Dok! Dok!

"Rachelll," teriak Jonathan seraya memukul-mukul pintu dengan wajah memerah mabuk. Dia setengah sadar saat ini.

Pemuda yang mengantarnya pulang menggunakan motor miliknya sudah pergi.

"Alleaaa, ayahh pulanggg~"

"Yuhuuuu!!"

"Sayangg~"

Jonathan kembali mengetuk-ngetuk pintu, kakinya dengan tidak sabaran ikut menendang-nendang. "Rachel!"

Ceklek!

"Ya Allah, Ayah!" teriak Rachel terkejut. Baru saja membuka pintu, Jonathan langsung menabrakkan diri ke arahnya. Sedikit menyeret, dia membawa pria mabuk itu untuk duduk di kursi lalu memasukkan sepeda motor.

Rachel mengambilkan kaos berbahan dasar cotton dan membasahinya. Dia mengelap wajah Jonathan yang sudah memerah dengan mata terpejam.

"Ya Allah, kenapa kamu mabuk sih, Yah? Nggak ingat apa sekarang keadaan sudah tidak seperti dulu lagi," gumamnya sedih. "Kamu Islam, Yah."

Jonathan yang setengah sadar mendengar kalimat itu. "Eh ada bunda, istriku, wanitaku, bidadariku … tetapi maaf aku membuatmu turun dari kayangan dan hidup susah," racaunya.

Rachel diam.

Jonathan bangkit dari duduknya dia menatap Rachel. "Bunda."

"Iya?"

"Hari ini tanggal berapa?"

"Nggak tau, aku nggak lihat tanggalan."

"Itu tandanya ayah lagi gede hahaha," ceplosnya tidak jelas, dia tertawa lebar sedangkan Rachel memberikan tatapan dingin.

Beberapa saat berlalu, Jonathan mendekatkan kepalanya ke arah sang istri. Mempertemukan kedua bibir mereka yang langsung dilumat dengan ganas.

Rachel awalnya menikmati itu, tetapi ketika tangan Jonathan bergerilya ke bagian tubuh lainnya, membuat dia segera mendorong-dorong dada Jonathan.

Dia bisa merasakan pria itu menggigit keras bibirnya hingga terluka. Rachel menggeleng sekuat tenaga dia harus menghentikan ini!

"S-stophh!!" Rachel menepuk-nepuk pelan pipi Jonathan.

Jonathan yang merasakan libido yang mendadak meningkat segera menahan kedua tangan Rachel di atas kepala. "Nikmati aja, Sayang."

Air mata sudah menetes dan membanjiri pipi Rachel dan juga membuat Jonatan melunak.

Srekk!

Daster rumahan di tubuh rumahan di tubuh rahasia rumahan di tubuh rahasia seketika terkoyak.

"Ayolah, Sayang. Aku kangen kamu~"

Mata Jonathan menggelap melihat pemandangan di depannya hingga tidak menyadari jika cengkraman pada tangan Rachel melemah.

Rachel menyadari ada kesempatan, dia menendang kuat perut Jonathan sampai terjengkang ke belakang.

"Sial, apa yang kamu lakukan!" teriak Jonathan murka.

Rachel ketakutan melihat Jonathan yang mendekat ke arahnya dengan ganas, membuat Rachel menarik apapun di sekitarnya. Ketemu! Dia mencengkeramnya erat-erat.