Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Penulis:Gilang Nashiruddin
GenreSejarah
Putri delapan tahun: Feniks terlahir kembali
Pengawal kekaisaran membawa dua belang gelang yang sama dengan yang ada di atas meja.
"Bagaimana bisa?" Yun Shang mengerutkan kening dan menatap pada Kaisar Ning. "Ayah, gelang milikku unik. Lalu kenapa kedua gelang ini sama dengan gelang milikku?"
"Di mana pelayan itu?" Kaisar Ning bertanya pada penjaga.
Penjaga kekaisaran memberi isyarat kepada anak buahnya untuk membawa pelayan itu ke depan. Tampak pucat dan putus asa, pelayan itu jatuh ke tanah dengan lemas. Dia bergetar dan berkata, "Yang Mulia, Permaisuri, Putri semoga panjang umur dan selalu diberi berkah..."
Yun Shang menatap pelayan itu sebelum berbicara, "Ayah, aku mengenalinya. Dia bertugas membersihkan Aula tempat aku tinggal."
Kaisar Ning mengangguk dan membentak pelayan itu, "Bagaimana kamu bisa mendapatkan gelang ini?"
Pelayan itu lanjut berkata dengan suara gemetar, "Yang Mulia… Saya mencuri gelang tersebut dari kamar Putri Yun Shang."
Yun Shang mengerutkan kening dan berkata, "Mengapa kamu mencuri gelang milikku?"
"Saya..." Pelayan itu menggertakkan giginya dan berkata, "Saya melakukannya atas perintah Putri Hua Jing! Putri Hua Jing sudah mengurung adik saya dan mengancam saya untuk mencuri gelang Putri Yun Shang. Saya tidak berani untuk tidak menuruti ucapannya. Namun, Putri Yun Shang telah memperlakukan kami semua dengan begitu baik sehingga saya tidak ingin mengkhianatinya. Untuk menyelamatkan adik saya, saya membawa gelang itu ke toko perhiasan keluarga saya dan membuat gelang yang mirip dengannya. Sejak itu, saya tidak punya kesempatan untuk mengembalikan gelang itu kepada Putri Yun Shang."
Hua Jing menjadi marah dengan tuduhan yang dilayangkan padanya. Dia berargumen, "Omong kosong macam apa itu!"
Hua Jing berlutut di depan sang kaisar dan menjelaskan, "Ayah, mereka sedang memfitnahku..."
"Oh," dia tiba-tiba berseru dan menunjuk Yun Shang. "Ayah, pasti dia. Pasti Yun Shang yang sudah memasang jebakan ini untukku..."
Tidak lagi diam, sang permaisuri memanfaatkan kesempatan itu untuk memberikan dukungan pada putrinya. "Yang Mulia, ini memang terasa janggal! Aku khawatir ini semakin terlihat lebih seperti rencana untuk menjatuhkan Hua Jing... Yang Mulia..."
Sebelum Permaisuri bisa menyelesaikan kalimatnya, pelayan itu kembali menyela. "Yang Mulia, toko perhiasan keluarga saya lokasinya di sebelah Timur Kota Kekaisaran. Beberapa hari yang lalu, orang tua saya datang untuk memberi tahu saya bahwa adik saya telah ditangkap oleh seseorang yang melayani Putri Hua Jing. Itu sebabnya saya pergi menemui Die'er secara diam-diam. Anda dapat memerintahkan pengawal Anda untuk memeriksa apakah pernyataan yang saya sampaikan itu bohong."
Pelayan tersebut tahu apa yang akan dia katakan akan menyegel nasib dan juga nyawanya. Namun, mengingat semua kebaikan yang diberikan Putri Yun Shang, dia mengambil risiko. Dia mengatupkan giginya erat dan menutup matanya. Setelah menghela napas kalah dia berkata, "Saya tahu Xiang Lan diculik oleh pelayan Putri Hua Jing!"
Hua Jing tidak tahan lagi mendengar omong kosong dari pelayan ini. Dia berdiri dan berteriak, "Kamu hanya seorang pelayan rendahan. Hentikan semua kebohonganmu itu!"
Kaisar Ning mengerutkan kening dan dengan kasar meletakkan cangkir tehnya. Bunyi porselen yang bertemu meja dengan kuat membungkam para wanita yang bertengkar. Kaisar Ning memandang putrinya yang lebih tua, Hua Jing. "Tutup mulutmu!" perintahnya.
Mendengar itu Hua Jing terkejut. Dia menggigit bibirnya dan jatuh berlutut dalam diam. Terlepas dari posturnya yang patuh dan terlihat takut, dia sama sekali tidak seperti itu. Dengan jahat, matanya memelototi Yun Shang.
