Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
MILIARDER CANTIK ITU ISTRIKU

MILIARDER CANTIK ITU ISTRIKU

Adin Ulia

5.0
Komentar
6.3K
Penayangan
40
Bab

Zio harus melayani seorang wanita dalam satu malam. Karena kebutuhan mendesak dia tak bisa menolak. Zio mengira dia akan tidur dengan seorang wanita tua yang kesepian, nyatanya setelah wanita itu datang, dia tercengang hebat. Wanita cantik dan masih muda itu kini berada di depannya. Dia meminta agar Zio menghamili sekaligus menikahinya. Apakah Zio bersedia menghamili wanita cantik itu, sementara mengurus hidupnya sendiri pun Zio masih kewalahan ?

Bab 1 Bukan wanita tua

Setelah mendapatkan ancaman besar dari beberapa penagih hutang itu, serta kabar buruk mengenai keadaan ibunya, Zio terpaksa kembali menuju restoran hotel tempat ia bekerja dan berniat menemui Vinson-atasannya. Langkah Zio terasa berat dan tatapan matanya begitu kosong penuh kepasrahan.

Ia membuka pintu ruangan, dan langsung disambut hangat oleh Vinson yang sudah menunggunya.

"Baru tiga jam kamu menolak dan pergi gitu aja. Lalu sekarang kamu datang lagi dengan ekspresi kayak mayat hidup gitu." Vinson terkekeh. "Apa kamu mempertimbangkan sesuatu?"

Zio menatap lurus dan datar. Sorot matanya terlihat lelah dan pasrah. "Saya siap untuk pekerjaan besok malam."

Vinson menaikkan kedua alis kemudian tertawa puas. Ia berdiri dan berjalan ke arah Zio. "Bagus! Ini baru namanya lelaki tangguh! Yakinlah, Zio. Kamu pasti akan mendapatkan keuntungan besar. Langkahmu tidak salah!"

Zio hanya terdiam. Dari sekian banyak usahanya, hanya ini pilihan terakhir yang dapat ia lakukan dalam keadaan yang mendesak seperti ini.

"Tapi satu syarat!" Ucapan Zio membuat tawa Vinson terhenti.

"Apa itu?"

"Aku hanya ingin melakukannya malam itu saja. Hanya satu malam." Zio menatap lantai dengan hati yang membeku.

Lengang. Vinson hanya mengangguk dengan bibir yang mencebik. Seolah meremehkan permintaan Zio yang menurutnya tidak mungkin.

"Baiklah. Aku hanya sebagai perantara saja sebetulnya. Sisanya ... kamu bisa bicarakan lagi sama pelangganmu besok malam. Good luck! Jangan sampai telat. Dan aku sarankan, lebih baik kamu segarkan diri dulu sebelum bertempur besok!" ujar Vinsen seraya berbisik. "Nge-gym dulu lah. Biar makin maco!!"

Zio menarik napas mendengarnya. Rasanya sangat muak dan enggan untuk membayangkan.

***

Waktu begitu cepat berputar. Hingga 24 jam berlalu dan kini tiba saatnya dia harus menjalankan tugas yang sangat berat.

Langkahnya terasa melayang di koridor hotel itu. Dengan hati yang berat ia membuka pintu kamar dan memasukinya. Kamar yang luas dan sudah di hias sedemikian rupa selayaknya perayaan bulan madu.

Zio tersenyum miris melihatnya. Lelaki tampan itu menatap langit malam dari balik jendela besar di kamar hotel mewah ini. Ada semburat pantulan dirinya dalam jendela itu, menatap miris dan iba pada dirinya sendiri yang sebentar lagi harus menyerahkan seluruhnya pada seseorang yang tak ia kenal. Bahkan, dalam benaknya mungkin saja orang itu memiliki rupa yang buruk dan jauh dari kata sempurna.

Zio memejamkan mata dan menguatkan hatinya. "Hanya satu malam demi uang. Aku bisa melaluinya. Ah, kalau saja tamuku itu gadis perawan, mungkin akan lebih menyenangkan."

Zio terkekeh sendiri. Berusaha menghibur hatinya.

"Tidak peduli seperti apa rupa wanita peot itu! Yang jelas, aku harus memuaskannya dan memeras dia untuk bisa memberikan imbalan yang lebih!"

Meskipun ia belum berpengalaman dalam dunia bercinta dan seks. Tetapi ia sudah cukup dewasa untuk mengetahui bagaimana cara bermainnya. Ia pun pernah melihat sebuah adegan dewasa dalam film atau pun video 21+. Pernah juga ia membayangkan tidur dengan seorang wanita, tetapi tentu saja dalam bayangan itu adalah wanita yang cantik dan masih muda.

"Tapi nasibku sangat buruk. Tidak seperti dalam mimpi yang bisa bercinta dengan wanita spek bidadari. Ah, kasihan sekali aku ini!" Zio membanting tubuh di atas kasur yang bertabur kelopak mawar merah.

Zio semakin maskulin dan seksi dengan setelan kemeja putih berbahan lembut yang kancingnya sengaja terbuka hingga bagian dada. Wanita mana pun pasti akan tergoyahkan melihatnya. Ia sudah pasrah saat melihat waktu semakin mendekati detik-detik kedatangan wanita itu.

Tak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka. Zio tak perlu repot-repot membukakan pintu itu, karena katanya sang wanita juga mempunyai akses khusus dengan kamar itu. Entah bagaimana caranya Zio tidak peduli dan hanya mempersiapkan diri dengan tugasnya malam ini.

"Selamat malam." Suara wanita itu terdengar lembut dan manis. Sementara Zio sengaja memunggungi dan berdiri menghadap jendela kaca besar. Belagak sok jual mahal.

'Ini dia. Wanita peot itu sudah tiba. Tapi ... suaranya terdengar hangat sekali.'

"Kamu ... Zionathan, kan?" Wanita itu kembali bersuara, dan suara derap langkah sepatunya semakin mendekat ke arah Zio.

"Ya." Zio menjawab singkat.

"Baik. Sekarang berbalik badanlah. Apa seperti ini caranya menyambut tamu istimewamu?" kata wanita itu agak tegas.

Zio membuang napas dan mendelik. "Aku memang tidak tau caranya. Karena memang ini pengalaman pertama sekaligus terakhir untukku!"

Wanita itu tertawa. Kemudian Zio pun akhirnya berbalik badan dan bersiap melihat bagaimana rupa dari wanita yang akan ia tiduri malam ini.

"Kau ...." Zio menelan ludah dengan mata yang melebar saat melihat wanita itu.

"Kenapa?"

"A-apa kamu tamuku?" Zio menatap heran dan sangat tercengang.

Next ...

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Adin Ulia

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku