/0/14428/coverorgin.jpg?v=e673db163036ee391c656ce0b40786ba&imageMogr2/format/webp)
Bab 1
Aku ingin menikah dengan kekasihku
Suara lantang seorang gadis cantik. Yang berusia kisaran 25 tahun itu. Seakan sedang memberontak terhadap sang papa. Yang menolak lamaran sang kekasih, dan ingin menjodohkannya dengan seorang anak sahabat sang papa.
"Aku tidak mau Papa! Aku ingin menikah dengan Radit!" Clara, yang duduk disebelah Radit kekasih yang sudah tiga tahun menjalin hubungan dengannya. Seakan tidak terima akan keputusan sang papa yang menolak lamaran Radit.
Membuat Clara, seakan marah terhadap sang papa yang masih tetap memaksakan kehendaknya itu.
" Apa pun alasannya papa gak mau dengar, Satpam ...sini!" teriak papi emosi memanggil satpam yang sedang berada di depan teras, hingga seakan disambar petir. sang satpam dengan tergesa-gesa menghampiri papa yang sedang dikuasai emosinya.
" Iya pak,"
Satpam yang dipanggil papa kini berada di depan Radit, menatap Radit seolah sang satpam sudah paham dengan tujuan papa.
" Kamu usir dia,"
Kata-kata itu seolah membuat aku marah menatap kearah papa dan merasa iba melihat Radit, yang masih menundukkan wajahnya ke arah lantai itu.
" Aku bisa keluar sendiri,"
Mendengar perkataan papa yang hendak mengusir Radit, hingga akhirnya Radit yang merasa harga dirinya telah dijatuhkan, keluar dengan rasa benci dan kekecewaan yang tidak bisa ia ucapkan.
" Raditttt …."
Teriak Clara pecah melihat Radit yang sudah berjalan kearah pintu. Tanpa menoreh atau Radit menyembunyikan sedih dan air matanya di hadapan papaku, yang menurutku. Apa yang papa lakukan itu sudah benar-benar kelewatan.
" Aku benci papa! Aku mencintai Radit. Aku ingin menikah dengannya Pa!"
Melihat tatapan papan yang penuh emosi, ke arah Radit yang sudah menghilang bersama kejauhan. Hingga aku dengan rasa sedihku memilih berlari ke arah kamar meratapi nasibku yang tidak jadi menikah dengan Radit.
Bagaimana bisa papa memisahkan kami berdua! Aku dan dia sudah lama pacaran, dia cinta pertamaku. Aku gak mau papa! Aku mau dia! Ahhhhh ...papa tidak tahu kalau Radit sosok cowok yang sangat baik! dia sangat mencintai dan menyayangiku. Aku mohon biarkan aku dengan nya.
" Ahhhhhh …." teriak Clara menghancurkan isi kamar nya. Dia membuang semua peralatan yang tersusun rapi di kamarnya, menatap kearah foto antara ia dan Radit, mengenang semua kenangan mereka berdua.
" Raditt ...hahaaa …." ucap Clara menangis tersedu seraya memeluk foto Radit dengan begitu erat.
" Aku harus menghubunginya,"
Hingga aku berjalan kearah aku terbiasa meletakkan ponselku, mencari di daftar kontak no henpon Radit. Aku sangat berharap jika Radit bisa membawaku dari sini.
" Tut tut tut" bunyi sambungan telepon Clara terhadap Radit.
" Angkat telepon nya Radit! Please. angkat," gumam Clara menangis menunggu sang pemilik menjawab panggilan nya.
"Tut tut tut" bunyi sambungan telepon lagi yang ia tujukan masih untuk Radit.
Hingga akhirnya si pemilik telpon pun menonaktifkan seluler nya,
" Tidakkkk …ini terakhir kalinya Radit aku menghubungimu, kamu harus angkat Radit! Jangan pernah marah dan membenciku Radit. angkat Radit. angkat,"
" No yang anda tuju tidak dapat dihubungi, mohon periksa …,"sahut sang operator telepon yang membuat Clara semakin sedih.
"Aku harus lari dari sini,"
Batin Clara dalam hatinya seraya menyiapkan beberapa baju yang ia isi dalam tas nya. seperti seseorang yang kehilangan nyawa, ia tidak tahu harus berbuat apa! sungguh aku tidak tahu caranya hidup tanpamu, selama tiga tahun kamu mengisi hati ku. kamu menjagaku dengan baik, kamu memperlakukan bagai seorang kasih sayang kakak ke adik nya. tidak akan ada pria yang sepertimu Radit! Aku ingin denganmu sekalipun hidup susah dengan mu aku rela Radit! bawa aku bersamamu. Aku berjalan ke arah keluar, sepertinya waktu yang tepat untuk lari. Menatap ke arah kiri dan kanan berharap papi tidak mengetahui jika aku hendak kabur. Aman,"batinku yang melihat papi yang sudah tidak ada lagi di ruang tengah.
" Kamu mau kemana Clara?"
Seperti mailing ketahuan tuannya. Aku yang tadi mencoba menyusup hendak keluar, tiba-tiba papa kini berada di hadapanku. Entah papi datang darimana kenapa tiba-tiba nongol di hadapanku, bukannya tadi papi tidak ada. Aku mencoba menyadarkan pengingatan ku tentang apa yang aku lihat.
" Aku ingin pergi dari rumah ini. Aku tidak mau disini! Aku mencintai Radit. Apa bisa papa ngertiin sedikit tentang perasaan ku ini Pa" menatap rasa marah ke arah papa yang sedang menghentikan jalanku yang hendak kabur itu.
/0/3284/coverorgin.jpg?v=20250120140908&imageMogr2/format/webp)
/0/2346/coverorgin.jpg?v=20250120162228&imageMogr2/format/webp)
/0/3086/coverorgin.jpg?v=019d01edec20e4bcbd4d48df4b67cb0a&imageMogr2/format/webp)
/0/2546/coverorgin.jpg?v=71701adfee5ba10d55d9d032e2a36951&imageMogr2/format/webp)
/0/2890/coverorgin.jpg?v=015567bf43a894bd136553904d04346b&imageMogr2/format/webp)
/0/3921/coverorgin.jpg?v=20250122110443&imageMogr2/format/webp)
/0/12218/coverorgin.jpg?v=5514558b29fa101734c6702af9de4e2b&imageMogr2/format/webp)
/0/4152/coverorgin.jpg?v=3ee611c381a283cacd91cf619ac026c3&imageMogr2/format/webp)
/0/2170/coverorgin.jpg?v=2158f4c7583e99d746e1ea0ca0f0009e&imageMogr2/format/webp)
/0/3928/coverorgin.jpg?v=20250122110452&imageMogr2/format/webp)
/0/3164/coverorgin.jpg?v=37411865fdde4eb01ca2739dad6ddb01&imageMogr2/format/webp)
/0/9552/coverorgin.jpg?v=20250122140054&imageMogr2/format/webp)
/0/7051/coverorgin.jpg?v=d02e71081ea076a51ceddd6975816ea2&imageMogr2/format/webp)
/0/6455/coverorgin.jpg?v=20250122151239&imageMogr2/format/webp)
/0/5583/coverorgin.jpg?v=20250121171552&imageMogr2/format/webp)
/0/4153/coverorgin.jpg?v=20250121182239&imageMogr2/format/webp)
/0/4317/coverorgin.jpg?v=20250122151118&imageMogr2/format/webp)
/0/3071/coverorgin.jpg?v=d26be2b565f4447644f20a6d1981c234&imageMogr2/format/webp)