"Sebagai seorang Putri, kamu seharusnya tahu bagaimana harus bersikap dengan baik. Diamlah untuk sekarang." Kemudian sang kaisar berbalik dan berkata kepada pelayan itu, "Kamu. Lanjutkan ceritamu."
Pelayan itu mengangguk dan melanjutkan ceritanya, "Karena sakit perut, semalam saya tidur larut malam. Ketika di tempat tidur, saya mendengar beberapa suara di ruangan sebelah. Saya pergi ke jendela dan melihat Xiang Lan meninggalkan Aula Qingxin bersama dengan pelayan lain. Meskipun gelap, saya dapat mengenali bahwa pelayan yang pergi bersama Xiang Lan adalah salah satu pelayan yang melayani Putri Hua Jing. Melihat Xiang Lan tidak kembali pulang, saya memilih untuk pergi tidur. Namun, pagi ini, saya justru mendengar bahwa Xiang Lan telah mati tenggelam... "
Pelayan itu bersujud berulang kali kepada Kaisar Ning sebelum melanjutkan. "Saya terlalu takut untuk berbicara sampai saya mendengar bahwa Putri Yun Shang telah dibawa pergi dan hendak diadili. Meskipun saya tidak terlalu lama bekerja di Istana, saya tidak bersedia merencanakan untuk membunuh siapa pun. Di satu sisi, saya merasa bahwa saya bertanggung jawab atas kematian Xiang Lan. Yang Mulia, saya bersedia menerima hukuman dari Anda."
Menyelesaikan pernyataannya, pelayan itu terus menempelkan dirinya di tanah.
Kaisar Ning menatap pada Hua Jing sebentar sebelum akhirnya membuka mulutnya dan berkata. "Jing'er, apa yang mau kamu katakan untuk membela dirimu sendiri? Sangat jelas bagiku bahwa pembunuhan ini direncanakan olehmu dan bahwa kamu berniat untuk mengalihkan kesalahan ke Shang'er dan Selir Shu."
Melirik sang permaisuri, Kaisar Ning berkata, "Aku benar-benar terkejut bahwa putriku, yang bahkan belum cukup umur untuk menikah, telah tumbuh menjadi seorang gadis yang sangat licik! Betapa mengejutkannya... Putriku yang masih di bawah umur... Permaisuri, kamu benar-benar telah mendidiknya dengan baik!"
Bangkit dan menjatuhkan satu lutut di tanah, sang permaisuri berkata dengan lembut, "Ini memang salahku. Aku bersedia menerima hukuman apa pun dari Yang Mulia untuk menebus kesalahanku." Sang permaisuri tampak begitu tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa.
Sang kaisar mempelajari ekspresi Permaisuri Yuan Zhen sebelum mengumumkan hukumannya. "Serahkan segelmu kepada Selir Shu untuk sementara waktu. Kamu dan Hua Jing akan menjadi tahanan rumah selama tiga bulan. Keputusan akhir atas hukuman kalian akan aku buat setelah tiga bulan berlalu." Kemudian sang kaisar berdiri dan pergi dengan perasaan gusar.
"Ayah..." Hua Jing tampak penuh kebencian saat dia melihat sang kaisar pergi begitu saja.
Selir Shu mendekati Yun Shang dan berkata sambil tersenyum, "Suasana di sini tidak terlalu menyenangkan. Mengapa kamu tidak datang ke istanaku saja? Aku akan menyuruh pelayanku untuk memasak sup kacang hijau untukmu. Sup itu bisa membantumu menenangkan diri setelah semua yang terjadi."
Melihat ke arah sang permaisuri dengan takut-takut, Yun Shang berbicara dengan ragu-ragu, "Aku bangun pagi-pagi sekali hari ini sehingga aku merasa sangat lelah sekarang. Membela diri sendiri ternyata juga suatu hal yang sangat melelahkan. Lebih baik aku istirahat saja, Selir Shu."
Selir Shu menatap putri muda itu. "Yah, karena kamu dalam situasi seperti itu, aku tidak akan memaksa..." Kemudian dia berbalik dan berjalan pergi dari paviliun bersama dengan pelayannya. Yun Shang mendengarnya bergumam rendah, "Sungguh gadis yang tidak tahu terima kasih."
Yun Shang menutup kedua matanya dan menarik napas dalam-dalam.
"Ibu, aku merasa mengantuk. Tolong izinkan aku pergi sementara waktu agar aku bisa beristirahat." Kemudian dia membungkuk cepat dengan sopan dan berbalik untuk kembali ke Aula Qingxin.