Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Pengkhianatan Istriku

Pengkhianatan Istriku

Morina

5.0
Komentar
987
Penayangan
62
Bab

Danu pria miskin yang menikah dengan Sakira. Namun, di tengah perjalanan rumah tangganya Sakira pergi meninggalkannya dan memilih pria lain. Sakira meninggalkan Danu dan bayinya hanya demi pria kaya. Akan tetapi, kehidupan yang terus berjalan membuat Sakira berubah. Dicampakkan oleh suaminya. Sakira sakit kanker paru-paru menjadikan dia kurus dan jatuh miskin.

Bab 1 Malam Takbiran

Allahu Akbar ... Allahu Akbar. Laila Ila Hailahu Allahu Akbar ... Allahu Akbar Walillah Ilham.

Takbir menggema diseluruh jagat raya. Sementara, aku masih mengumpulkan botol bekas untuk dijual. Besok lusa sudah ditutup tempat pengepul karena lebaran tiba. Sedangkan aku masih sibuk mencari uang untuk sesuap nasi. Memenuhi kebutuhan kelaurga kecilku. Padahal, lebaran esok hari sudah tiba. Di sini aku masih bergelut dengan peluh, dan keringat yang bercampur debu.

Ibu sudah tak lagi mampu mencari barang-barang bekas. Usaha ini terpaksa aku jalankan untuk bertahan hidup. Sudah sejak dari kemarin hujan mengguyur kotaku. Bahkan, di hari terakhir menjelang puasa ramadan tetap saja air membasahi bumi.

"Kamu mau apa? Penampungan sudah tutup sejak sore tadi. Tidak tidak lagi menerima barang bekas." Mang Damin berdiri menatapku acuh tak acuh. Pria paruh baya itu, tampak akan meninggalkan tempat penampungan barang bekas.

"Tapi, Mang. Aku dan ibuku perlu makan malam ini besok sudah hari lebaran. Tolong buka sebentar, ya," pintaku memelas. Berharap Mang Damin punya hati nurani, untuk menerima barangan rongsokan yang kubawa.

"Tidak bisa. Saya juga mau takbiran malam ini. Silahkan bawa kembali seminggu lagi kemari."

Tubuhku terasa lemas saat Mang Damin menolak barang rongsokan yang kubawa. Sudah seharian aku berkeliling untuk mencari botol bekas. Agar bisa menghasilkan uang untuk makan. Namun, semua pengepul sudah tidak lagi menerima dengan alasan malam takbiran.

"Mang, tolonglah. Aku dan ibuku bisa mati kelaparan kalau tidak ada uang buat kami makan lusa. Besok pengepul sudah tutup dan waktu akan dibuka seminggu lagi kami harus makan apa, Mang?"

"Bukan urusanku. Kalian mau makan apa. Pergi sana!" Usir Mang Damin. Pendiriannya tetap kekeh tidak mau menerima barang milikku.

Dia segera menutup pintu gudang pengepul dengan kuat. Lelaki itu, segera pergi berlalu tanpa rasa bersalah. Aku duduk terdiam sambil menenteng karung yang berisi barang rongsokan. Sedangkan Rafa, masih tetap dalam gendongan di punggung belakang. Dia sudah kehujanan dan kedinginan sejak tadi pagi. Tapi anakku yang malang masih betah tidur dalam gendongan. Mungkin Rafa tahu kesusahan orang tuanya. Harus berjuang sambil mencari nafkah.

Tubuh mungilnya pun sudah basah kuyup karena rintik hujan. Sungguh, tidak tega melihat anak malang seperti dia. Masih berumur empat tahun harus ikut merasakan derita ayahnya. Mencari sesuap nasi demi bertahan hidup. Apa hendak dikata. Nasibku yang malang tak berubah meski sudah berusaha bekerja keras.

Bukan aku tak sayang padanya, namun pilihan tidak ada lagi. Sejak umurnya tiga bulan, Rafa sudah ditinggal ibunya. Sakira pergi meninggalkanku bersama Rafa hanya karena tak tahan hidup susah. Dia memilih laki-laki lain yang lebih kaya.

Kini, sudah empat tahun berlalu. Namun, tak pernah kudengar lagi beritanya. Saat terakhir kita bertemu, dia sudah menikah dengan pria idamannya. Ya, karena aku miskin dia berpaling dan meninggalkan Rafa yang masih bayi merah.

"Mas, pokoknya aku minta cerai sama kamu. Aku tidak tahan hidup susah terus menerus denganmu, Mas. Sampai kapan hidupku begini. Sampai kapan, Mas," ucap Sakira kala itu. Matanya memerah menatapku.

"Sabar, Sakira. Mas juga lagi berusaha kerja agar hidup kita enak dan bahagia."

"Kalau begini terus aku tidak tahan, Mas. Kamu cuma kerja sebagai buruh harus menanggung ibumu yang penyakitan itu. Rumah juga masih mengontrak. Kapan kita senang, Mas."

"Istighfar, Kira. Ibu itu orang tua kandungku. Kamu gak boleh ngomong begitu. Hanya dia satu-satunya keluargaku. Kalau bukan aku, lalu siapa lagi yang akan merawatnya."

"Usaha dong, Mas. Usaha!" Teriak Sakira.

Tangisnya pecah ketika suaranya melengking tinggi. Sementara, bayi Rafa menangis karena mendengar teriakan ibunya. Mungkin dia haus karena sejak tadi Sakira belum memberinya ASI.

Kuraih tubuh Rafa yang terus menangis. Memberikan kepada Sakira. Namun, dia menolak untuk menyusui. Berbagai alasan dia katakan.

"Sakira, Rafa menangis. Tolong kamu susui dia," ucapku lembut.

"Aku tidak mau. Berikan saja dia minum susu formula."

"Astagfirullah, Sakira. Kamu itu ibunya, masa tega membiarkan Rafa minum susu formula."

"Mulai sekarang kamu yang urus Rafa, Mas. Kamu bisa membeli obat untuk ibumu. Tapi tidak bisa memberikan susu untuk anak sendiri."

"Ibu sedang sakit, Kira. Kalau dia tidak diberi obat maka bisa semakin parah penyakitnya."

"Itu urusanmu, Mas. Pokoknya aku tidak mau menyusui Rafa."

Buk!

Sakira langsung pergi ke kamar, lalu membanting pintu sekuatnya. Ibu yang mendengar pertengkaran kami pun langsung ke luar dari kamar.

"Ada apa lagi to, Le. Kamu bertengkar lagi sama istrimu?"

"Ndak, Bu. Kami tidak bertengkar kok. Ibu istirahat saja nanti malah capek," ujarku.

"Kalau hidup Ibu jadi beban buatmu lebih baik Ibu pergi saja dari sini. Ibu tidak ingin rumah tanggamu hancur gara-gara Ibu."

Ya Tuhan!

"Ibu gak usah ngomong gitu. Aku akan menjadi anak durhaka bila Ibu pergi."

Sebagai suami, tentu aku tidak ingin terus membela istri. Bukan tak mau, tetapi keadaanlah yang memaksa tetap begini. Siang dan malam sudah bekerja keras membanting tulang. Demi menutupi semua kebutuhan. Namun, nasib baik belum berpihak kepadaku.

"Itu Rafa kenapa, Le? Kok sedari tadi menangis terus?"

"Rafa haus, Bu. Sakira tidak mau menyusuinya."

"Ya Allah, kenapa ibunya gak mau menyusui, Danu?" tanya ibu lagi.

Aku bergeming. Tangis Rafa terus saja berpanjangan. Membuat hatiku terasa sakit. Bukan tak ingin membelikan dia susu, namun keuanganku tidaklah cukup. Jangankan untuk membeli susu formula, untuk makan saja harus bekerja keras.

Dari pagi sampai jam lima sore aku bekerja sebagai buruh bangunan. Selesai itu, masih harus mencari barang rongsokan dan menjual kepada pengepul barang bekas.

Gaji hasil kerja menjadi buruh kuberikan kepada Sakira untuk memenuhi kebutuhan. Uang hasil mencari barang rongsokan aku berikan pada ibu untuk membeli obat. Ibu divonis dokter terkena penyakit paru-paru. Perobatannya tidak boleh telat selama enam bulan. Setiap satu Minggu sekali, aku harus menebus di puskesmas terdekat.

"Ayah, Rafa lapar," ucap Rafa membuka mata.

"Sabar, ya, Nak. Sebentar lagi kita akan beli makanan."

"Ayah, apakah malam ini kita akan makan enak? Sekarang malam takbiran. Besok hari raya. Teman-temanku semuanya sudah membeli baju baru buat besok. Kapan aku bisa punya baju baru juga, Yah?" tanya Rafa dengan mata yang berbinar.

"Maafkan Ayah, Nak. Ayah pria yang tak berguna. Bahkan, untuk membeli sepotong baju saja tidak bisa."

Kupeluk tubuh kurus Rafa. Sembari menangis di pelukannya. Jujur, ingin sekali memberikan semua apa yang dia inginkan. Akan tetapi, keadaan ekonomiku tidak bisa membuatnya tertawa seperti anak-anak yang lainnya.

"Ayah, kenapa nangis? Rafa gak papa kok kalau Ayah belum bisa belikan baju untuk Rafa. Baju yang lama pun tak apa-apa."

"Ayah janji, bila nanti punya uang banyak akan membelikan Rafa baju baru."

"Iya,Yah. Rafa ngerti kok Ayah belum punya uang."

Oh Tuhan! Bagaimana anak sekecil Rafa bisa mengerti. Sungguh, aku malu telah menjadi ayah yang gagal. Andai, saja keajaiban bisa terjadi. Aku akan tak meminta banyak kecuali baju lebaran.

Suara takbir masih terdengar bergema dari arah masjid. Aku dan Rafa pergi meninggalkan tempat penampungan dengan langkah gontai. Usaha untuk menjual barang rongsokan telah gagal. Rencananya, akan membelikan baju baru buat ibu dan Rafa bila barang bekas terjual.

Aku sudah mengumpulkan uang tabungan beberapa bulan lalu untuk persiapan lebaran. Ditambah sedikit lagi pasti bisa membelikan mereka baju baru. Dari tahun ke tahun ibu tak pernah memakai baju baru. Ingin sekali memberikan hadiah gamis. Walau harganya tidak mahal. Pasti ibu bahagia menerima pemberian dari anak laki-lakinya.

Bahkan, baju yang dia gunakan sudah robek sana sini. Tidak layak untuk dipakai. Namun, ibu tak pernah mengeluh. Dia mengerti keadaan ekonomi kita sangat sulit. Jangankan untuk membeli baju lebaran, untuk makan besok saja uang tidak cukup. Tempatku bekerja libur satu Minggu. Otomatis aku tidak bisa bekerja selama itu. Harus ada stok makanan di rumah, sementara hasil pencarian barang bekas belum terjual.

"Ayah, apakah kita akan pulang sekarang?" Rafa bertanya sambil menatapku.

"Iya, Nak. Kita akan pulang ke rumah. Maaf, Ayah belum bisa memberikan baju lebaran untuk kamu."

"Ndak apa, Yah. Rafa ngerti kok Ayah lagi gak punya uang. Rafa tidak akan minta apa-apa," ucap Rafa menghapus jejak air mataku. Senyumnya membuatku bersemangat terus berjuang merubah nasib.

Aku terus saja melangkah menyusuri jalan yang becek. Hujan masih enggan untuk berhenti. Meski gerimis masih turun membasahi bumi. Akan tetapi, tak menyurutkan langkah sebagain orang untuk mengumandangkan takbir. Menyebut kebesaran Allah. Setelah agak jauh meninggalkan penampungan barang rongsokan tiba-tiba suara yang tidak asing lagi menyapa. Membuatku seketika menghentikan langkah.

"Danu, tunggu!"

