Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
HOT LITTLE WIFE

HOT LITTLE WIFE

Neia Miska

5.0
Komentar
48.8K
Penayangan
62
Bab

Jelita yang selalu dianggap sebagai itik buruk rupa di kelasnya ternyata akan di jodohkan dengan anak dari sahabat bapaknya dulu yang bernama Kenzo Putra Bagaskara pria dewasa yang sudah memiliki anak dan istri. Selain perjodohan yang begitu mendadak itu, usia mereka juga terpaut dua belas tahun lebih tua. Bahkan yang lebih menyedihkan lagi perjodohannya itu tepat di hari ia menerima amplop yang berisi surat kelulusannya dari sekolah tempat ia belajar selama tiga tahun ini. Tak hanya itu di hari pernikahannya Jelita mendapatkan sebuah kejutan yang malang ketika ternyata dia mengetahui dirinya adalah istri kedua. Hal besar yang Jelita tak ketahui dari perjodohan itu, kalau ternyata wanita yang menjadi istri pertama suaminya adalah adiknya sendiri. Lantas bagaimana kisah rumah tangga yang penuh drama itu akan berlanjut?

Bab 1 Takdir Yang Menyedihkan

"Saya terima nikah dan kawinnya Jelita Cahaya Mentari putri dari Kusman dengan mas kawin uang sebesar satu juta seratus seribu satu rupiah dan seperangkat alat sholat di bayar tunai!" Ucap pria dengan rahang tegas itu dalam satu tarikan nafas. Nampak ia sangat tampan dengan setelan tuxedo warna hitamnya. Pria gagah itu tak lain adalah Kenzo Putra Bagaskara pemilik pusat perbelanjaan terbesar di kota itu, ia adalah putra Bagaskara sang pengusaha yang sukses. Betapa leganya kini Kenzo akhirnya bisa menghalalkan gadis itu, setelah seminggu lebih mengenalnya dalam momen singkat perjodohan mereka.

"Bagaimana? Saksi? Sah?" Tanya Pak Penghulu.

"SAH!"

Saksi pernikahan dan semua para tamu yang hadir menjawab dengan serempak, Kenzo langsung bernapas lega sementara keluarga Jelita pun hanya bisa menangis haru. Kini anak gadis mereka satu-satunya telah menemukan pasangannya, ia akan memiliki keluarganya sendiri.

Sementara Kenzo begitu gugup menanti kedatangan pengantinnya dan saat sang pengantin datang, ia terpana melihat sosok sang bidadari yang kini berjalan mendekatinya dengan di gandeng oleh kedua orangtuanya, Kusman dan juga Rukyah. Walaupun baju kebaya putih yang gadis itu kenakan nampak kebesaran, namun Kenzo tetap bisa melihat kecantikan istri kecilnya itu karena ia lah yang meminta sang MUA untuk memberikan pakaian yg sedikit lebih besar dari ukuran tubuh istrinya.

Baru saja dua insan itu di pertemukan, tiba-tiba sebuah suara menyapa mereka dengan begitu cerianya.

"Daddy Daddy." Dua anak kecil dengan gaun cantik mereka berlari dengan begitu semangat ke arah pria berusia tiga puluh tahun itu.

Semua pandangan kini tertuju pada dua anak kecil yang ternyata adalah anak kembar itu. Mereka tak datang sendiri, melainkan ditemani seorang wanita cantik dengan gaun putih selututnya yang setia berjalan di belakang dua bocah perempuan itu.

Tentu saja pemandangan itu membuat gadis bernama Jelita yang baru saja sah menjadi istri Kenzo sangat terkejut. Ternyata pria yang ia kenal dalam hitungan hari itu merupakan duda ganteng beranak dua, atau mungkin saja ia adalah dinikahi untuk jadi istri mudanya. Pikiran Jelita mulai kacau, ditambah huru hara dari mulut para tetangganya yang mulai membicarakan mereka di yang seharusnya membahagiakan itu.

