Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Penulis:Gilang Nashiruddin
GenreSejarah
Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Api semakin membesar. Suara keributan di luar semakin keras, tetapi tidak ada yang datang untuk menyelamatkannya. Yun Shang pun tertawa pada dirinya sendiri. Meskipun dia sudah mengira bahwa ini akan terjadi, dia masih merasa sedikit sedih.
Asap merambat masuk melalui celah-celah pintu di istana bagian dalam dan aula, membuat Yun Shang terbatuk-batuk dan mengeluarkan air mata. Tiba-tiba, dia mendengar suara dentuman keras dari jendela. Dia menoleh dan melihat seorang pria berpakaian seperti pengawal kaisar memanjat melalui jendela. Asap mengaburkan pandangannya dan dia tidak bisa melihat wajah sang pengawal. Tetapi dia bisa mendengar suaranya, "Putri, permisi sebelumnya..."
Yun Shang merasa tubuhnya diangkat secara tiba-tiba. Pria itu menggendongnya dan membawanya keluar dari kamar melalui jendela.
Setelah sampai di luar dengan aman, sang pengawal menurunkan Yun Shang ke tanah. Sebelum dia bisa berdiri dengan tegak, dia merasakan tangan besar yang kuat meraih bahunya, "Shang'er, apa kamu terluka?"
Hati Yun Shang pun terenyuh dan air matanya mulai mengalir, "Ayah..."
Dalam kehidupan sebelumnya, sang kaisar kehilangan kepercayaan padanya karena kesombongan dan keangkuhannya. Mereka jarang bertemu setelah dia berusia sepuluh tahun. Dia sengaja menyalakan api hari ini untuk tujuan lain. Dirinya tidak menyangka bahwa orang pertama yang akan dia lihat setelah pelariannya yang tipis dari bahaya adalah ayah yang sangat kecewa padanya di kehidupan sebelumnya.
Tetapi melalui pandangannya yang kabur dan berkabut, pria yang menguasai dunia ini tidak terlihat begitu kejam dan dingin seperti yang dia ingat. Mungkin karena keadaan yang mendesak? Rambutnya tidak disisir, jubah naganya yang tidak rapi akibat tergesa-gesa dipakai, dan sorot matanya penuh dengan kekhawatiran.
Yun Shang meneteskan air mata lagi.
Melihat kondisi Yun Shang yang tertekan, sang kaisar mengira bahwa dia terluka, jadi dia mengangkat Yun Shang dan bertanya, "Shang'er, di mana kamu terluka? Biarkan Ayah melihat... "
Yun Shang terus menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Aku baik-baik saja, aku baik-baik saja..."
Sang kaisar tidak memercayainya. Saat dia hendak memanggil tabib kekaisaran, dia mendengar suara seorang wanita, "Apa yang terjadi? Bagaimana bisa istana sang Putri tiba-tiba terbakar?"
Yun Shang menyipitkan matanya dan menoleh. Dia melihat seorang wanita berpakaian mewah berjalan ke arah mereka dengan empat pelayan istana mengikuti di belakang. Yun Shang memandang sekilas pada mereka dengan tidak acuh. Salah satu dari pelayan itu adalah wajah yang akrab dari Istana Nichang.
"Permaisuri..." Sang kaisar melihat wanita itu mendekat, tetapi dia hanya menatapnya sekilas sebelum dia melepaskan tangan Yun Shang. Yun Shang tertegun sejenak. Sebuah ingatan tiba-tiba melintas di benaknya, tetapi itu begitu cepat hingga dia tidak bisa menangkapnya. Dia tidak berani memikirkannya lagi, dia hanya mengerucutkan bibirnya dan menangis ke arah permaisuri, "Ibu, kenapa baru datang sekarang? Jika bukan karena pengawal Ayah yang menyelamatkanku, aku akan terbakar hidup-hidup. Apinya begitu besar, Ibu..."
Mendengar kata-katanya, sang permaisuri pun menghentikan langkah kakinya. Dia mengangkat pandangannya dan melihat sang kaisar yang berdiri di belakang Yun Shang mengerutkan kening. Permaisuri tersenyum dan berjalan ke arah Yun Shang. Dia meraih tangan sang putri muda, dan kemudian berkata dengan lembut, "Dua hari yang lalu, Shang'er terluka karena jatuh. Aku berdoa untuk Shang'er di Istana Qiwu selama dua hari terakhir. Aku takut diganggu, jadi aku memerintahkan agar tidak ada yang mengunjungiku. Itu sebabnya aku terlambat. Shang'er pasti sangat ketakutan, 'kan? Ini salahku..."
Yun Shang menyipitkan matanya dan menundukkan kepalanya. Mengetahui apa yang dia alami di kehidupan masa lalunya, sekarang dia mengerti bahwa permaisuri hanya berpura-pura mengkhawatirkan dirinya. Dia mengangkat kepalanya saat dia berbicara, "Aku baik-baik saja. Jangan khawatir, Ibu. Ibu terlihat sangat cantik hari ini... Kepang Ling Yun Ibu ditata dengan sangat indah. Bi Yun pasti menghabiskan banyak waktu menatanya. Itu sangat cocok untuk Ibu..."
Permaisuri bisa merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia semakin tidak senang dengan setiap komentar yang diucapkan Yun Shang. Ada apa dengan sang putri muda hari ini? Sejak kapan Yun Shang memusuhi dirinya?
Permaisuri menatap gadis muda di hadapannya. Dia hanya melihat wajah polos dengan tetesan air mata yang menggantung dari bulu matanya. Reaksinya tidak tampak palsu. Permaisuri merasa semakin cemas. Beberapa hari sebelumnya, Yun Shang jatuh dari ketinggian. Meskipun sang kaisar tidak mengatakan apa-apa, tetapi dia menyimpan dendam terhadapnya. Jika Yun Shang membuat masalah dengannya hari ini, permaisuri takut sang kaisar akan semakin tidak puas dengan dirinya.
Yun Shang melihat wajah sang permaisuri dan menyeringai dalam hatinya. Dia mulai menangis lagi dan berkata, "Ibu, seseorang mencoba membunuhku! Seseorang mencoba membunuhku! Aku melihat bayangan hitam sebelumnya, tapi aku terlalu takut untuk berteriak. Lalu api mulai menyala. Apinya sangat besar, aku sangat takut..."
Sang permaisuri mengerutkan kening dengan serius saat mendengar tuduhan itu. Sebelum dia bisa berbicara, dia mendengar raungan murka sang kaisar, "Bagaimana hal seperti itu bisa terjadi? Ning Yi, tangkap semua orang di Istana Nichang. Interogasi mereka di Kantor Pengawas..."
Mendengar perintah itu, permaisuri pun tercengang. Meskipun dia yang membesarkan Yun Shang, kaisar sangat menyukai sang putri muda di tahun-tahun sebelumnya. Permaisuri menghabiskan banyak energi untuk mengganti pelayan di Istana Nichang dengan orang-orang miliknya. Seiring waktu, Yun Shang perlahan menjadi gadis yang sombong dan angkuh, dan tidak lagi menjadi perhatian sang kaisar. Ini semua dapat terjadi berkat orang-orang yang telah ditempatkan oleh permaisuri di sekitar Yun Shang. Jika mereka semua ditangkap, akan jauh lebih sulit bagi sang permaisuri untuk menempatkan orang-orang miliknya lagi.
Permaisuri dengan cepat menambahkan, "Shang'er baru saja mengalami syok. Dia tidak bisa sendirian tanpa seseorang yang merawatnya. Jika Yang Mulia menangkap semua orang, siapa yang akan melayani Shang'er..."
Ini adalah konsekuensi tak terduga dari tindakan Yun Shang hari ini. Meskipun demikian, hasil yang tak terduga ini sangat membuatnya senang. Dia tidak bisa membiarkan sang permaisuri menyabotase pekerjaannya dengan mudah. Saat Yun Shang memikirkannya lebih jauh, dia menemukan ide lain. Dia sengaja menarik tangan permaisuri dengan ekspresi sedih, "Ibu, aku tidak membutuhkan mereka untuk melayaniku. Seseorang mencoba menyakitiku. Aku sangat takut. Aku tidak ingin mereka melayaniku..."
Kemarahan melintas di mata permaisuri dan menghilang dalam sekejap, tetapi Yun Shang melihatnya dengan sangat jelas. Yun Shang merasa sangat bahagia. Tidak ada yang menyangka bahwa dia bisa menyingkirkan mata-mata sang permaisuri dalam sekaligus. Dalam kehidupan masa lalunya, dia terlalu muda dan bodoh untuk menyadarinya, dan permaisuri telah memanfaatkan masa muda dan kenaifannya. Sekarang, meskipun dia terlihat muda, tidak ada yang bisa melihat bahwa jiwanya telah melintasi kehidupan sebelumnya. Tetapi Yun Shang bisa melihat semuanya sebagaimana adanya. Balas dendamnya baru saja dimulai. Permaisuri dan putrinya akan menemui takdir mereka...
"Ning Yi, bawa mereka. Hari ini, Yun Shang akan menemaniku dan beristirahat di Istana Wanshou. Aku masih memiliki beberapa masalah politik yang harus diselesaikan, jadi aku akan tinggal di Aula Qinzheng. Besok, minta seorang kasim membawa beberapa pelayan dan kasim agar dipilih sendiri oleh Shang'er untuk melayaninya. Istana Nichang sudah terbakar. Tidak ada yang bisa tinggal di sini lagi. Untuk tempat tinggal Shang'er di masa depan, aku akan memutuskannya besok. Ini sudah larut malam. Permaisuri, kamu bisa kembali ke istanamu. Jangan memakai semua perhiasan ini di jam selarut ini. Kamu bisa kehilangan mereka dalam kegelapan." Setelah berbicara, sang kaisar berbalik untuk pergi, "Shang'er, ikut aku kembali ke istanaku."
Yun Shang tidak menyangka bahwa sang kaisar akan membawanya ke Istana Wanshou. Dia pun merasa cukup terkejut, jadi dia segera mengucapkan selamat tinggal kepada permaisuri, "Ibu, aku pergi dulu. Aku akan menyapa Ibu besok." Dia kemudian mengikuti sang kaisar.
Permaisuri membungkuk untuk memberi hormat dan berkata, "Selamat tinggal, Yang Mulia." Dia berdiri tegak lagi dan menyaksikan sang kaisar dan Yun Shang berjalan semakin jauh. Permaisuri menyipitkan matanya dan menatap lebih lama. Kebencian di matanya pada awalnya tumbuh, tetapi kini perlahan memudar. Setelah beberapa lama, dia akhirnya berkata dengan suara yang dalam, "Kembali ke istanaku..."
Malam semakin gelap, dan ada banyak orang yang tidak bisa tidur dengan nyenyak di istana.