Keesokan paginya, Qin Meng datang lebih awal seperti yang sudah dia janjikan, "Qin Yi, apakah Putri sudah bangun?"

Qin Yi membalikkan badan. Dia mengikuti tatapan mata Qin Meng dan memperhatikan bahwa matanya kini tertuju pada semangkuk obat flu untuk Putri yang terletak di atas bangku samping tempat tidur. Secercah rasa benci sekilas melewati mata Qin Yi. Namun, dia tidak bersikap berbeda, "Putri bangun tadi malam, dan demamnya sudah cukup mereda. Tetapi ketika aku membawa obat untuk Putri, dia menolak untuk meminumnya, mengatakan bahwa obatnya terlalu pahit. Saat itu terjadi, tepat pada tengah malam, dan aku tidak dapat menemukan permen buah. Aku tidak tahu harus berbuat apa dalam situasi tersebut..."

Qin Meng mendengarkan dan tersenyum, "Apakah Putri masih tidur? Kamu sudah bekerja baik untuk merawatnya sepanjang malam. Pasti kamu sangat lelah. Kamu harus pergi beristirahat sekarang. Karena Putri masih belum bangun, aku akan merebus obatnya lagi, dan menyiapkan beberapa permen buah untuknya. Ketika Putri bangun, aku bisa menyajikan obat untuknya."

Mata Qin Yi kini beralih ke Yun Shang yang sedang terbaring di tempat tidur. Dia mengangguk setelah beberapa saat, "Aku menghargai kebaikanmu. Kalau begitu, aku akan pergi istirahat." Saat dia berbicara, dia berputar balik dan meninggalkan area aula dalam.