Jelita yang tadinya akan duduk di samping sang suami kini digantikan oleh dua bocah perempuan yang tengah memeluk papa mereka dengan wajah polos yang seakan menahan kerinduan. Sementara Jelita masih sibuk dengan pikirannya seraya menatap ke arah wanita cantik yang tengah berjalan ke arahnya.

"Ya Tuhan, hal menakjubkan apalagi ini. Aku kira akan menikah dengan perjaka tua, eh ternyata duda. Atau bisa jadi aku dinikahi untuk dijadikan yang kedua." Batin Jelita tak percaya. "Perkenalan jalur kilat dan musibah ternyata sungguh tak mengenakkan." Gumam gadis itu merasa ngenes sendiri.

Jelita masih mematung di tempatnya, tatapan matanya masih fokus pada Khanza yang tengah berjalan ke arahnya dengan senyum yang sedikit di paksakan. Acara pernikahannya pagi itu sungguh sangat luar biasa dengan adanya kejutan besar yang tak pernah terlintas di pikiran Jelita. Para tamu undangan yang hadir yang tak lain adalah para tetangga Jelita sudah mulai mengeluarkan gunjingan mereka, berbisik satu sama lain mengenai pernikahan malang gadis itu. Namun orang tua Jelita hanya menampakkan wajah tenang mereka. Sementara pak Bagas dan istrinya saling pandang tak percaya, tentu saja mereka terkejut dengan kehadiran putri dan cucu kembar mereka di sana.

"Kenapa Khanza bisa ada di sini, bukankah mama bilang sudah meminta Khanza untuk tidak datang kemari?" bisik Bagas pada istrinya.

"Mama juga tidak tahu pah, mama sudah melakukan sesuai rencana kok. Ini pasti kerjaannya Kenzo pah?" Jawab Kartika dengan wajah kesalnya.

"Dasar itu anak, seneng banget nambah masalah. Terus sekarang gimana nih, semua tamu sudah mulai pada berbisik. Kasian menantu kita tuh, sudah kek manekin baju di mall mah." Ucap panik pak Bagas yang melihat Jelita masih bergeming.

"Entah lah anaknya papah tuh, apalagi yang dia rencanakan sekarang. Mama juga nggak ngerti lagi dah, untung saja Kusman dan Rukyah sudah tahu masalah ini."

Arka yang melihat adegan tak mengenakkan itu langsung menarik lengan Khanza dan membawa wanita itu keluar dari tempat acara. Sedangkan Jelita kini di tuntun untuk duduk di samping sang suami oleh ibunya.

"Ayo nak kamu harus duduk di samping suami mu! Biarkan acara ini berjalan sampai selesai. Jangan hiraukan bisikan-bisikan makhluk halus itu." Bisik Rukyah mencoba menyadarkan putrinya dari lamunannya itu.

"Ayo sayang sama Granny dulu ya. Biarkan Daddy sama mama Jelita menyelesaikan acaranya." Ucap Bu Kartika pada kedua cucunya dan menarik lembut lengan kedua gadis kecil itu agar memberi ruang pada Jelita dan Kenzo untuk menyelesaikan acaranya.

"Untuk mempelai wanita yang sudah sah berstatuskan seorang istri Salim dulu sama suaminya." Ucap sang pembawa acara hari itu yang diadakan begitu sederhana.

Kenzo terlebih dulu mencium kening gadis yang kini sudah sah menjadi istrinya itu, barulah Jelita menyalaminya, mencium punggung tangan Kenzo tanpa sedikitpun melihat wajah pria itu. Jelita masih berdebat dengan pikiran dan hatinya, lihat saja suara bisik-bisik para tetangga semakin heboh terdengar. Tapi acara itu tetap berlangsung bahkan dirinya juga sudah resmi menjadi Nyonya Kenzo Putra Bagaskara. Lantas apa yang harus ia disesali kini?

"Maafkan aku baby. Aku menempatkanmu pada situasi yang kacau ini." Lirih Kenzo dalam hati yang terus menatap lekat Jelita yang hanya menundukkan kepalanya itu.

