Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
5.0
Komentar
4.5K
Penayangan
98
Bab

Evan merupakan pewaris perusahaan raksasa di jodohkan dengan Clara pacar dari sahabat akrabnya, membuat hubungan Evan dan Radit retak, Radit tidak terima. Kekasih yang dia cintai itu menjadi istri dari sahabatnya membuat dia dan Clara menjalin hubungan di belakang Evan. Clara yang menghiyanati suaminya hingga dia hamil oleh Radit, membuat Evan marah dan hendak meninggalkan Clara, mendengar perpisahan itu sang papi Evan marah dan merencanakan sesuatu membuat hubungan mereka kembali membaik, tapi Radit memiliki seribu cara untuk memisahkan Evan dan Clara. Kisah rumah tangga Evan dan Clara akan dituangkan dalam cerita traitors wife. Membawa kita dalam suasana hati yang tidak menentu.

Bab 1 Aku ingin menikah dengan pacarku

Bab 1

Aku ingin menikah dengan kekasihku

Suara lantang seorang gadis cantik. Yang berusia kisaran 25 tahun itu. Seakan sedang memberontak terhadap sang papa. Yang menolak lamaran sang kekasih, dan ingin menjodohkannya dengan seorang anak sahabat sang papa.

"Aku tidak mau Papa! Aku ingin menikah dengan Radit!" Clara, yang duduk disebelah Radit kekasih yang sudah tiga tahun menjalin hubungan dengannya. Seakan tidak terima akan keputusan sang papa yang menolak lamaran Radit.

Membuat Clara, seakan marah terhadap sang papa yang masih tetap memaksakan kehendaknya itu.

" Apa pun alasannya papa gak mau dengar, Satpam ...sini!" teriak papi emosi memanggil satpam yang sedang berada di depan teras, hingga seakan disambar petir. sang satpam dengan tergesa-gesa menghampiri papa yang sedang dikuasai emosinya.

" Iya pak,"

Satpam yang dipanggil papa kini berada di depan Radit, menatap Radit seolah sang satpam sudah paham dengan tujuan papa.

" Kamu usir dia,"

Kata-kata itu seolah membuat aku marah menatap kearah papa dan merasa iba melihat Radit, yang masih menundukkan wajahnya ke arah lantai itu.

" Aku bisa keluar sendiri,"

Mendengar perkataan papa yang hendak mengusir Radit, hingga akhirnya Radit yang merasa harga dirinya telah dijatuhkan, keluar dengan rasa benci dan kekecewaan yang tidak bisa ia ucapkan.

" Raditttt …."

Teriak Clara pecah melihat Radit yang sudah berjalan kearah pintu. Tanpa menoreh atau Radit menyembunyikan sedih dan air matanya di hadapan papaku, yang menurutku. Apa yang papa lakukan itu sudah benar-benar kelewatan.

" Aku benci papa! Aku mencintai Radit. Aku ingin menikah dengannya Pa!"

Melihat tatapan papan yang penuh emosi, ke arah Radit yang sudah menghilang bersama kejauhan. Hingga aku dengan rasa sedihku memilih berlari ke arah kamar meratapi nasibku yang tidak jadi menikah dengan Radit.

Bagaimana bisa papa memisahkan kami berdua! Aku dan dia sudah lama pacaran, dia cinta pertamaku. Aku gak mau papa! Aku mau dia! Ahhhhh ...papa tidak tahu kalau Radit sosok cowok yang sangat baik! dia sangat mencintai dan menyayangiku. Aku mohon biarkan aku dengan nya.

" Ahhhhhh …." teriak Clara menghancurkan isi kamar nya. Dia membuang semua peralatan yang tersusun rapi di kamarnya, menatap kearah foto antara ia dan Radit, mengenang semua kenangan mereka berdua.

" Raditt ...hahaaa …." ucap Clara menangis tersedu seraya memeluk foto Radit dengan begitu erat.

" Aku harus menghubunginya,"

Hingga aku berjalan kearah aku terbiasa meletakkan ponselku, mencari di daftar kontak no henpon Radit. Aku sangat berharap jika Radit bisa membawaku dari sini.

" Tut tut tut" bunyi sambungan telepon Clara terhadap Radit.

" Angkat telepon nya Radit! Please. angkat," gumam Clara menangis menunggu sang pemilik menjawab panggilan nya.

"Tut tut tut" bunyi sambungan telepon lagi yang ia tujukan masih untuk Radit.

Hingga akhirnya si pemilik telpon pun menonaktifkan seluler nya,

" Tidakkkk …ini terakhir kalinya Radit aku menghubungimu, kamu harus angkat Radit! Jangan pernah marah dan membenciku Radit. angkat Radit. angkat,"

" No yang anda tuju tidak dapat dihubungi, mohon periksa …,"sahut sang operator telepon yang membuat Clara semakin sedih.

"Aku harus lari dari sini,"

Batin Clara dalam hatinya seraya menyiapkan beberapa baju yang ia isi dalam tas nya. seperti seseorang yang kehilangan nyawa, ia tidak tahu harus berbuat apa! sungguh aku tidak tahu caranya hidup tanpamu, selama tiga tahun kamu mengisi hati ku. kamu menjagaku dengan baik, kamu memperlakukan bagai seorang kasih sayang kakak ke adik nya. tidak akan ada pria yang sepertimu Radit! Aku ingin denganmu sekalipun hidup susah dengan mu aku rela Radit! bawa aku bersamamu. Aku berjalan ke arah keluar, sepertinya waktu yang tepat untuk lari. Menatap ke arah kiri dan kanan berharap papi tidak mengetahui jika aku hendak kabur. Aman,"batinku yang melihat papi yang sudah tidak ada lagi di ruang tengah.

" Kamu mau kemana Clara?"

Seperti mailing ketahuan tuannya. Aku yang tadi mencoba menyusup hendak keluar, tiba-tiba papa kini berada di hadapanku. Entah papi datang darimana kenapa tiba-tiba nongol di hadapanku, bukannya tadi papi tidak ada. Aku mencoba menyadarkan pengingatan ku tentang apa yang aku lihat.

" Aku ingin pergi dari rumah ini. Aku tidak mau disini! Aku mencintai Radit. Apa bisa papa ngertiin sedikit tentang perasaan ku ini Pa" menatap rasa marah ke arah papa yang sedang menghentikan jalanku yang hendak kabur itu.

" Satpam. Satpam …."

Panggil sang papa lagi yang membuat pak Amir satpam di rumahku bagai maraton berlari ke arah rumah yang jarak halaman rumah dengan ruangan aku berdiri dengan papa cukup jauh. Hingga membuat sang satpam, keringat dingin berlari.

" Ada apa pak?"

Tanya sang satpam yang nafas nya masih tersengal-sengal itu, seolah ia habis menempuh jalan berkilo-kilo, dengan kondisi badan yang tidak lagi muda.

" Bawa Clara kekamar! 24 jam jaga dia. Jangan biarkan dia keluar, bahkan untuk makan sekalipun suruh mereka mengantarkannya ke kamar."

Perintah sang papi terhadap sang satpam, yang membuat aku menatap rasa Amarah kearah papi.

" Tapi pa! Ah ...Clara gak mau pa!"

Teriak Clara yang mencoba mencari celah untuk keluar, hingga terjadi kejar-kejaran antara satpam dengan Clara, seperti saat Clara masih kecil main petak umpet dengan sang satpam.

" Sudah non, Bapak capek non. Bapak butuh kerja, nanti jika papa non marah, Bapak diusir mau kasih makan apa keluarga ku non? Istriku tengah sakit aku butuh pekerjaan untuk mengobati istriku non,"

" Ah ...kalau bukan karena kasihan melihat wajah pak Amir aku akan memilih kabur, padahal ini sebuah kesempatanku untuk kabur. Iya sih istri nya kemaren menghubungi pak Amir menggunakan henpon ku ia tengah sakit dan papa orang yang kejam dia tidak akan mentolerir jika mereka melakukan kesalahan. Hanya pak Amir yang bertahan Bekerja dengan papa sudah lebih 12 tahun. Dia juga sudah ku anggap orang tua angkat! "Baik pak Amir," ucap ku sedu dan mulai masuk kedalam kamar sementara papa hanya menatap rasa kesal ke hadapan ku.

