Tangan Hangat Crazy Rich
engah bertengkar. Allea tahu jika orangtuanya bermusuhan maka dari itu, dia memaksa
arapan pun, Jonathan setia me
a," kata Allea puas. Dia makan dengan riang, tanpa men
melepaskan tautan tangan mereka, dia memba
njauh, lalu dia beralih kepada Jonathan da
a n
telunjuknya di depan bibir. "Sutt! Pelan-pelan, nanti bunda deng
. "Kenapa, hm?" tan
Tapi, katanya, Lea enggak boleh masuk karena belum terdaftar menjadi anak seko
ah perkataan ambigu Allea. "Seko
men, Yah. Tempatnya di pinggir jalan besar sana, Lea mau, Yah!" rengeknya kemudian. Mat
lajar kan bisa minta ajarkan bunda," kata Jonathan menolak dengan hal
pai berbunyi nyaring. "Nggak mau, pokokn
inimal umur sekolah itu 8 tahun, Sayan
ari ini sekolah padahal umurnya
ngung. Dia beralih menatap Rachel ya
uk lengan ayahnya. "Ih,
eka, duduk di sebelah Allea dan mulai
itu sekolah
? Sekola
ah di taman luas pinggir jalan depan sa
tipan anak," ujar Ra
tanya bingung, dia begitu asi
i-ti-
i ... ti
epada Jonathan yang terdiam.
ab Jonathan seraya mengambil barang-barangnya. Rachel segera
llea segera memeluk erat kaki ayahnya,
Nina, ayahhh!!" teriaknya merengek-rengek
yang jaga, mungkin Nina nggak ada yang jaga," sentak Jonathan sedikit kesal seraya menarik
nya semakin merengkuh kakinya
an kemudian. "Lepaskan
gannya terlepas. Tubuhnya bergetar hebat dengan tangis bagaikan hujan. D
ingin ikut-ikutan
a terisak karena bentakan sang ayah. "Jonathan!" Dia berlari menghampir
a anak tetangga itu! Karena kamu, dia jadi ikut-ikutan hal-hal seperti it
r tetangga. Ini bukan apartemen kamu yang kedap suara," balas Ra
dia menyilangkan kedua
ya menutup kedua telinga Allea dan berkata, "seharusnya kamu bilang tidak jika tidak menyetujuinya. Katakan,
saling tatap
par jaket di yang tadi dia bawa
na untuk bekerja. Tapi sebelum itu, dia menaruh uan
utan. Ini pertama kalinya Jonathan berteriak murk
mengusap punggung Allea pelan. "Maafkan ayah ya, Nak? Lea tau sen
isak, dia meng
siapa coba yang mau beri u
ebahkannya, tetapi Allea masih memeluknya erat. Dia tidur miring
sakannya, dia menatap Rachel
ibunya Nina lagi ada pekerjaan, rumahnya ramai
guk. "Iya," j
, dia akan ke tempat penitipan anak, rumah dengan taman besar d
pa dititip
ina sibuk. Lea memangnya
, Bu
a ke rumahnya Nina
u, mereka segera menuju ke rumah Bu Tuti yang sudah ramai, tapi sebelumnya, tak lupa Rachel men
a Rachel pada Bu Tuti yang
m, Dik." Bu Tuti
Biar Lea bermain dengan Nina ya
depan sampai nanti siang soalnya saya harus pergi
rbinar-binar.
mengangguk.
merepotkan," ujarnya
dah, sebentar ya Lea, Ni
ngusap pelan pipi anaknya dan berkata, "Nak, kamu main ya sama Nina. Tapi ini rahasia, jang
apa enggak boleh beritahu ay
ngan Nina dan juga Bunda yang menjahit di sini," jelas Ra
nji
kan ayahnya Lea, dia tidak mempe
lah satu pekerja yang merupaka
takut jika Lea sendiri
sini main dengan
, iya
rnya mengenai dirinya hamil di luar nikah dan tidak direstui oleh keluarga Jonathan. Para tetangg
u bekerja di man
a Bu, di daerah
henti Dik? Kan bisa tuh k
diri karena tengah hamil Bu, jika sekarang mau men
pasti diterima kan
ibu ini," balasnya lalu dia kembali
li larut dal
Santoso teriak-teriak tidak da
benera
akin tua y
ukannya cari pasangan yang single malah yan
but. "Namanya kebutuhan, Bu. Mereka yang berani merebut suami orang
er bange
toso itu selalu rumah
t, nyaman, ketemuan, dan terjadilah
etuju dengan
loh. Hati-hati ban
-ibu di sana terdiam. Dia sengaja sih, ingin menyindir. Dia tahu bila mereka selalu menggosipk
n bilang git
nya yang bentar lagi selesai. Sampai, suara motor mas
arahmatullahi waba
am warahmatullah
jahnya menggunakan cadar tersebut mendekat, menyala
lah ust
llah baik,
matanya terlihat antusias. "Kebetulan s
gung. "Iya, Ustadzah.
k melanjutkan pekerjaan, enggak? Kebetulan, saudara saya sudah tua dan mencari perawat yang bi
mbali meredup. "A-ah, benarkah, Mbak? Sa
lama kan jadi perawa
m, Mb
400.000 rupiah dan mbak bekerja selama satu bulan. Ini saya sengaj
bulan ke depan, tetapi dia ragu jika Jonathan menyetujuinya. Bek
ih, Ustadzah. Tapi, saya izin suami du
ngah pelatihan, jadi siang tidak ada yang menunggu. Kalau Mbak Rachel mau itu jam kerjanya pagi
awab Rachel final. Tak ingin berlama-lama, dia segera mengambil keranjang dan berp
gih
*
ntuk biaya keperluan hamilnya nanti. Dia belum memikirkan bagaimana cara member
walau hanya menggunakan ati ampela dicampur dalaman ayam se
nyah dengan cepat lalu ber
banyak, bayar seikhlasnya. Program yang diadakan oleh sang pemilik setiap hari Jumat. Walau bayar berapapun, Rachel mengambil sayur secukup
! T
kl
lea menundukkan kepalanya dan fokus makan dengan hati takut. Jonathan menyadari itu, t
natapnya datar seraya ikut masu
ak sengaja ketumpahan
erhatikan Jonathan yang tengah
bel-embel 'ayah' itu membuat Jo
ang sesuatu
n yang langsung berlari menuju kamar
k-hu
ayu tersebut dengan pa
bertanya pelan, dia ikut
k-hu
" teriak Ra
ara siraman air sebelum pintu terbuka
" Dia membawanya menuju kamar, membantunya t
athan lemah. Dia mem
r untuk merebus air. Tubuh Jonathan sedikit
ri ada seseorang. Allea di sana, menatapnya dari jarak jauh. Di
ti Jonathan dan tubuhnya langsung d
, Nak. Ayah belum bisa memberikan banyak harta untuk L
ajari untuk menerima kehidupan apa adanya dan tidak memaksakan
terseny
yah, yang Lea lihat adalah bunda begitu senang bisa beraktivitas di luar rumah. Selama ini, bunda jarang tertawa saat berbicar
f, N
Kalau kalian sedih,
nathan menumpahkan segala emosinya yang terpendam. Dia sangat
ya mengusap pelan perutnya. "Nak, maafkan bunda yang belum bisa memberitahu
olah-olah tidak terjadi sesuatu. Melihat Rachel yang ters