Tak kusangka, malam pertama yang begitu panas penuh kenikmatan ternyata kulalui bukan bersama suamiku. Seorang pria yang begitu perkasa dalam bermain di atas kasur membuat aku menjerit kenikmatan berulang kali hingga pagi datang menyapa. Ketika itu lah kehidupanku penuh drama dimulai. Kenikmatan semalam yang begitu memabukkan mengubah segalanya.
Sella tidak tahu, jika Arthur sedang dalam keadaan pengaruh obat perangsang yang tercampur ke dalam minumannya. Padahal, Daffin sudah memberitahukan hal itu kepada Sella sebelum dia pergi meninggalkan Sella bersama Arthur. Entah dia sedang ngelamun saat Daffin bicara, atau sedang tidak fokus karena mencemaskan pria yang sangat dia cintai tidak sadarkan diri setelah meminum air putih pemberiannya.
Arthur menggendong Sella ala-ala bridal style masuk kedalam rumah. Selama berjalan masuk kedalam rumah, Arthur terus menjilati bibir, dan leher Sella. Karena tidak tahan lagi ingin memakan mangsa yang berada di dalam pelukannya, Arthur membawa Sella ke kamar pertama dari pintu masuk yang mereka lewati. Arthur membaringkan Sella dengan kasar, dia membuka semua pakaiannya, dan juga membuka paksa pakaian yang melekat di tubuh Sella. Sekarang Arthur, dan Sella sama-sama polos, tidak ubahnya seperti bayi baru lahir, tidak ada sehelai benangpun yang menutupi tubuh mereka.
"Sayang, aku mencintaimu sampai kapanpun!" Arthur menindih Sella, dan menghujamnya dengan ciuman penuh nafsu.
Sella hanya diam tidak bergeming di bawah tubuh Arthur. Dia tidak menjawab ucapan Arthur, ucapan yang mampu membuat jantungnya terasa mau copot di saat mendengar kata yang selama ini dia tunggu-tunggu untuk di ucapkan oleh pria pujaan hati.
"A-apa? Arthur mengatakan kalau dia mencintai aku sampai kapanpun? Aku tidak bermimpi, kan?" Sella menepuk-nepuk pipinya kegirangan.
"Aku mencintaimu. Aku harap cintaku tidak kamu sia-siakan," bisik Arthur di dekat telinga Sella.
"A-aku ... juga mencintai mu." Tanpa sadar, Maya membalas ucapan Arthur.
"Aku sudah tidak tahan, Sayang. Aku akan mengambil hak ku, sekarang!" Arthur yang sudah dikuasai oleh efek samping obat afrodisiak, dia menganggap wanita yang ada di dekatnya adalah Maya.
"What?" Sella mendorong tubuh Arthur karena kaget mendengar ucapan Arthur yang baru saja dia dengar. "Hak dia? apa maksudnya?," batin Sella yang tidak mengerti dengan ucapan Arthur yang mengatakan akan mengambil haknya.
Mata Arthur yang sudah memerah, dengan deru nafas berat karena birahinya yang sudah siap meledak meminta mangsa. Dia kembali mendekap Sella, dan memeluk erat tubuh Sella dengan sangat posesif. Arthur menyambar bibir seksi Sella dengan sangat Rakus. Tangannya meremas dada montok Sella yang membusung dengan leluasa tanpa ada beban sedikitpun. Dada dengan ukuran Bra 36c itu terasa sangat menggugah naluri siapa saja yang memegangnya untuk segera mencicipinya. Bibir Arthur beralih ke gunung kembar yang masih padat milik Sella, dia menjilati pucuk coklat kemerahan itu di atas gunung kembar itu.
Tangan kiri Arthur memijat gunung sebelahnya sambil menghisap puting gunung yang lainnya. Sedangkan tangan kanannya menyelinap ke lembah telaga sempit dengan pulau kecil di dalamnya. Arthur bermain-main dengan pulau kecil di dalam telaga itu hingga menyelamkan satu jari tengahnya ke dalam gua hangat yang masih original di dalam sana.
"Ahh ...." Suara desahan itu terus keluar begitu saja dari mulut Sella saat dia merasakan sensasi yang menyesak dalam dadanya.
