icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Tumbal Pengantin Iblis

Bab 2 2. Terjatuh dari Tebing

Jumlah Kata:1601    |    Dirilis Pada: 13/11/2022

atanya mulai terbuka, tapi kegelapan masih menyelimuti

gelap. Dia pun mencoba membaca situasi dengan cermat, setelah akhirnya tersadar bah

as. Beruntung ia tidak langsung jatuh ke bawah. Namun, malang

di atas!" teriaknya d

imana nanti aku turunnya,

rbentuk burung terkapar menghadap ke atas. Seolah batu itu siap kapan saja, menerima dengan senang hati jika Kalina terjatuh ke arahnya. Kalina mulai merasa ngeri mendengar binat

ina berdetak semakin kencang, dia berteriak ketakutan. Dalam remang malam, dalam suasana mencekam. Angin berhembus kencang, membuat tubuhnya teromba

asahi. Angin semakin lama semakin ke

ong menyambar ranting pohon penopang tubuhnya. Gadis itu tersentak,

dirinya, dadanya nyeri, melayang jatuh ke bawah dengan kecepatan yang sangat cepat. Ketika ia tel

t maut tampan da

n kepala pada dada bidang yang terasa sixpack saat tak sengaja tersentuh tangannya. Kalina mendongakkan kepalanya, pemuda itu tersenyum. Sungguh pemandangan indah tak ayal Kalina langsung

ti dengan bahagia b

saat. Tatapan mereka semakin dalam dan dekat dirasakan nafas mereka yang saling men

karena malu. 'Andai kata ini sebuah mimpi maka aku akan bangun dengan

a asing, tidak dikenal, berlatarkan cah

eredup dalam alunan musik alami malam. Cahaya terang bersama kepulan asap putih melebur, hilang ketika menyentuh tanah. Lolongan serigala perlahan men

*

t ber

aan Kalian. Semak belukar dan jalanan yang licin, b

u saja. Malam semakin larut, hujan juga mul

angin semakin bertiup kencang belum lagi a

menemukan Kalina, nyawanya bi

. Dalam cuaca buruk seperti ini bisa membahayak

kembali ke tenda. Tak mungkin ia membahayakan nyawa banyak orang meski ia sangat ingin mencari san

tif selalu," ucap Rando dibelainya rambut Alinsia dengan tangan kanannya. Gadis itu mengangguk dan masuk ke dalam t

*

ik penduduk setempat bersahut-sahutan. Sungguh alunan musik alami khas pedesaan di pagi hari. Reza, Alinsia dan yang lainnya dibantu warga setempat mulai kembali menyusuri tebing semak belukar mencari Kalina. Di t

an memanggil satu nama orang yang dari

a berhenti melangkah. Membuat semua yang berjalan di belakangnya ikut berhenti. Terdengar sua

pak?" ta

h baya menunjuk mulut sebuah gua besar. Mereka berlari melompati berba

in," berderai kemba

dia sebelum kita sampai di tempat ini tadi?" tanya Reza. Mendengar suara gaduh

a 'kan, atau ada yang te

s dan perut aku sediki

ini kita langsung ke ru

kok beneran kita l

a sakit perut

aku lapar b

eriak yang

ir terjun tersebut. Namun, tanpa disadari sepasang tatapan mata dengan tajam memperhatikan mereka dari kejauhan sejak tadi. K

saja kali ya," u

Kalin?" t

k." Kalina terse

alan, mau aku gendong

enggak apa-apa

urung elang berbulu putih terbang mende

Kalina melihat burung itu

yusuri jalan terjal. Wajah lelah mereka berubah lega ketika sampai di tepi jalan raya. Bus sekolah menanti, teriak sorak-sorai bahagia ketika

*

lina segera menghempaskan tubuh ke atas kasurnya yang empuk. Sejenak merilekskan tubuhnya yang penat. Diamati langit-langit, pandangannya lalu menjurus ke jende

, punya siapa ya," pikir Kalina d

nya lagi. "Gak mungkin burung dari hutan itu, kan, pasti

empaskan burung itu agar terbang ke atas, tetapi baru sebentar terbang sang burung m

ke tempat pemilik kamu," ucap Kalina yang terke

ar

u usai mengantarkan Alinsia pulang ke rumah usai nonton bioskop. Melihat jalanan sepi dan lengang dia menambah sedikit kecepatan laju mobiln

r

itu terjatuh, spontan gadis itu turun dari mobil. Dilihatny

gaja," ucap Kalina panik takut

au nyetir," kata seorang di an

tanggung jawab ganti rug

orang lagi sembari berusaha meraih ta

-apa. Yang penting nemenin kita main aja

ingat anak istri di rumah apa," celetuk Kalina

masuk ke dalam mobil tapi orang bertubuh kurus berhasil menghalangi. Tub

ambu

ely_

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka