Tangan Hangat Crazy Rich
tal sedikit acak-acakan, kaos gombrong yang ia pakai disibak ke atas menunjukkan sebagian perutnya. Ruangan itu begitu sunyi sehingga hanya suara napas yang bisa terdengar. Rachel mengerutk
nya saat bidan mengoleskan gel dingin ke atas perutnya
. Emangnya sulap apa?" Bidan Mirna menimpali dengan nada ber
ir dan merasa sedikit canggung. Habis y
ajukan pertanyaan untuk memastikan. Semua pemeriksa
achel menjawab dalam satu kali tarikan napas. Dia berharap yang samar
bali bertanya, "Tesnya berapa kali?" Jika hanya satu kal
yang lebih akurat itu jika tesnya dilakukan saat baru bangun tidur dan saa
an ini memandang Rachel seperti polisi ya
urah kali ya, Bu? Makanya hasilnya nggak jelas?" Sungguh pertanyaan ya
ehari lima puluh ribu. Setelah dipakai untuk beli beras, cabai, sayur, dan lauk paling banyak hanya tersisa sepuluh ribu. Da
diberhentikan dengan teriakan cempreng. Dengan uang lima puluh ribu dari Jo, Rachel harus pandai-pandai mengatur menu untuk makan keluarga tiga kali sehari, belum untuk
bagai ojek online, Rachel mengambil uang simpanan yang ia tabung dari sisa uang jajan Alea. Kemudian menitipkan Alea ke tetangga kontrakan supaya ia bisa bergegas pergi ke tempat praktik
ck bisa samar biasanya karena hormon hCG yang dihasilkan masih sangat rendah jadi belum bisa terdeteksi sepenuhnya. Nanti kalau usia keha
a sering nggak teratur. Kayaknya antara tanggal 5 sampai 10 deh, Bu, leb
sih sudah mau sebulan, tapi nggak minum apa-apa kan
sanya dia lalai. Hatinya perlahan mulai diliputi peras
ikir Rachel dengan
erius, satu tangannya yang memegang alat pemindai meny
yang lebar, terurai dengan cepat. Disusul senyum muncul di
dangannya sama, agak gelap. Firasat
an hitam dalam kantung rahim, art
dang menatap dengan mata yang membulat. Rachel memegang tangan Bidan Mirna erat-erat, seolah-olah ia tidak percaya.
il, Bu?" Wajah pucat Rachel Aman
tak siap dan juga takut. Memiliki bayi artinya bertambah tanggung jawab
m popoknya, baju, imunisasi, obat-obatan, mainan,
llea yang semakin besar semakin membengkak. Terus terang Rachel prihatin, mungkin karena gizi Alea tidak cukup, putri sulungnya tumbuh begitu mungil
chel yang masih termenung dengan wajah kacau. Dahi wanita itu kembali mengeriput. Ini adalah pertama kalinya ia bertemu pasien yang
h wanita itu buat membersihkan sisa gel dari perutnya. Sembari menunggu Rachel, bidan berjalan lagi ke mejanya. "Ko
mangat saat memberikan nafkah batin berkelebat sepintas di benak Rachel. Sesaat kemudian ia menyesali kebodohannya yan
Benarkah dirinya dan Jo aka
dengan cermat, dan baru lima kali setelah membaca set
eriksanya bertanya, "Kok malah bengong, Mbak R
membentuk senyum yang terlih
napa dia harus takut dengan rejek
adalah cara bagaimana dia menyamp