Suara desahan Sella membuat nafsu Arthur semakin menggila. Dia menghentikan aksinya di bukit kembar milik Maya, dan kemudian Arthur beralih ke telaga berpulau di pusat inti tubuh Sella. Dia menjilat pulau kecil di dalam telaga milik Sella dengan rakusnya. Merasa tidak puas dengan hanya menjilatinya, Arthur memasukkan lidahnya kedalam gua sempit di bawah pulau kecil yang dijilatinya tadi. Tindakan Arthur membuat Sella semakin mendesah tidak karuan mendapatkan sentuhan demi sentuhan dari Arthur., Tangannya meremas kepala Arthur, karena tidak tahan dengan rasa geli bercampur nikmat di bawah sana. Sella yang sudah terbawa suasana, dan telah bergairah, dia bangkit dari posisi tidurnya, mendorong Arthur hingga telentang. Dengan ligat Sella naik ke atas Arthur. Kini Sella sudah dikuasai juga oleh nafsu yang hampir sama besarnya dengan Arthur walaupun Sella tidak meminum obat afrodisiak sedikitpun. Namun, sentuhan Arthur melebihi dari efek samping obat tersebut. Dengan mata terpejam, Sella menjilati roti sobek milik Arthur seperti sedang menjilati es krim vanilla kesukaannya. Arthur terkapar menikmati aksi Sella sambil memainkan dua buah bola besar di dada Sella yang semakin padat karena efek birahinya.
"Teruskan, sayang! aku sangat menikmatinya." Arthur meremas kasar mainannya yang bergelantung di dada Sella, membuat yang dimainkan semakin merasakan nikmat tiada tara di bagian dadanya.
Sella beralih ke puting kecil di dada Arthur, dia menyesap puting kecil coklat Arthur dengan sesekali memainkan dengan lidahnya, sedangkan tangan Sella meraba-raba roti sobek di hadapannya dengan lembut.
"Sayang, kamu sangat pandai membuatku gila. Tidak akan ada kata ampun untukmu malam ini, aku akan memangsamu sampai siang." Arthur membalikkan badannya, mengubah posisi mereka.
Sekarang, Sella sudah berada di bawah kungkungan Arthur, dia kembali melumat bibir Sella, dan lidahnya menerobos masuk ke dalam mulut Sella. Lidah mereka saling menari di dalam sana, berdansa sambil berbagi saliva.
"Lakukanlah apa yang kamu mau terhadapku! jadikanlah aku wanitamu untuk selamanya!" Sella yang sudah mabuk terbawa suasana, mengalungkan tangannya ke leher Arthur, dan mengapit tubuh Arthur dengan kedua kakinya.
Saat ini, Sella sudah dikuasai birahi yang menuntutnya melakukan aksi lebih dari yang sebelumnya dia lakukan bersama Arthur. Sella dengan senang hati mempersembahkan tubuhnya kepada Arthur untuk dimainkan.
"Ayo, Sayang! Lakukan apa yang seharusnya kamu lakukan kepada ku," Sella menarik tubuh Arthur kebawah, agar lebih mendekat dengan tubuhnya.
"Iya, Sayang. Kamu gak sabar ingin menikmatinya?" ucap Daffin yang membuat Sella salah tingkah.
"May, selama ini aku menjaga perjaka ku hanya untukmu. Akan kulepas keperjakaanku dengan membuka keperawananmu, Maya Anastasya," ucap Daffin mengarahkan tombak pusakanya ke arah pintu surga Sella.
"Deg!" jantung Sella seakan tertancap ribuan belati mendengar ucapan Arthur.
Dengan susah payah Sella menelan salivanya. Hatinya begitu perih mendengar perkataan Arthur yang baru saja mengatakan kalau perjakanya untuk Maya, bukan untuk dirinya.
"Jadi Arthur menganggap aku adalah Maya?" Air mata Sella menggenang di pelupuknya. Padahal, Sella sangat berharap Arthur melakukan semuanya kepada Sella atas dasar cinta.
"Apakah ini adalah termasuk efek dari obet yang aku, dan Daffin beli itu?" tanya Sella dalam hati.
Sella kembali teringat akan kerjasama yang dia lakukan bersama Daffin. Beberapa jam yang lalu. Saat acara ijab kabul Arthur, dan Maya berlangsung, di waktu itulah awal mulanya penyebab semua ini terjadi.
***
Flashback On.
Daffin, dan seorang perempuan seumuran dengan Maya sedang berdiri di depan apotik dengan memegang kantong kresek kecil di tangannya.
"Fin, kamu yakin obat ini bisa bekerja dengan baik?" tanya Sella sanksi terhadap obat yang mereka beli.
"Aku yakin. karena, temanku sudah membuktikannya. Dengan begini, tujuan kita akan tercapai," jawab Daffin sangat yakin.
"Aku akan mendapatkan apa yang aku inginkan selama ini, dan keinginan kamu untuk memisahkan mereka juga akan terwujud," ucap Daffin.
"Jika aku ketahuan mereka, bagaimana?" tanya Sella merasa cemas akan ketahuan sama Arhir, atau orang lain.
"Percaya sama aku! kamu tidak akan ketahuan. Bermainlah dengan sangat rapi!" Daffin memegang pundak Sella yang berada di sampingnya.
"Aku yakin, kamu adalah partner yang tepat buat aku untuk menjalankan misi ini. Karena tujuan kita hampir sama, yaitu memisahkan mereka." Daffin kembali meyakinkan Maya untuk melanjutkan misi mereka.
"Nanti malam, kamu jalankan ini semua dengan mulus tanpa membuat gerak gerik yang mencurigakan!" Maya hanya mengangguk menandakan mengerti dengan arahan yang diberikan oleh Daffin.
"Kamu campurkan ini ke dalam minuman pertamanya dengan dosis rendah, setelah itu kasih dosis tinggi! Kamu masukkan semuanya juga nggak apa-apa, aku juga akan mengasih ini kepada Maya." Daffin mengarahkan misi mereka nanti malam kepada perempuan yang ada di hadapannya.
"Jika dia overdosis gimana?" tanya Sella cemas. Sella takut akan terjadi hal yang tidak diinginkan pada Arthur.
"Kalau masalah Maya, aku bodoh amat. gimana dengan Arthur, jika dia kenapa-kenapa gimana? aku nggak mau itu terjadi." ucapnya lagi.
"Percaya sama aku, gak bakal ada pengarquh buruk buat Arthur. Itu hanya obat tidur," jawabnya meyakinkan perempuan itu.
"Kamu pulang sama aku, apa pulang sendiri?" tanya Daffin mengalihkan pembicaraan mereka.
"Aku pulang sendiri aja, aku mau pulang ke rumahku dulu. Aku ke rumah Maya ntar malam aja," ucap perempuan itu sambil mengeluarkan ponselnya.
"Aku pesan ojol, kamu pulanglah terlebih dahulu!" perempuan itu memesan ojol dari aplikasi yang ada di ponselnya.
"Okay, See you!Semoga rencana kita berhasil." Daffin memasang helmnya kemudian berlalu pergi dengan motor matic-nya.
'Apakah setelah obat itu tidak mempengaruhimu lagi, kamu akan membenciku, atau kamu akan menjadikan aku wanitamu kedepannya? dan melakukannya kembali bersamaku?' Sella teringat akan obat yang dicampurkan oleh Daffin kedalam obat tidur yang diberikan oleh Sella ke dalam minuman Arthur.
"Aku akan melakukan ini kepadamu selamanya, selagi aku masih hidup," ucap Arthur yang seakan menjawab isi hati Sella.
Bab 1 PERNIKAHAN
17/03/2024
Bab 2 SUAMI MESUM
17/03/2024
Bab 3 BERGAIRAH
17/03/2024
Bab 4 RENCANA JAHAT
17/03/2024
Bab 5 MENCETAK GOL
17/03/2024
Bab 6 MENYAMBUT MALAM PERTAMA
17/03/2024
Bab 7 MENJEBOL KESUCIAN BEGITU NIKMAT
17/03/2024
Bab 8 PERMAINAN PENUH KERINGAT PANAS
17/03/2024
Bab 9 Permainan Memabukkan
17/03/2024
Bab 10 KENIKMATAN SEPANJANG MALAM
17/03/2024
Bab 11 Permainan Panas Yang Diulang
17/03/2024
Bab 12 TERNYATA BERMAIN DENGAN YANG LAIN
18/03/2024
Bab 13 Kehancuran
18/03/2024
Bab 14 SAKIT
18/03/2024
Buku lain oleh Author N
Selebihnya