Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Penulis:Gilang Nashiruddin
GenreSejarah
Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Yun Shang melebarkan kedua matanya dan tubuhnya yang kecil sekarang gemetar ketakutan. Beralih ke Hua Jing, dia merengek sedih melanjutkan sandiwaranya, "Kakak, mengapa kamu harus mengatakan hal semacam itu padaku? Ucapanmu itu membuatku takut, seolah-olah Kakak menuduhku sebagai pelaku atas pembunuhan ini. Aku tidak mengenal siapa dia, dan aku tidak tahu mengapa gelangku bisa berada di genggaman tangannya. Lagi pula, meskipun gelangku ada padanya, bukan berarti akulah pembunuhnya. Kakak, bahkan Kementerian Kehakiman membutuhkan bukti yang kuat untuk bisa menjatuhi hukuman pada seorang tahanan. Aku tidak tahu apa yang terjadi, atau mengapa Kakak dengan senang hati menuduhku sebagai pembunuh. Aku merasa diperlakukan dengan tidak adil."
"Gelangmu ini adalah buktinya!" Putri Hua Jing menjatuhkan gelang itu kembali ke atas meja.
Yun Shang melangkah maju, dan membungkuk hormat kepada sang kaisar, "Ayah, gelang-gelangku hilang. Aku takut ada seseorang dengan sengaja mencuri gelangku untuk menuduhku melakukan hal semacam ini. Mereka yang sudah membunuh pelayan ini, dan meletakkan gelang itu di tangannya. Bisakah Ayah meminta seseorang untuk melakukan penyelidikan lebih jauh mengenai ini? Gelangku ini ada sepasang. Bagaimana jika kita mencari gelang lain milikku yang hilang?"
Kaisar mempelajari ekspresi wajah Yun Shang untuk waktu yang lama. Dia memperhatikan bahwa mata anak itu jernih dan ekspresinya tenang. Berpikir bahwa Shang'er baru berusia delapan tahun, dan rasanya tidak mungkin dia bisa memasang ekspresi begitu tenang jika dia telah membunuh seseorang, Kaisar Ning mengangguk. "Apa yang dikatakan Shang'er masuk akal. Mari kita melakukan penyelidikan lebih lanjut kalau begitu. Aku juga ingin tahu siapa orang yang mencoba menipuku."
Kaisar Ning kemudian memanggil Komandan Pengawal Yulin, dan memerintahkannya untuk memimpin beberapa orang untuk menggeledah setiap rumah dan halaman yang ada untuk mencari gelang yang hilang. Dia meminta Yun Shang untuk menunggu di depan paviliun selama penyelidikan berlangsung. Tiba-tiba, perutnya berbunyi. Yun Shang merasa malu mendengar itu. Dia meminta maaf, "Ketika Permaisuri mengirim utusannya, aku baru saja bangun. Aku tidak sempat untuk memakan apa pun sebelum datang ke sini."
Kaisar Ning tidak bisa menahan tawa atas kepolosan putrinya. Dia melambai pada Yun Shang, "Kemarilah, duduk di sampingku." Beralih ke salah satu kasim, Kaisar berkata, "Pergi dan ambil makanan untuk Putri. Pencarian gelang ini akan memakan waktu cukup lama. Dia bisa makan sebentar sementara kita menunggu."
Kasim itu membungkukkan dirinya dan pergi melaksanakan perintah sang kaisar. Yun Shang tersenyum, berjalan menuju ke paviliun, dan duduk di samping Kaisar Ning. Matanya melirik ke wajah Hua Jing. Senyumnya semakin dalam saat dia melihat Putri Hua Jing sedang menggigit bibirnya. Yun Shang senang melihat ekspresi wajah kakaknya. Dia akui bahwa Hua Jing adalah aktris yang hebat, dan Yun Shang telah belajar bagaimana cara bersikap imut dan polos dari kakaknya yang berbakat ini.
Tapi ada sesuatu yang mengganggu ketenangan Yun Shang...
Yun Shang terus mempelajari wajah Hua Jing. Dia mengira bahwa sebuah skema licik akan terjadi pada Upacara Pendewasaan Hua Jing di depan semua pejabat dan istri mereka. Jika dia melakukan itu, Yun Shang tidak akan bisa membela diri. Dia dikenal sebagai orang yang berpikir bahwa hidup seseorang sama tidak berharganya dengan rumput liar. Tapi mereka tidak menunggu terlalu lama... Apa yang mendesak mereka hingga begitu terburu-buru?
Yun Shang diam-diam melihat sekeliling, dan melihat sang permaisuri sedang mengerutkan kening pada Hua Jing. Ekspresi wajahnya tampak tidak senang. Dan matanya sepertinya mengatakan "anak yang tidak bisa dididik" ke Hua Jing.
Yun Shang dengan cepat mengerti situasi sekarang. Jika sang permaisuri ingin menjebaknya, dia akan merencanakan kejahatan ini dengan jauh lebih hati-hati. Dan semua bukti yang ada akan mengarah ke Yun Shang. Tapi sekarang sepertinya tidak ada bukti apa-apa yang bisa menjadikannya sebagai pembunuh selain gelang itu. Hua Jing begitu putus asa untuk menjebak Yun Shang atas pembunuhan itu sehingga dia bahkan bersikap begitu agresif di depan ayahnya. Yun Shang sekarang mengerti bahwa Hua Jing tidak memiliki bantuan ibunya dalam merencanakan pembunuhan atas kematian ini.
Tampaknya ini hanya direncanakan sendirian oleh Hua Jing.
Sang kasim kembali dengan beberapa makanan penutup. Yun Shang mengambil sebuah kue daun teratai, dan terkikik, "Ayah sangat baik padaku. Ayah selalu ingat makanan favoritku. Kue yang ini untukmu, Ayah. Mari kita makan bersama-sama."
Kemudian dia menyadari bahwa sang permaisuri sedang memandang ke arahnya. Kemudian mata Permaisuri Yuan Zhen menatap kue daun teratai. Tatapan mata wanita itu dingin dan penuh perhitungan.
Sebelum dia bisa memahami reaksi yang ditunjukkan oleh sang permaisuri, Kaisar Ning mengambil kue daun teratai itu dan tersenyum padanya, "Apakah kamu menyukainya juga? Kue ini enak, aku setuju."
Yun Shang terkekeh manis, dan mengambil kue lagi dari piring. Sambil makan, dia mengobrol santai dengan Kaisar Ning.
Matahari sekarang sudah mulai terbit di langit. Setelah beberapa jam, Komandan bergegas kembali dengan sebuah gelang dan melaporkan, "Yang Mulia, kami sudah berhasil menemukannya, ini ditemukan di dalam kotak perhiasan Selir Shu."
Kaisar Ning mengambilnya, dan mengerutkan kening saat nama salah satu selirnya disebut, "Selir Shu? Bawa dia ke hadapanku."
Begitu sang kaisar selesai berbicara, dia mendengar suara lembut menanggapinya. "Yang Mulia, aku sudah di sini. Tidak perlu merepotkan Tuan Komandan lagi."
Yun Shang berbalik dan melihat sosok seorang wanita dalam gaun berwarna ungu berjalan ke arah mereka. Dia memiliki alis tipis yang melengkung indah, dan hidung serta mulut yang kecil. Sementara wajahnya memberikan kesan yang halus, Selir Shu memiliki mata berbentuk bulan dan bulu mata yang tebal adalah fitur yang paling menarik. Yun Shang bisa melihat mengapa ayahnya, sang kaisar tertarik pada Selir Shu.
Selir Shu adalah selir yang berasal dari Klan Lin. Gelarnya, Shu, cocok diberikan untuknya karena arti dari kata itu baik dan lembut.
Bibir Yun Shang tersenyum. Posisi Selir Shu sama berpengaruhnya dengan sang permaisuri di Istana Belakang sang kaisar. Betapa bodohnya Hua Jing mencoba untuk menjebaknya.
Selir Shu berhenti di depan mereka dan membungkuk, "Yang Mulia. Sejak pagi ini, Komandan Shen dan anggota pengawal lainnya telah mencari di mana-mana. Dan mereka menemukan gelang ini di kotak perhiasanku. Aku tidak tahu mengapa benda itu ada di sana, karena itu bukan milikku. Pelayanku, Zhu Yun*, bertanggung jawab atas perhiasanku, dan dia tampaknya tahu tentang gelang itu. Aku telah membawanya ke sini untuk berbicara langsung denganmu."
(*TN: Gemeresik bambu.)
Seorang pelayan keluar dari belakang Selir Shu dan buru-buru berlutut di hadapan sang kaisar. Pelayan malang itu mulai terisak saat dia berbicara. "Yang Mulia! Saya mohon, tolong maafkan saya, Yang Mulia! Saya memasukkan gelang itu ke dalam kotak perhiasan Selir Shu. Kemarin, pelayan Putri Hua Jing, Die'er membawakan gelang itu kepada saya dan berkata bahwa itu adalah hadiah dari Yang Mulia untuk Putri Hua Jing. Karena Selir Shu telah mengajari Putri Hua Jing bagaimana cara memainkan Guqin*, beliau ingin memberikannya sebagai hadiah kepada Selir Shu. Die'er juga berkata bahwa Putri khawatir bahwa Selir Shu akan menolak hadiah itu karena dalam beberapa tahun terakhir ini, mereka tidak berhubungan dengan baik. Jadi Putri Hua Jing meminta saya untuk memasukkan gelang itu ke dalam kotak perhiasan Selir Shu secara diam-diam.
(*TN: Alat musik Sitar dari Tiongkok.)
Pelayan itu terus bersujud kepada Kaisar Ning berulang kali. Dia membenturkan dahinya ke tanah begitu keras sehingga kepalanya memar dan berdarah, "Saya pikir itu adalah isyarat niat baik dari Putri Hua Jing, jadi saya memasukkan gelang itu ke dalam kotak perhiasan Selir Shu tanpa berpikir panjang... Maafkan saya atas kelancangan saya, Yang Mulia!"
Wajah Putri Hua Jing berubah menjadi pucat. Dia menunjuk ke pelayan itu dan berteriak dengan suara penuh amarah, "Omong kosong! Kapan memangnya Die'er memberikan gelang itu padamu? Pelayanku terus berada di sisiku sepanjang hari. Semua pelayanku juga bisa menjadi saksi keberadaannya."
Selir Shu menundukkan kepalanya dan berkata dengan lembut, "Yang Mulia, aku khawatir ada konspirasi yang lebih dalam di balik kejadian ini. Sepertinya aku dan dua Putri ini telah dijebak oleh seseorang. Yang Mulia, tolong temukan pembunuh yang sebenarnya dan buktikan bahwa kami sama sekali tidak bersalah."
Pada saat itu, datang penjaga lain bergegas kembali, dan membungkuk kepada Kaisar Ning, "Yang Mulia, saya menemukan dua gelang lagi di kamar pelayan. Pelayan itu bekerja di istana Putri Yun Shang."