Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Tumbal Pengantin Iblis

Tumbal Pengantin Iblis

KarRa

5.0
Komentar
1.1K
Penayangan
30
Bab

Tidak ada yang tahu jika Kalina, seorang gadis terabaikan di sekolahnya adalah anak seorang CEO. Harapannya simpel, ingin hidup damai dalam setiap hal. Namun, kedamaian tidak lagi ia dapati. Ketika, tidak sengaja Kalina membuka sebuah segel terlarang mempertemukan dengan pemuda tampan bernama Elang. Kalina tidak sengaja mendapatkan permata simbol bangsa siluman. Membuatnya terhubung langsung, pada mahluk lain yang juga menginginkan kekuatan permata tersebut. Bagaimana mungkin di zaman modern seperti ini masih ada manusia siluman? Mampukah Kalina dan Elang menjaga permata tersebut ketika banyak pemangsa mengepung? Sosial media: Fb: NaRa (Admin Author KarRa) Ig: @lovely_karra Twitter: @KarRa_Lovely

Bab 1 1. Mati dengan Nyaman!

"Aaaa ... tidak!" Teriakan menggema tertelan hujan lebat pada malam gelap dan dingin.

Kalina pasrah dengan nasib, saat kilatan dan petir sekonyong-konyong menyambar ranting pohon penopang tubuhnya. Gadis itu tersentak, berteriak, memejamkan mata, tubuhnya mulai terjun bebas ke bawah.

"Beginikah akhir hidupku?" ratap Kalina dalam hati. Hatinya kalut, seolah sesuatu lepas dalam dirinya, dadanya nyeri, melayang jatuh ke bawah dengan kecepatan yang sangat cepat. Ketika ia telah merasa di ambang ketidakberdayaan. Sebuah cahaya terang menyilaukan muncul di hadapan gadis itu.

"Apakah malaikat maut tampan datang menjemputku?"

Samar-samar ia melihat sesosok pemuda tampan. Tanpa sadar ia sudah berada dalam dekapannya, dirasakannya otot-otot lengan tangan si tampan yang mendekapnya. Tanpa ragu Kalina menyandarkan kepala pada dada bidang yang terasa sixpack saat tak sengaja tersentuh tangannya. Kalina mendongakkan kepalanya, pemuda itu tersenyum. Sungguh pemandangan indah tak ayal Kalina langsung dibuat terlena menatap wajah indah itu.

"Oh, aku akan mati dengan bahagia berkat ketampanannya."

Pemuda itu membelai pipi Kalina dengan lembut membuatnya tersadar dari lamunan sesaat. Tatapan mereka semakin dalam dan dekat dirasakan napas mereka yang saling menyapu wajah masing-masing. Kalina sempat terkejut ketika bibir mereka saling bertemu.

"My first kiss," bisiknya dalam hati. Kalina memalingkan wajahnya karena malu. 'Andai kata ini sebuah mimpi maka aku akan bangun dengan perasaan malu,' ucap dalam hati merasakan detak jantungnya berparade.

Melayang dalam dekapan seorang pemuda asing, tidak dikenal, berlatarkan cahaya terang yang entah dari mana berasal.

Gerimis yang turun seolah-olah ikut menambah suasana menjadi semakin romantis. Sungguh mimpi indah. Kesadaran Kalina mulai menghilang, mata mulai meredup dalam alunan musik alami malam.

'Aku siap mati dalam dekapanmu!' pikir Kalina.

Cahaya terang bersama kepulan asap putih melebur, hilang ketika jatuh menyentuh tanah. Lolongan serigala perlahan menjauh. Begitu pula dengan teriakan para burung hantu yang kembali tenang dan berbunyi seperti biasa. Seolah tidak terjadi apa pun, semua kembali tenang. Semua terasa gelap bagi Kalina.

Benarkah Kalina akan mati dengan nyaman?

*KarRa*

Beberapa saat sebelumnya.

Setiap tanggal lima belas ketika, bulan terlihat bulat sempurna, konon sering terdengar suara-suara orang menangis, merintih, bahkan jeritan bersahut-sahutan. Percaya atau tidak itulah cerita mitos, dari warga setempat mengenai hutan yang kini, menjadi tempat camping dari sekelompok murid sekolah menengah pertama. Ada yang sering melihat seorang lelaki tampan, atau wanita cantik. Namun, mereka akan menghilang ketika didekati. Malam semakin sunyi di antara bayangan yang berada di bawah sana, seperti terlihat sosok putih berkelebatan. Dia seperti tersenyum di antara pekatnya kabut tebal yang seolah menyelimuti. Sedikit cahaya masuk menerangi hutan rimbun tersebut. Auman binatang malam seolah ikut menyambut bahagia. Rengekan binatang malam lainnya jua seolah menatap penuh harap. Bayangan putih yang kasat mata oleh pandangan orang biasa. Kemudian terbang menari-nari mengitari sekitar sungai dan kemudian ke atas, menatap sebuah tubuh mungil yang tersesat. Tawa girangnya menggema, memecah belah kerumunan burung yang langsung berhambur keluar dari sarang. Bayangan putih itu kemudian terbang, semakin jauh ke atas sana. Namun, seperti ada yang menarik paksa. Bayangan itu kembali lagi ke bawah menjadi kepulan asap putih dan menghilang di balik batu. Ada beberapa serigala mendekat, melolong bersahutan, suara seramnya terdengar merintih seperti meminta pertolongan.

