Herofah05
Buku Herofah05(9)
SAUDADE
Romantis Di saat semesta berkonspirasi.
Fahri dan Albani, sama-sama seorang suami yang sedang berada dalam perjalanan menuju rumah sakit dikarenakan sang istri hendak melahirkan.
Di tengah perjalanan, keduanya terlibat dalam sebuah kecelakaan hingga menyebabkan salah satu di antara mereka meninggal di lokasi kejadian.
"To-tolong Rindu, istri saya mau melahirkan... dia sendirian di rumah sakit BERSALIN..." itulah sepenggal kalimat yang diucapkan Albani pada Fahri sebelum lelaki itu meninggal.
"Saya berjanji, saya akan bertanggung jawab," balas Fahri dalam keadaan panik.
Kebetulan, rumah sakit BERSALIN adalah tempat yang sama di mana istri Fahri yang saat itu juga hendak melahirkan.
Setelah jasad Albani dibawa oleh mobil jenazah, Fahri meminta izin terlebih dahulu pada petugas kepolisian yang hendak membawanya ke kantor polisi agar diizinkan mendatangi istrinya yang hendak melahirkan di Rumah Sakit Bersalin.
Naasnya, belum sempat Fahri sampai di tempat yang dituju, lelaki itu justru mendapat sebuah kabar dari rumah sakit bahwa sang istri meninggal dunia beberapa detik setelah berhasil melahirkan anaknya.
Detik itu juga, kisah cinta antara Fahri dan Rindu dimulai.
Anda mungkin suka
Perselingkuhan Liar Istriku
Gemoy N Nafas Dokter Mirza kian memburu saat aku mulai memainkan bagian bawah. Ya, aku sudah berhasil melepaskan rok sekalian dengan celana dalam yang juga berwarna hitam itu. Aku sedikit tak menyangka dengan bentuk vaginanya. Tembem dan dipenuhi bulu yang cukup lebat, meski tertata rapi. Seringkali aku berhasil membuat istriku orgasme dengan keahlihanku memainkan vaginanya. Semoga saja ini juga berhasil pada Dokter Mirza.
Vagina ini basah sekali. Aku memainkan lidahku dengan hati-hati, mencari di mana letak klitorisnya. Karena bentuknya tadi, aku cukup kesulitan. Dan, ah. Aku berhasil. Ia mengerang saat kusentuh bagian itu.
"Ahhhh..."
Suara erangan yang cukup panjang. Ia mulai membekap kepalaku makin dalam. Parahnya, aku akan kesulitan bernafas dengan posisi seperti ini. Kalau ini kuhentikan atau mengubah posisi akan mengganggu kenikmatan yang Ia dapatkan. Maka pilihannya adalah segera selesaikan. Kupacu kecepatan lidahku dalam memainkan klitorisnya. Jilat ke atas, sapu ke bawah, lalu putar. Dan aku mulai memainkan jari-jariku untuk mengerjai vaginanya. Cara ini cukup efektif. Ia makin meronta, bukan mendesah lagi.
"Mas Bayuu, oh,"