"Kenapa ibu dan bapak tidak berkomentar apa-apa, bahkan mereka terlihat begitu tenang di tengah gunjingan para tetangga. Apa mereka sudah tahu tentang status si manusia bunglon ini?" Batin Jelita.

Setelah acara salaman selesai, Jelita dan Kenzo diminta untuk menandatangani buku nikah mereka.

"Ini sebenarnya konsepnya bagaimana sih, kalau memang aku ini istri keduanya masa ya pakai acara punya buku nikah segala. Berarti ini sudah resmi terdaftar di KUA? Emang bisa begitu? Atau jangan-jangan wanita tadi adalah wanita simpanannya, dan anak-anak itu adalah anak dari hasil hubungan gelap mereka. Eits dah teorinya jadi banyak banget sih." Gerutu Jelita yang masih membatin sendiri.

"Acara selanjutnya penyerahan mahar dan buku nikah." Ucap pemandu acara hari itu.

Kenzo pun menyerahkan box mahar yang telah di persiapkan sang mama berupa uang dan seperangkat alat sholat. Jelita menerimanya masih dengan wajah tertunduk, sekali lagi ia mencium punggung tangan suaminya. Setelah penyerahan mahar pak penghulu memberikan mereka buku nikah yang menjadi ikatan resmi mereka di hari itu. Acara dilanjutkan dengan sesi foto sang pengantin dan keluarganya. Wajah Kenzo kini tengah berbahagia, hanya saja Jelita masih sibuk dalam diamnya.

*****

"Kamu mau apa kemari?" tanya Arka dengan sinisnya ketika ia dan Khanza sudah berada di halaman depan rumah Jelita yang nampak sedikit sepi karena para tamu semua ada di dalam rumah. Arka sengaja membawa Khanza menjauh dari acara itu pernikahan yang sudah hampir selesai itu.

"Tentu saja menemui suamiku. Kenapa malah kamu yang keberatan!" Jawab sengit Khanza seraya menepis tangan Arka agar melepaskan genggaman tangannya.

"Bisa nggak sekali saja kamu membiarkan Kenzo menikmati hidupnya. Dia baru memulai hidup barunya dan kamu malah muncul di sini mengacaukannya." Arka menatap tajam.

Khanza tersenyum sinis mendengar ucapan asisten suaminya yang begitu lancang memberikan ceramah untuknya. "Bukankah gadis itu yang mengacaukan hubunganku dengan suamiku yang selama ini baik-baik saja. Apa sekarang kamu juga berpihak padanya seperti mama? Asal kamu tahu, Kenzo yang memintaku membawa anak-anak datang kemari. Ah ya satu lagi bukankah seharusnya yang menjadi korban di sini adalah aku?" Tutur Khanza dengan penuh penekanan.

Arka hanya menatap wajah di hadapannya dengan tatapan yang tak biasa, entah rasa apa yang harus di berikan pada Khanza. Simpati? Tapi bukankah dia hanya adik kandung bosnya, jadi dia di sini bukanlah korban. Kasihan?Tapi sang kakak jauh lebih kasihan karena waktu lima tahunnya telah dihabiskan dalam sandiwara untuk menjaga mental sang adik tetap aman.

"Rencana apalagi sih yang kamu buat Kenzo, dasar bodoh." Batin Arka merasa kesal sendiri mengetahui bosnya sendiri yang meminta Khanza untuk datang ke acara itu.

"Stop mengatakan aku mengacaukan hidup suamiku, aku bisa saja membubarkan pernikahan ini sebelumnya tapi kamu lihat sendiri bahkan aku datang setelah mereka sudah resmi menjadi suami istri. Satu hal lagi jangan pernah ikut campur urusan rumah tangga kami. Bukankah tugasmu hanya menjadi asistennya dalam bekerja, bukan dalam mengurus kehidupan pribadinya." Lanjut Khanza lagi seraya berlalu pergi meninggalkan Arka, kembali masuk ke dalam rumah Jelita.

Tentu saja Khanza saat ini merasa hancur, bayangkan saja ia harus menerima dirinya di madu. Bahkan selama lima tahun ini sang lelaki yang menjadi suaminya itu tak pernah menyentuhnya lalu sekarang dia dijadikan seperti pembawa kesialan dalam hidup suaminya oleh mertua dan juga sahabat Kenzo. Khanza merasa dipojokkan sendiri atas sikap mereka, bukankah seharusnya mereka kasihan padanya? Suaminya sudah di rebut oleh gadis kecil itu.

Bertambah sesak dan perih rasa di hati begitu melihat sang suami tengah tersenyum bahagia menggandeng istri barunya tepat di hadapannya. Senyum yang selama ini bahkan tidak pernah Kenzo perlihatkan di hadapannya.

"Apa yang sebenarnya kamu rencanakan mas? Apa kamu tidak merasa kasihan padaku sedikit saja?" Batin Khanza dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Dua putri kembarnya yang belum mengerti apa-apa juga ikut bergabung dalam acara sesi foto bersama itu. Mertuanya juga terlihat sangat bahagia.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Neia Miska

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
HOT LITTLE WIFE
1

Bab 1 Takdir Yang Menyedihkan

15/11/2022

2

Bab 2 Hari Kelulusan dan Perjodohan

15/11/2022

3

Bab 3 Pencarian Hadiah

15/11/2022

4

Bab 4 Tak Ingin Menikah

15/11/2022

5

Bab 5 Pengantaran Hadiah

15/11/2022

6

Bab 6 Hadiah Kejutan

15/11/2022

7

Bab 7 Satu Tangkai Mawar Hitam

15/11/2022

8

Bab 8 Mulai Nakal

15/11/2022

9

Bab 9 Titah Suami Tampan

15/11/2022

10

Bab 10 Persetujuan Menikah Lagi

15/11/2022

11

Bab 11 Foto Pembawa Petaka

17/11/2022

12

Bab 12 Gara-gara Ulat Bulu

18/11/2022

13

Bab 13 Antara Dosa dan Keberuntungan

20/11/2022

14

Bab 14 Meminta Pertanggungjawaban

23/11/2022

15

Bab 15 Mulai Posesif

24/11/2022

16

Bab 16 Menjadi Candu

29/11/2022

17

Bab 17 Memantau

30/11/2022

18

Bab 18 Mencuri Kesempatan

30/11/2022

19

Bab 19 Datang ke Rumah Calon Mertua

30/11/2022

20

Bab 20 Ingatan Khanza

30/11/2022

21

Bab 21 Masa Lalu Khanza

30/11/2022

22

Bab 22 Acara Pernikahan

30/11/2022

23

Bab 23 Menjadi Istri Kedua

02/12/2022

24

Bab 24 Pulang ke Rumah Madu

02/12/2022

25

Bab 25 Serasa Punya Ibu Tiri

03/12/2022

26

Bab 26 Sosok Pretty Sesungguhnya

03/12/2022

27

Bab 27 Dasar Kebo

03/12/2022

28

Bab 28 Perlakuan yang Manis

03/12/2022

29

Bab 29 Manisnya Pagi

03/12/2022

30

Bab 30 Si Pelakor

03/12/2022

31

Bab 31 Penampilan Baru

03/12/2022

32

Bab 32 Pesan yang Tak Terbalas

05/12/2022

33

Bab 33 Si Manis Jembatan Ancol

07/12/2022

34

Bab 34 Hampir Saja!

07/12/2022

35

Bab 35 Prahara Burung

09/12/2022

36

Bab 36 Tercampakan

12/12/2022

37

Bab 37 Permainan Arka

13/12/2022

38

Bab 38 1000 Pesan dan 500 Panggilan

16/12/2022

39

Bab 39 Pergi Ke Kampus

18/12/2022

40

Bab 40 Bertemu Kembali

21/12/2022