Seorang gadis menangis meraung-raung menyaksikan dengan mata kepala sendiri sang sahabat jatuh ke jurang. Tangannya mengepal memukul-mukul tanah. "Kalina," teriak di sela isak tangis. "Kenapa kamu yang jatuh ke jurang bukannya aku," lanjutnya. Dengan sempoyongan ia mencoba berdiri meski sempat terduduk kembali, lututnya lemas tak bertenaga. "Gak, Alinsia, kamu nggak boleh putus asa, kamu harus bangkit," ujar gadis bernama Alinsia itu menguatkan diri sendiri. "Demi Kalina, aku harus cepat mencari bantuan." Dihela napas panjang berulang kali. "Sabar Kalina aku pasti bakalan cari bantuan buat nolongin kamu, aku mohon bertahanlah."

Tidak patah semangat, dikuatkan hatinya dan kembali bangkit. 'Ayo Alinsi, kamu pasti bisa.' Dia mencoba menyemangati diri sendiri. Menghapus linangan air mata yang membasahi pipi dengan tangan, tak peduli ia dengan wajahnya yang menjadi kotor. Terseok-seok gadis merana itu menapaki jalan yang terjal, tak peduli badan yang terluka ketika melewati semak berduri. Jalanan licin tak dipedulikan lagi, yang ia pikirkan hanya segera mencari pertolongan. Dengan semangat empat lima membara, dipercepat langkah kaki.

Dari jauh sudah terlihat perkemahannya, Aliansi pun berlari pontang-panting mendekati tenda sekretariat. Tampak di sana para anak laki-laki yang tengah berjaga. Ada yang terduduk sambil menahan kantuk. Ada yang mondar-mandir kayak setrika. Ada pula yang tiduran di atas matras. Ada yang lagi ngopi sambil bercengkrama, dan masih banyak lagi.

Brak! Alinsi menggebrak meja sekretariat dengan sangat keras. Semua anggota OSIS yang berjaga pun dibuatnya kaget dan ada yang terjungkal jatuh dari kursi. Ia berhasil membangunkan kantuk mereka. Sebagian terkejut melihat penampilan compang-camping, wajah kotor hasil karya tangannya sendiri, dan rambut awut-awutan mirip nenek gayung itu.

"Tolong," pinta Alinsia, tangisannya pecah kembali.

"Kamu kenapa?" tanya salah seorang yang langsung berdiri dari duduknya.

Reza and the gank pun menghampiri.

"Keadaan kamu kenapa gitu, habis dikejar penunggu hutan ya?" tanya salah seorang pemuda.

"Atau habis gelut sama kucing garong?" timpal seorang cowok lagi.

"Pertanyaan kalian itu gak masuk akal tau gak sih?" cebik Rando, sang wakil ketua OSIS, menghentikan pertanyaan aneh yang lain sebelum mereka berucap. Spontan mereka kompak terdiam, kini hanya terdengar isak tangis Alinsi.

"Coba cerita, kalau kamu nangis gini kita semua gak paham," ucap Reza memegangi lengan Alinsi mencoba menenangkannya.

"Kalina jatuh ke jurang," jawab Alinsi masih menangis.

"Apa?" teriak mereka kompak.

"Kok bisa," pekik Rando. Dengan panjang kali lebar Alinsi menceritakan secara detail kejadian tersebut.

"Aduh kenapa mesti ada kejadian kayak gini sih," keluh Reza, sang ketua OSIS dengan wajah tampan paripurna, dia menggaruk kepala yang tidak gatal. "Rando tolong panggil anak-anak cowok yang lain buat bantu cari Kalina," lanjutnya.

"Sekarang nih," celetuk Rando.

"Nggak besok pagi," desis Reza kesal.

"Kalau besok pagi kenapa kamu perintahkan sekarang Za," keluh Rando dengan wajah tanpa dosa.

"Rando, lama-lama bikin darting tau nggak. Mending lengser aja dari jabatan wakil ketua OSIS sana," cibir Reza kehilangan kesabaran.

"Lho, kok bisa, salah saya apa?" Rando menatap dengan wajah mirip kerbau dicocok hidungnya.

Mendengar perdebatan tidak penting itu membuat Alinsi semakin menangis keras sejadi-jadinya. "Kalian ini punya perasaan gak sih!" bentak Alinsi membuat semuanya terdiam mematung.

"Sabar ya Alin, sekarang kau basuh wajah kotor kamu dulu sana, kamu kelihatan nyeremin kita di sini," ujar Rando membuat Alinsi mendelik ingin sekali menampar jidat cowok itu dengan panci.

"Ok, kita rapat darurat dulu sekarang!" ajak Reza.

Setelah berkutat dengan perdebatan yang penting tidak penting, para jantan-jantan pun akhirnya berkumpul. Dipandu Alinsia mereka menuju ke tempat kejadian perkara.

"Tunggu kami Kalina," gumam Alinsia.

Bersambung....

@lovely_karra

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku