Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
CEO Mengejar Cinta Adik Mafia

CEO Mengejar Cinta Adik Mafia

Bulandari f

5.0
Komentar
830
Penayangan
90
Bab

Sebuah kisah cinta balas dendam yang berujung cinta dan penyesalan, membuat Rio harus rela mengorbankan perasaannya demi keselamatan orang yang dia cintai. Mencintai tidak mesti memiliki, walau rasa cinta sangat besar diantara keduanya. Cinta tidak pernah salah memilih tapi memilikinya tidak semudah membalikkan telapak tangan.

Bab 1 Prolog

Bab 1

Meninggalnya kakak Rio

Hari ini hari pertamaku pulang ke Indonesia, dari enam tahun sebelumnya aku menghabiskan hidupku di Amerika.

Tidak ada penyambutan untukku, bahkan yang ada hanya seorang supir pribadi keluarga yang datang menjemputku ke bandara.

Apa aku sudah tidak diharapkan, atau mereka tidak menginginkan kedatanganku? Seribu pertanyaan muncul di benakku, hingga akhirnya aku sampai di depan rumah.

Ada apa ini? Kenapa banyak karangan bunga berjajar di depan rumahku? Apa yang terjadi kenapa begitu ramai orang yang datang dengan menggunakan serba hitam? Apa terjadi sesuatu? pikirku yang mulai lari masuk kedalam rumah.

Sebuah Peti Mayat tengah terletak di ruangan tengah. Aku berlari ke arah peti tersebut melihat sosok orang yang aku sayangi tengah terbaring kaku.

Badanku hampir rapuh. Beruntung papi cepat menangkapku dari belakang.

" Apa yang terjadi papi? kenapa kak Andri, tertidur di peti itu! Kenapa dia meninggalkan Rio! Papi," ucapku yang membuat seketika pelayat menjadi sedih.

"Sabar Rio! Biarkan kakakmu tenang biarkan dia pergi, ikhlaskan dia," gumam papi yang membuatku memeluk erat sosok yang penting di hidupku.

"Kak Andri …." teriakku memecah sehingga Papi, mengangkat badanku yang tengah memeluk tubuh yang tidak bernyawa itu lagi.

" Jangan tinggalkan Rio kak," rengekku seperti anak kecil, menangis tersedu mungkin ini untuk pertama kali nya air mata ku jatuh.

Aku pernah kehilangan mamaku yang meninggalkanku sejak usia 15 tahun karena mami selingkuh dan memilih lelaki itu dari pada kami anak nya.

Para pelayat pun mulai meninggalkan makam tempat terakhir peristirahatan kak Andri.

Aku masih memandangi batu nisan nya berharap sosok kakakku ini bangun lagi, hingga aku terbayang bagaimana dia menjaga dan melindungiku, saat mami ketahuan selingkuh papi marah besar terjadi keributan besar di rumah.

Kak Andri datang meletakkan headset di telingaku, memutar kan lagu yang berirama bahagia. kak Andri juga menghidupkan musik dengan begitu kencang, berjoget bahagia di kamarku, walau sebenarnya dia tengah sedih karena aku sesekali memergoki kak Andre menghapus air mata di wajah nya.

Kak Andri tetap melempar senyum seakan tidak ada masalah yang terjadi ikut bernyanyi seraya berjoget, dan itu dia lakukan sampai aku sudah benar-benar tertidur.

Setelah aku tertidur kak Andri, menemui papi dan mami" Stop! hentikan keributan kalian hanya akan membuat aku dan Rio sakit hati! Apa kalian bisa menjaga perasaan kami?" tanya Andri begitu marah terhadap kedua orangtuanya, yang tengah berselisih itu.

" Jika yang terbaik diantara kalian pisah maka berpisahlah dengan cara baik," ucap Andri dengan mata berbinar.

" Nak maaf kan mami!" sahut mami nya seraya memeluk Andri.

" Pergi sana! kamu tidak pantas dianggap mami, kamu menghancurkan keluargamu, jangan pernah menemuiku dan Rio, kami tidak Sudi punya mami seperti mu lagi" pungkas Andri menatap rasa marah, ke arah maminya yang telah mengkhianati sang papi, mami seperti apa itu!" batin Andri Kesal dengan berjalan ke arah kamarnya.

Klek

"Kamu belum tidur?" sahut Andri menatap Rio yang duduk di atas ranjangnya! Andri, mencoba menyembunyikan kesedihannya lagi tapi seolah percuma karena Rio, telah mendengar semuanya.

"Maaf kan kakak Rio! Kakak akan menjaga dan selalu melindungimu," ucap Andri yang berjalan ke arah Rio, memeluk Rio dan menenangkannya dalam dekapannya, hanya itu yang bisa dilakukan andri. dalam menenangkan Rio

yang terlihat sangat terpukul. Hingga di balik badan Andri. Rio, meneteskan air matanya, bukan keluarga seperti ini yang aku mau" batin Rio sedih dalam hatinya.

Hingga akhirnya Rio tersadar dari sekilas khayalan, bayangan tentang sang kakak, setelah dia melihat dan membuka mata, akan sosok tubuh yang ada di sampingnya kini. sosok seorang kakak yang tidak bernyawa lagi.

"Kakak! bangun jangan tinggalkan Rio" masih ucap Rio, yang mendekap lebih erat tiang nisan yang bertuliskan nama Andri.

"Biarkan kakakmu beristirahat dengan tenang nak," ucap papi, hingga matahari pun pergi suasana mulai gelap, angin berhembus kencang, gemuruh sesekali memekik. "Nampak nya mau hujan" sahut papi yang menarik paksa badanku masuk kedalam mobil.

Aku meninggalkan tubuh yang tidak bernyawa itu berselimut tanah, berteman sepi, ku pandangi pusarannya hingga hujan pun turun menemani nya.

Inginku keluar dan memayunginya. Aku takut sosok tubuh itu sakit, tapi berkali-kali papi menyadarkanku" biarkan kakakmu beristirahat dengan tenang"

Mobil yang membawaku pergi jauh, pusara itu jauh tertinggal di belakang. Aku sengaja pulang tidak memberi kabar denganmu kak! Aku ingin memberi kejutan aku bawakan kamu cemilan kesukaanmu, dan beberapa aksesoris yang selalu kamu koleksi. Kak kenapa kamu harus pergi kak.

Setelah sampai di rumah aku berlari ke arah kamarnya, aku pandangi fotonya dan fotoku. Aku melihat sosok wajah tampan yang mempesona dengan wajah selalu ceria, seakan tidak takut akan mati hingga kematian itu datang sendiri menjemputmu.

Ayo kak! Bangun jangan tinggalkan aku. Aku peluk erat foto nya di dadaku seraya membaringkan badan di kasur milik nya. Aku pandangi semua peninggalan nya.

" Coba lihat dek kakak punya apa?"

"Apa kak! Sini Rio, mau lihat"

" Ini PS terbaru"

"Aku mau kak"

" Kita main bersama ya! yang kalah harus nurutin yang menang"

" Ok siapa takut"

" Ya aku kalah" ucap Rio

" Jadi kakak menang nih, kakak mau kamu sayang terus dengan kakak walau nanti nya adikku ini punya pacar" sahut Andri seraya melempar gurauan dengan Rio.

" Ah kali ini kakak kalah"

" Ya kakak kalah, jadi apa yang kamu mau?"

" Kerjakan tugas Rio"

" Curang, padahal kakak sengaja mengalah agar kamu jangan sedih" canda Andri.

" Yey, mana ada jika kalah ya ngaku kalah kak"

" Iya lah, adik kakak ini hebat"

" Kak Rio, ingin sekolah di Amerika, apa boleh? meninggalkan kakak jika tetap disini Rio, sering teringat mami kak"

" Iya! Tidak apa nanti kakak bilang ke papa ya biar mengurus keberangkatanmu"

" Aku sayang dengan kakak"

" Kamu hati-hati ya Rio! Pintar jaga diri dan ingat tuh kemampuan kamu dalam fighting di Tingkat kan. Besok jika kita ketemu kakak ingin melatih kekuatanmu"

" Siap bos, Kak Rio! Jalan dulu"

Semua bayangan itu seketika muncul di benakku seakan berat melepasmu kak! Ayo kak bangun! Jangan tinggalkan Rio" sahut Rio. bersorak kencang dengan mata yang masih tertutup mulut yang ngigo manggil nama Andri.

" Seperti nya dia demam pak" sahut asisten rumah tangga Rio. yang diperintahkan oleh sang papi membangunkan Rio. Hendak sarapan pagi namun sang bibi kaget melihat Rio, yang tengah mengigau. memanggil nama sang kakak. dengan rasa kuatir sang bibi mendekatkan telapak tangannya di kening Rio mendapati jika sang tuan muda tengah demam.

" Panggil dokter Hendra"

Perintah papi Rio. yang sepertinya cemas akan keadaan sang anak, dengan kondisi badan yang panas, mulut yang mengigau. Menambah rasa kuatir menatap Rio dengan rasa sedih.

Papi Rio yang masih duduk di sebelah Rio. Menatap ke arah sang istri melihat sang istri muda hanya diam menatap Rio, tanpa mencoba berbuat sesuatu.

Seakan kesal sang papi memarahi sang istri yang mematung seperti orang tidak tahu apa-apa.

"Apa yang kamu lihat mi? Pergi ambilkan air hangat Kompress dia."

Sang Mami tiri membalas tatapan sang suami dengan rasa ketidaksenangan. Dengan langkah kaki yang seakan lesu sang mami berjalan ke arah dapur meninggalkan Rio dan sang suami di dalam kamar yang berukuran besar dengan ranjang yang luas. Kamar yang sudah lama ditinggalkan Rio. dia berharap jika kedatangannya ke Indonesia. agar bisa tidur sekamar lagi dengan sang kakak.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Buku lain oleh Bulandari f

Selebihnya
Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku