Tumbal Pengantin Iblis
ak jalan-jalan pada pagi hari melihat pemand
i. Terlihat otot-otot lengannya menonjol di lengannya, ditambah dada bidang menampakkan roti sobek
uh otot-otot perut itu. Sekali menyentuh, 'Ah bukan mimpi,' keluh Kalina. Dia menyentuh lagi kali ini telapak tangannya meraba. '
puas?" ta
t mengantarkan gelayar aneh pada dirinya. Lelaki tersebut menelan saliva membasahi kerongkongan yang me
ina yang langsung menutup mulut, mata membuka lebar. 'Aduh, apa yang aku ucapkan?' kelu
itu berdentum kencang, tidak dapat dipungkiri tatapan tajam itu sungguh menggelora. Sungguh tampan menggoda iman, embusan
erti bayi besar membuat lamunan dan kekaguman Kalina buyar seketika. "Atau masih mau me
ng aku pikirkan, oh Tuhan,' keluhnya. Blu
ke kamar mandi. "Malunya, berasa jad
sepeda motor. Dan kecelakaan itu berakibat fatal pada indra penglihatan. Dokter yang menangani berkata jika penglihatannya tidak a
ika benar, maka aku sangat banyak berhutang budi pada Elang," keluhnya. "Tapi kena
ndi dikenakan kimono handuk yang ia ambil dalam lemari kecil di pojok kamar man
gil Elang. Mulut
ngapain belu
kotor," jela
mengentak-entakkan kaki. Kurang lebih seperempat jam ke
emoga saja pas di badan kamu." Diambilny
an lengkap mereka duduk berdampingan di sofa kamar menonton Tv sambi
malam yang belum sempat kamu jawab." Ka
tanyaa
ta kamu bisa ada d
seakan terasa mengganjal di tenggorokan. Wajah putihnya memerah, Elang mema
alina. Elang menghela
cap Elang, "akan aku ceritakan saj
ar
ck, Jam
ri bangsa manusia terpecah menjadi tiga bagian yang terdiri sebagai penduduk biasa, dan manusia yang me
t. Mereka hidup dalam damai di bawah kekuasaan sang raja yang adil bijaksana. Tanpa memandang klan dan ras bangsa manusia maupun siluman saling menghormati satu sama lain. Bercengkerama bersenda gurau, bah
ia dan bangsa siluman saling jat
tak akan pernah merasa puas dengan apa yang dimiliki. Sikap itu yang kerap muncul dari benak sisi hitam sebagian bangsa manusia . B
asa bangsa siluman amat sangat mendalam. Namun, demi kelangsungan hidup mereka tak lama setelah melepas k
erupakan keturunan pasangan siluman singa tulen. Tinggi badan kurang lebih seratus delapan puluh cm, dengan badan lumayan kekar seperti binaragawan karen
ar
an
alina menghentik
lesai cerita Kal
i aku mau siapkan minum dan cemilan dulu," u
esar es jeruk kesukaannya. Dia Pun kembali duduk manis di dekat Ela
a ia mencubit pipinya. "Waktu itu kami ma
ambu
ely_