***

Bersambung.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Morina

Selebihnya

Buku serupa

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

GADIS BIASA VS BOSS MAFIA

Lucyana
4.9

AREA DEWASA! YANG BELUM CUKUP UMUR, MINGGIR DULU YA, CARI BACAAN SESUAI UMURNYA. NEKAT BACA CERITA INI, DOSA TANGGUNG SENDIRI. Pertemuan Anne Mary yang masih berumur 18tahun dengan Marcio Lamparska, 30tahun dalam sebuah tragedi pembunuhan di Tokyo dimana Marcio sebagai pelaku pembunuhan dan Anne yang menjadi saksi matanya membuat hubungan antara Anne dan Marcio terikat dalam suatu kerjasama yang saling menguntungkan karena akibat dari tragedi pembunuhan tersebut, Anne yang merupakan orang terdekat dengan korban, tertuduh menjadi tersangka utama pembunuhan. Sebelum interpol menemukan dan menangkap Anne, Marcio bersama anak buahnya sudah terlebih dahulu menculik gadis itu dan membawanya ke Murcia, Spanyol, kediaman Marcio berada. Anne Mary yang memiliki otak jenius di atas rata-rata hanyalah seorang gadis muda yang sangat lugu, polos namun memiliki mulut yang tajam pedas dan kritis sedangkan Marcio yang tanpa dia sadari sudah jatuh cinta kepada gadis muda tersebut semakin membuatnya protektif menjaga dan memberikan pelatihan-pelatihan fisik pada Anne yang tentu saja semakin membangkitkan api dendam dalam diri Anne yang membara di dalam dadanya. Anne akhirnya bersedia membuka hatinya untuk menerima perasaan Marcio agar dia bisa lebih mudah untuk membunuh pria itu yang ternyata tanpa dia sadari masuk ke dalam perangkapnya sendiri, jatuh cinta pada Marcio. Bisakah Anne melupakan Touda Akira sepenuhnya, orang yang sudah menjadi korban pembunuhan Marcio, dimana Touda merupakan cinta pertama Anne yang mencintainya secara diam-diam dan melupakan balas dendamnya pada Marcio? Bagaimana dengan Iosef, tangan kanan musuh besar Marcio yang sejak pertama kali bertemu dengan Anne, memiliki perasaan tidak biasa terhadap gadis mungil itu. Iosef juga musuh yang pernah melukai Anne namun juga menyelamatkan gadis itu dari kematian. Demi menyelamatkan Marcio, Anne terpaksa ikut pergi dengan Iosef. Iosef yang lembut, perhatian, sangat posesif dan mencintai Anne dengan nyawanya. Cinta yang tulus dan abadi namun memahami jika gadis yang dia cintai tersebut masih mengukir nama Marcio di dalam hatinya. Dalam pelarian bersama Iosef, Anne tumbuh semakin kuat, tangguh dan sangat cantik mempesona. Ayunan pedangnya sangat cepat, akurat, dan sikapnya tegas, tidak segan membunuh siapapun yang menjadi tugas dalam misinya. Akankah pertemuan kembali Anne dan Marcio bisa menumbuhkan perasaan cinta dan kerinduan di antara mereka lagi atau mereka menjadi musuh yang akan saling membunuh? Ikuti terus cerita Anne Mary ini dari seorang gadis biasa yang jelek menjadi seorang gadis muda yang sangat cantik dan memukau namun sifatnya yang sangat tidak peka akan cinta membuat para pria yang terpikat padanya selalu salah paham akan sikapnya. “Ini bukan tentang cinta dan siapa yang kamu pilih, tapi kepada siapa kamu akan berkomitmen untuk memberikan hati yang kamu yakini dia bisa menjaga hatimu dengan sangat baik,” – Anne Mary. CERITA INI EXCLUSIVE HANYA ADA DI BAKISAH!

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder

Cris Pollalis
5.0

Raina terlibat dengan seorang tokoh besar ketika dia mabuk suatu malam. Dia membutuhkan bantuan Felix sementara pria itu tertarik pada kecantikan mudanya. Dengan demikian, apa yang seharusnya menjadi hubungan satu malam berkembang menjadi sesuatu yang serius. Semuanya baik-baik saja sampai Raina menemukan bahwa hati Felix adalah milik wanita lain. Ketika cinta pertama Felix kembali, pria itu berhenti pulang, meninggalkan Raina sendirian selama beberapa malam. Dia bertahan dengan itu sampai dia menerima cek dan catatan perpisahan suatu hari. Bertentangan dengan bagaimana Felix mengharapkan dia bereaksi, Raina memiliki senyum di wajahnya saat dia mengucapkan selamat tinggal padanya. "Hubungan kita menyenangkan selama berlangsung, Felix. Semoga kita tidak pernah bertemu lagi. Semoga hidupmu menyenangkan." Namun, seperti sudah ditakdirkan, mereka bertemu lagi. Kali ini, Raina memiliki pria lain di sisinya. Mata Felix terbakar cemburu. Dia berkata, "Bagaimana kamu bisa melanjutkan? Kukira kamu hanya mencintaiku!" "Kata kunci, kukira!" Rena mengibaskan rambut ke belakang dan membalas, "Ada banyak pria di dunia ini, Felix. Selain itu, kamulah yang meminta putus. Sekarang, jika kamu ingin berkencan denganku, kamu harus mengantri." Keesokan harinya, Raina menerima peringatan dana masuk dalam jumlah yang besar dan sebuah cincin berlian. Felix muncul lagi, berlutut dengan satu kaki, dan berkata, "Bolehkah aku memotong antrean, Raina? Aku masih menginginkanmu."

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku