdirilah maju ke depan!"
Saat di hadapan Rafa Santri laki-laki itu terlihat bingung dia sendiri kurang paham tentang bacaan, tangannya menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal.
"Apakah kamu tidak mendengarku berbicara!" Dengan gemas tangan Rafa meraih pundak Burhan lalu menghadapkan wajahnya.
Burhan ketakutan. Tapi, Mahya yang sejak tadi masih duduk, seketika berdiri melangkah lebih dekat dan menunjukan kesalahan yang telah di lakukan.
"Bagus, ternyata kamu peka dan tahu letak kesalahanmu sendiri," ujar Rafa dengan tersenyum senang.
Rafa mempersilahkan keduanya untuk kembali ketempat duduknya masing-masing. Gadis itu terlihat lega dan sesekali mencuri pandang.
"Aliyah sekarang giliranmu," ucap Mahya saat menoleh ke belakang.
"Sabarlah Mahya, pak Rafa juga belum memanggilku." Aliyah menjawab dengan alis dinaik turunkan.
Mahya kembali menghadap ke depan dengan perasaan kesal.
"Menyebalkan!"
"Kamu selalu ingin membuatku marah,"Aliyah menelisik tepat di telinga kirinya.
Mahya membalikkan tubuh kesal.
"Kamu yang mulai duluan!"
Rafa mendengarnya.
"Diam! Apakah kalian pikir ini tempat untuk berdebat!" Rafa menggebrak meja, menimbulkan bunyi keras.
Semua santri tidak ada yang berani mengkat wajah, termasuk Mahya dan juga Aliyah. "Jika kalian masih merasa belum bisa setidaknya diam itu lebih baik," lanjutnya. Kini semua berlanjut hingga selesai.
Pukul 16:00.WIB.
/0/14859/coverorgin.jpg?v=37d288ddeea71a43a1bcacb32d34fef6&imageMogr2/format/webp)
/0/10177/coverorgin.jpg?v=e90b3dadb454117c2ce37347c9487463&imageMogr2/format/webp)
/0/22413/coverorgin.jpg?v=00549ec948e0cfada35cc5e5a2f14436&imageMogr2/format/webp)
/0/19052/coverorgin.jpg?v=20d20ac0c20bddc983ba0a595dacb305&imageMogr2/format/webp)
/0/23730/coverorgin.jpg?v=20250526182827&imageMogr2/format/webp)
/0/18387/coverorgin.jpg?v=26633bed34dbbd3f548a5de2851a56b7&imageMogr2/format/webp)
/0/22952/coverorgin.jpg?v=f2a0a4600973c44cd64e979bea8f7592&imageMogr2/format/webp)
/0/18416/coverorgin.jpg?v=d0f75179b592122a3b9ae1b844a4c2d0&imageMogr2/format/webp)
/0/12737/coverorgin.jpg?v=47c887ad192be9faebf19ea232c9b11d&imageMogr2/format/webp)
/0/24611/coverorgin.jpg?v=ec8a20c274b82dd9df63cf3f627d9889&imageMogr2/format/webp)
/0/8507/coverorgin.jpg?v=47c5cad4298ef62c045d02d9ea6946d5&imageMogr2/format/webp)
/0/4036/coverorgin.jpg?v=473a27fc43596af9b2a65155816e42d9&imageMogr2/format/webp)
/0/16118/coverorgin.jpg?v=61df76f0c80f4df0e0ee298af4a6a102&imageMogr2/format/webp)
/0/23523/coverorgin.jpg?v=d78b52dcff17c3f3d6d6d0a8cea41a47&imageMogr2/format/webp)
/0/27986/coverorgin.jpg?v=9eba3a339aec35f2ef31734d7b87a830&imageMogr2/format/webp)
/0/27630/coverorgin.jpg?v=add82407e0b7f0dc10cbf6a1b5869440&imageMogr2/format/webp)
/0/9494/coverorgin.jpg?v=48cdc5de9d819ace80dffe49a68b52ae&imageMogr2/format/webp)
/0/15087/coverorgin.jpg?v=47d7fdfcf429004b5c89c77424a493d5&imageMogr2/format/webp)
/0/21569/coverorgin.jpg?v=c2b52aebcc134c5562dc3912a442fe34&imageMogr2/format/webp)