Tok! Tok!

"Dik, ini susu dan roti tawar habiskan," kata Bu Tuti sembari memasuki kamar yang dipakai oleh Rachel. Dia membawa segelas susu putih hangat dan roti tawar dioleskan selai kacang. Menurut Allea, Rachel menyukai selai kacang daripada yang lainnya.

"Terima kasih Ibu tidak usah repot-repot," kata Rachel sembari duduk di atas ranjang.

"Lah, kok Bu lagi sih? Kan tadi udah bilang panggil Mbak."

Rachel meringis kecil. "Oh iya lupa, hehehe." Dia jadi tidak enak hati.

"Ya udah, sekarang ini makan dulu ya, habiskan. Kan belum makan apapun, terus kalau sudah ngantuk tidur aja."

Rachel mengangguk. "Iya Mbak, terima kasih."

Sebelum pergi keluar, Bu Tuti mengusap pelan kepalanya. "Kalau ada apa-apa, panggil aja ya."

Tetapi saat Bu Tuti ingin berbalik badan Rachel lebih dulu menahan tangannya.

"Mbak, enggak mau tanya apapun gitu, mengenai kondisiku dan juga ayahnya Lea?" tanyanya.

Bu Tuti tersenyum lembut. "Mbak tau kalau Rachel lagi mengandung dan ayahnya Lea tengah bekerja kan?"

Dengan mata berkaca-kaca Rachel mengangguk. "Iya, Mbak. Benar, ayahnya Lea bekerja di luar kota, jadi tidak bisa pulang."

"Ya itu sudah cukup."

"Tapi—"

"Ada apa Dik? Ada yang ingin kamu ceritakan?'

Rachel terdiam beberapa saat sebelum menggeleng. "Enggak ada apa-apa Mbak."

"Ya sudah, kalau perlu apapun panggil mbak aja ya."