" Papa! Izinkan aku menikah dengan Radit Pa!"

Hingga aku memilih kembali berjalan ke arah papa memasang wajah memelas memainkan kedua tanganku, dan air mata yang tiada henti jatuh. Menatap ke arahnya papa yang seolah tidak memiliki rasa iba terhadapku.

"Kamu lupa kamu akan Papa jodohkan, dengan Evan anak paman Tomas sahabat papa!"

" Papa! Evan, itu sahabat Radit. Jangan Papa! Aku mohon Jangan, persahabatan mereka nanti hancur. Kasihan dengan Radit Papa! Radit pria yang baik ia tidak pantas disakiti Pa,"

Aku memang tidak tahu apa yang akan terjadi jika aku menikah dengan Evan, yang menganggap Radit seperti saudaranya sendiri.

" Papa tidak peduli Clara! Dua hari ini kamu harus menikah dengan Evan. Semuanya tengah disiapkan Clara," tambah papa yang membuat aku seakan menjerit dan menghentak kan kaki. Mengacak-acak rambut serta duduk dengan memeluk kedua kakiku. Aku harus bagaimana untuk menghindari pernikahan ini. Setidaknya jangan nikahkan aku dengan sahabat nya Papa! Ahhhh ...aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Radit pasti akan sangat terpukul.

Sekilas Clara pun mengingat di mana saat Radit membawa nya ikut bergabung dengan para sahabatnya.

" Pacaran terus! Kapan nikah nya," sahut Evan merayu kearah Radit.

" Bentar lagi," jawab Radit Menaik turunkan alis matanya.

" Iya nih, mereka hebat sudah tiga tahun hubungan nya tetap langgeng" sahut Tomi, yang merupakan sahabat semasa SMA dulu.

" Ingat besok jika nikah aku yang jadi wali mu. Gak sih maksudnya papaku. Ha ha ha, sejarah kan kamu anak almarhum sahabat mamaku, yang menitipkan mu keluargaku," tambah Evan lagi.

" Iya," ucap Radit seraya meletakkan tangan nya di bahu evan.

" Tidaaakkkkk" teriak Clara lagi yang sudah tersadar dari lamunannya, masih menatap kearah papanya yang seolah tidak bersalah menikmati televisi yang baru saja dihidupkan itu.

"Aku harus menyuruh Evan menolak pernikahan ini besok," batin clara

" Kamu kenapa lagi ha! Sana tidur besok pagi Evan akan datang menjemputmu. Kamu harus ikut dengan nya memilih gaun pengantin," ujar sang papa yang membuat Clara seakan senang.

"Setidaknya besok aku akan mengajak Evan menemui Radit dan meminta nya untuk membatalkan pernikahan ini." Batinnya lagi yang mencoba menenangkan dirinya sendiri.

" Kamu kenapa belum masuk ke kamarmu Clara?" tanya sang papa yang memandang Clara yang tengah kebingungan dan seolah sedikit tenang hingga Clara menyandarkan badannya disofa itu.

"Kamar ku berantakan Pa."

" Kamu bisa menyuruh bibi buat bersihkan nya Clara!"

"Clara capek dan ngantuk Pa! Clara tidur di sofa ini," ucap Clara yang mulai membaringkan badan nya.

" Kamu tidak berencana kabur kan?" Tanya sang papa yang menatap Clara telah menutup mata nya.

" Apa kamu benar sudah tertidur Clara?" tanya sang papa yang memainkan tangannya di hadapan mata Clara, yang sudah terpecam itu. Papa harap kamu paham clara ini semua terbaik untukmu Clara.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Bulandari f

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku