Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Billionare and His Secret Wife

Billionare and His Secret Wife

Yasa Ella

5.0
Komentar
2.8K
Penayangan
21
Bab

Mendapatkan setumpuk uang puluhan juta dalam semalam memang keahlian Michelle, ia merelakan tubuh eloknya untuk menjadi santapan pria yang membayarnya demi menyambung hidup. Tawaran menggiurkan membuat otaknya lupa akan harga diri. Beruntung malam itu ia sempat mendengar rencana sekelompok pria yang akan menggilingnya secara masal. Dengan hati-hati, akhirnya wanita itu bisa kabur meskipun sudah terpengaruhi obat perangsang. Terpaksa, Michelle harus segera menuntaskan rasa gemuruh yang sudah hampir berada dipuncak. Nekat, akhirnya ia menemukan sebuah kamar dengan pria telanjang yang sedang tidur. Ia tak tahan lagi, dan akhirnya berakhir dengan hasrat satu malam. Siapa sangka, ternyata pria yang sedang tidur itu membuat hidupnya berubah total. Penasaran? Yuk baca! Awas, jangan kegerahan karena mengandung banyak pergelutan dan duel panas!

Bab 1 Kabur

"Tapi kayaknya dia kurang oke deh menurut gue. Yeah, kata si Varen sih Michelle gak sehebat Maria Ozawa kalau goyang," ledek Gaston.

Gelak tawa memenuhi ruangan yang sudah berkabut karena asap rokok. Ada lima pria yang tengah merencanakan jebakan liar. Siapa lagi kalau bukan untuk Michelle Tsabina, sang bintang kampus karena tersohor dengan elok tubuh seksi dan aduhai itu.

Mereka adalah Gaston Kavino, Luhan Abraham, Yudistira, Indra Lesmana dan Orchi. Barisan pria hidung belang yang dengan mudahnya membeli tubuh wanita dengan uang mereka.

Saat ini, mereka tengah berada di Vip room Cloud Nine. Ada sembilan lantai yang terdiri dari kelasnya masing-masing. Syurgawi birahi yang penuh dengan aneka ragam kehidupan malam, dentuman musik dj, vodka dan wine termahal.

Ya, bisa dikatakan hanya orang-orang berkelas lah yang mampu masuk karena memiliki kartu khusus sebagai pengunjung tetap, tak terkecuali Michelle Tsabina. Wanita yang terpaksa terjun di dunia gelap dan berdosa. Ia bisa masuk ke sini karena panggilan bayaran setiap ada yang ingin memakainya.

Ia masih kuliah semester akhir di universitas Bali. Michelle adalah wanita yang dikenal liar dan hebat di ranjang, rela meladeni perintah pria yang membayarnya 10 juta permalam.

Dengan hati-hati Michelle berjalan mendekati ruangan yang ada Gaston di dalamnya, pria yang akan memakai jasa tubuhnya malam ini. Tapi, seketika tangannya mengepal dan matanya terbelalak kesal.

'Bajingan! Jadi mereka akan memakaiku bergantian? Mereka benar-benar sampah!'

Michelle segera cabut dari lantai lima dan mencari cara untuk keluar dari tempat terkutuk ini. Rasanya sangat menjijikan harus melayani lima pria dalam satu malam sekaligus. Dasar kanibal buas!

Tapi Michelle tak mungkin kabur dengan mudah, Gaston memiliki kuasa di sini. Satu-satunya cara melepaskan diri adalah kabur ke lantai paling atas. Tak ada yang mungkin mampu sampai ke sana karena hanya milyarder saja yang memiliki akses untuk masuk. Sedangkan Gaston Cs hanyalah pria kaya yang bermodalkan uang orang tua.

Seperti dugaannya, salah satu penjaga Cloud Nine langsung menahannya dan menanyakan kepentingan Michelle masuk ke lantai sembilan.

"Saya ingin menemani tuan dari kamar 99 di sana. Saya tamunya malam ini," bohongnya asal.

Sang penjaga memandangi Michelle dari atas ke bawah, seperti tak percaya dengan ucapan wanita yang tengah menunggu jawabannya.

"Anda tamu Tuan Kai?"

Michelle berpikir, siapa Kai? Apakah penghuni kamar 99 bernama Kai?

"Ah, iya,"

"Ah, silahkan. Maaf karena sempat menahan anda di sini," penjaga itu langsung membukakan lift dan membiarkan Michelle masuk ke dalamnya.

Wanita itu lega, akhirnya bisa lolos dari Gaston cs. Ia tak bisa membayangkan bagaimana rasanya melayani lima pria sekaligus dalam semalam. Bisa jebol dinding rahimnya.

Langkahnya sudah berhenti persis di depan kamar 99. Ia bingung, apakah harus masuk? Tapi Michelle sama sekali tak mengenal sosok Kai itu seperti apa. Dan lebih sialnya lagi, reaksi dari obat yang diberikan Gaston mulai bekerja.

Gaston memberitahukan pada gengnya sudah memberikan obat perangsang pada minuman Michelle sebelum wanita itu ke toilet. Benar-benar gila dan licik!

Michelle akhirnya memberanikan diri mengetuk dan menyebut nama Kai. Ia takut jika pria yang akan ditemuinya malam ini adalah pria tua yang sudah beristri, sama sekali bukan seleranya.

Ponselnya berdering terus-menerus, ia yakin kalau itu adalah panggilan dari Gaston. Dengan cepat Michelle nekat masuk dan menutup pintu. Ia belum menemukan sosok Kai di dalam ruangan mewah itu.

Ah, ternyata pria itu sedang tidur. Bisa dilihat dari kamar yang transparan dari luar. Tapi sialnya, ia sudah tak tahan dan harus membagi hasratnya pada pria yang sama sekali tak dikenalnya.

"Halo, apakah anda Tuan Kai?" Michelle nekat menekan punggung pria itu yang sudah telanjang sempurna. Sial, tubuhnya makin memanas dan membara. Ayolah, tuan Kai! Bangun dan tiduri aku!

Rasanya seperti mimpi. Kai pasti sedang berada di alam mimpi sehingga ada suara wanita yang memanggil namanya.

"Tuan Kai, bangunlah! Kumohon!" seru Michelle frustasi.

Kai akhirnya membuka mata. Dan betapa terkejutnya saat matanya bertatapan dengan Michelle yang sudah memerah karena pengaruh obat.

"Siapa kau? Dan kenapa kau bisa masuk di ruangan ini?!"

Kai segera menutupi sebagian tubuhnya. Ia hanya mengenakan handuk yang melilit perut.

Michelle tak bisa mendeskripsikan tampang Kai lantaran pandangannya sudah melebur. "Aku butuh bantuanmu, Tuan. Tolong jelajahi tubuhku,"

"Wanita gila!"

Kai segera menarik jubahnya dan mengenakannya. Tangannya sudah bersiap untuk memanggil penjaga. Baru saja ingin menelpon, Michelle langsung meniduri tubuh Kai, membuat pria itu kesulitan untuk bergerak.

"Kau pasti mabuk parah, Nona!"

Kai sama sekali tak bisa mengendalikan tubuh Michelle yang semakin mengganas. Bahkan wanita itu berani menjilati leher Kai yang eksotis.

Brakk!

Akhirnya kini Kai lah yang berada di atas. Ia butuh penjelasan dari wanita yang sekarang sedang mengajaknya bercinta secara cuma-cuma.

"Aku dijebak, dan tak tahu lagi harus ke mana. Mereka memasukkan obat di minumanku, akhirnya.." Michelle sudah tak tahan lagi. Ia harus menuntaskan nafsunya melewati pria itu.

Ah, kini Kai paham. Ia memang tak mengenal Gaston, tapi rasanya menggelikan juga menjebak wanita gila itu secara bergantian.

"Kau kenapa bisa masuk ke sini dengan gampang? Bukankah penjaga sangat ketat pengawasannya?"

"Diamlah, dan lekas nikmati aku!" Michelle sudah gatal dan ingin segera menuntaskan rasa nafsunya yang sudah menjalar ke seluruh tubuh.

"Aku tak bisa sembarangan meniduri wanita,"

"Kumohon, aku akan melakukan apapun agar kamu cepat-cepat mau melakukannya!"

"Melakukan apa?"

"Bercinta denganku sampai puas!"

Gila. Kai tak menyangka wanita itu menjawab pertanyaan bodohnya.

"Baiklah, tapi ada syaratnya. Aku yakin kau bisa melakukannya," pancing Kai sengaja.

"Apa?"

"Sebut namaku, dan aku akan memberikan apa yang kau inginkan, sampai puas," lontar Kai mulai memancing.

Padahal pria itu sudah absen lebih dari setahun dengan wanita. Ia mulai bosan dengan tubuh mereka yang hanya kamuflase belaka.

"Namaku Kai, Kainando Patiwara."

Ah, ternyata Michelle masih memiliki sedikit tenaga untuk menyebut nama pria yang akan menemaninya malam ini. Ia bahkan tak memasang tarif karena sekarang dirinya lah yang membutuhkan bantuan dari Kai.

"Kai.. Kai.. Kainando Patiwara," Michelle menarik leher Kai dan mulai menciumi wajah pria itu secara brutal.

Tentu saja tak ada perlawanan. Tak ada kucing yang menolak dilempari ikan secara gratis. Apalagi tubuh Michelle sangat sesuai seleranya.

Ia sudah melepaskan dress tipis yang menempel pada tubuh Michelle, melepaskan bra dan langsung mengkoyak-koyak punuk menggunung dua itu.

Rintihan suara Michelle semakin memacu kejantanannya. Sebenarnya, siapa Michelle? Kenapa pria bernama Gaston menjebaknya? Apakah wanita yang sedang meronta-ronta itu anggota mafia? Komplotan kriminal? Pembunuh bayaran? Pengintai?

Ah, lupakan soal apa yang akan terjadi. Kai kembali mempercepat gerakannya. Ia sudah menembus lubang yang memohon untuk dimasuki.

"Ternyata kau sangat mengesankan juga," Kai tersenyum sesaat.

Mereka sudah hanyut dalam keringat dan desahan. Michelle yang biasanya pandai bergoyang hanya pasrah, Kai sangat lihai membuatnya klimaks dan sampai ke puncak.

Selama dua jam lebih, Kai terus memompa dan mengkoyak-koyak tubuh Michelle. Peduli setan wanita itu menjerit kesakitan. Dia yang memulai dia yang harus menanggung akibatnya.

Michelle tak tahu, Kai adalah bos besar di Bali. Pria itu sering menggunakan nama samaran demi menyembunyikan identitasnya.

"Ah.. terus! Lebih liar, Kai!" teriak Michelle menantang.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku