Possessive Wife

Possessive Wife

Christina

4.9
Komentar
673
Penayangan
40
Bab

Kisah cinta rumah tangga Ana yang bersuamikan seorang Polisi, bertugas di daerah pedalaman Papua. Segala cerita yang ia dengar membuat Ana menjadi istri yang pencemburu, egois dan posesif. Gadis yang dulunya adalah wanita kuat, kini menjadi lemah pasca menikah, cengeng, suka ngambek bahkan kerap kali memancing reaksi sang suami. Beruntung, Andra, sang suami memiliki kesabaran tingkat dewa, ia selalu mampu menjadi air saat Ana berkobar sepanas api.

Bab 1 Ponsel Baru Suami

Aku tengah menyiapkan makan siang di dapurku yang lusuh, rumahku memang sangat sederhana, bukan, tapi rumah kami, aku dan suamiku, kebetulan kami belum di karuniai buah hati, pernikahan kami baru seumur jagung, kami menempati rumah dinas dimana suami di tugaskan.

"Bun ... Bunda ...." Teriak suamiku berlari dari arah luar pintu belakang yang terletak di belakang dapur, ia tadi pamit padaku pergi main ke rumah temannya yang tidak jauh dari rumah. Ku perhatikan dari dapur di tangannya sudah memegang barang yang belum terlihat jelas di pandanganku.

Aku rasa itu adalah sebuah handphone, setauku ponsel suami memang sudah rusak dan tidak bisa di pakai lagi, mana sangka dia diam-diam membelinya, aku fikir ia akan mengajakku saat membeli ponsel barunya.

"Bun, ayah sudah beli HP baru," ucapnya dengan senyum riang menghampirimu yang tengah mengaduk masakanku di atas wajan, diperlihatkannya ponsel baru itu.

"Enak sekali beli HP baru, HP bunda ga di ganti?" Aku melengos, melirik sesaat hp yang ada di tangan suamiku, merk anu yang terkenal, tapi kalau di perhatikan bukan yang wow sekali, biasa-biasa saja, menurutku. Tapi aku iri, aku juga ingin ganti hp.

"Kan ayah memang hp sudah rusak bun, kalau bunda kan masih punya hp, hp masih bisa di pakai, masak mau beli hp lagi?" Ucapnya, itu tandanya dia tidak akan membelikanku hp baru.

Aku acuhkan ucapnya, ku lanjutkan aktifitasku memasak sampai selesai, lalu ku hidangkan di meja makan dan ku tutup dengan tudung saji.

Fikiranku terfokus pada hp baru, hpku juga merk anu, merk yang sama dengan ponsel suamiku yang baru. tapi sudah lama, sudah berkarat istilahnya, jaman sudah 4G, aku masih pake hp yang hanya bisa menangkap jaringan 3G, tanpa memakai pelindung dan sudah lecet sana sini pula karena seringnya terjatuh.

"Makan dulu yah, mungpung masih panas itu." Ucapku pada suamiku, sedangkan aku sudah memegang piringku, duduk bersandar di ruang tamu yang kecil, duduk lesehan, kami tidak memiliki sofa atau sejenisnya, karena aku tidak mau mengisi rumah dengan banyak perabotan, rencana kami ingin segera mengurus pindahnya suami ke Bali, itupun kalau rejeki.

"Iya sebentar bun." Jawab suamiku tanpa melirik ke arahku, ia masih fokus dengan hp barunya, ku lirik sesekali ke arahnya, ia begitu menikmati ponsel barunya, entah, mungkin sedang menyimpan nomor atau apalah, aku tak peduli.

Pelit sekali, minta ikut beli hp baru saja ga boleh, gerutuku dalam hati. 15 menit aku menyelesaikan makan siangku, suamiku masih saja pada posisi yang sama, duduk dan memainkan ponselnnya.

"Bun, ini gimana ya caranya? Mau mindahin nomor-nomor yang ada di kartu biar tersimpan di telpon? Ayah belum ngerti, belum paham." Tanyanya kemudian, aku masih sibuk mengunyah camilan kacang polong yang ku beli kemarin sore di warung depan asrama.

"Mana bunda liat." Jawabku mencoba meraih hpnya, tapi tangannya menahan, ia seperti enggan memberikan ponselnya padaku.

"Kasi tahu caranya gimana bun?" Ucapnya lagi, masih menatap layar ponsel itu.

"Bagaimana mau kasih tahu kalau dipegang saja ga boleh!" Gerutuku kesal. Percis seperti bapakku, sifat suami dari A sampai Z benar-benar mirip dengan bapakku.

"Ya liat saja to, bilangin, ayah harus pencet tombol yang mana? Trus apa? Gitu kan bisa, ga harus bunda yang pegang hp." Jawabnya ketus.

"Ya sudah, cari aja sendiri, otak atik sendiri, ga usah tanya-tanya, pegang aja ga boleh, pelit." Aku meninggalkan suamiku pergi, masuk ke dalam kamar, rebahan, ambil hp, nyalakan tivi, entah niatku menonton apa yang jelas perasaan kesal sedang merajaiku, ku ganti-ganti canel beberapa kali sambil menggerutu sendiri.

"Bun, coba aturkan ini, ayah ga ngerti." Suamiku ikut masuk ke dalam kamar, ia menghampiriku, bersandar di sebelahku.

"Apalagi? Usaha to, cari-cari sendiri, kan sudah bisa." Aku mendelik, ku lihat sesaat ke arah ponsel yang ia pegang.

"Pasang memorynya gimana bun?" Suamiku menyodorkan hpnya padaku.

"Itu lubangnya disitu liat." Ucapku ketus, ku lirik sekilas ponselnya, sementara tanganku masih memegang remote tv.

"Pasangkan bun, tolong." Tanpa ku jawab, ku ambil hp itu dari suamiku dengan cepat, ku bongkar, dan ku masukkan memory card'nya, belum juga terpasang sempurna, dengan gesit tangannya sudah merampas lagi ponselnya seakan-akan takut aku menemukan sesuatu yang tak ingin terlihat olehku.

Seharian ini ia disibukkan melihat layar ponsel barunya, padahal hp biasa-biasa saja, tapi sepertinya dia sangat menikmati semua aplikasi bawaan ponsel tersebut.

Aku di abaikan, bahkan sampai jam tidur kamipun ia masih fokus dengan ponselnya, awas aja kalau nanti minta anu, biar ku suruh aja dia anu sama tuh ponsel, biar tahu rasa.

Ku peluk gulingku erat, ku bungkus diriku dengan selimut, ku punggungi suamiku yang masih tidak mau melepaskan ponsel barunya itu.

"Bun..." Panggilnya lagi, ia mencolek punggungku beberapa kali.

"Hmmm..." Jawabku malas.

"Bun, facebook ayah ga bisa buka, lupa kata sandinya, tolongin dong." Ucapnya dengan nada memelas.

"Ga bisa, yang punya facebook ayah, bunda mana tau sandinya." Jawabku ketus.

"Ayah lupa bun, tidak ingat." Ucapnya.

"Tanya aja sama mantannya ayah, mungkin dia tahu sandinya." Aku kembali mengungkit-ungkit masa lalunya suami, kebiasaan burukku ya begitu, aku sering kali mengungkit masa lalu suami.

Aku baru bertemu suamiku setelah putus 7 tahun lalu, sekalinya ketemu kita langsung menikah, aku baru tahu setelah menikah, ternyata sebelum kami menikah ia sudah punya kekasih yang putus 1 bulan sebelum kami bertemu.

Aku membenci wanita itu, dia memang tidak salah, tapi aku tidak suka aja suamiku sempat berpacaran dengannya, aku iri dengan kecantikannya, iri dengan gayanya yang wow, beberapa kalipun diminta iklas aku tetap tidak bisa, padahal kalau di fikir-fikir dia tidak salah.

Aku sempat mencari tahu perihal putusnya mereka, semua karena beda keyakinan, dan 1 lagi, sifat keras kepala dan mengaturnya si perempuan itu membuat suamiku tidak kerasan.

Kembali ke topik, setelah bujuk rayunya, akhirnya ku buatkan akun facebook baru buat suamiku, aku kira setelah selesai, dia akan berhenti memgang hpnya lalu istirahat bersamaku, sayang, dugaanku salah, ia masih saja fokus dengan ponselnya itu, entah mungkin sibuk menambah pertemanan pada facebook barunya atau sibuk menghubungi teman-temannya, maybe lah, yang pasti aku jengkel sejengkel-jengkelnya.

Perasaan kesal semakin memenuhi kepalaku, rasanya pengen mengumpatnya, hp terus di pegangin, istrinya malah di anggurin kayak jemuran kering ga di angkat-angkat. Liat saja ya, aku juga bisa seperti itu. Ku pejamkan mataku kemudian, ku tinggalkan dia yang masih sibuk bermain ponsel, aku memilih berselancar ke dunia mimpi.

Bersambung...

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Christina

Selebihnya

Buku serupa

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Gairah Liar Perselingkuhan

Gairah Liar Perselingkuhan

kodav
5.0

Kaindra, seorang pria ambisius yang menikah dengan Tanika, putri tunggal pengusaha kaya raya, menjalani kehidupan pernikahan yang dari luar terlihat sempurna. Namun, di balik semua kemewahan itu, pernikahan mereka retak tanpa terlihat-Tanika sibuk dengan gaya hidup sosialitanya, sering bepergian tanpa kabar, sementara Kaindra tenggelam dalam kesepian yang perlahan menggerogoti jiwanya. Ketika Kaindra mengetahui bahwa Tanika mungkin berselingkuh dengan pria lain, bukannya menghadapi istrinya secara langsung, dia justru memulai petualangan balas dendamnya sendiri. Hubungannya dengan Fiona, rekan kerjanya yang ternyata menyimpan rasa cinta sejak dulu, perlahan berubah menjadi sebuah hubungan rahasia yang penuh gairah dan emosi. Fiona menawarkan kehangatan yang selama ini hilang dalam hidup Kaindra, tetapi hubungan itu juga membawa komplikasi yang tak terhindarkan. Di tengah caranya mencari tahu kebenaran tentang Tanika, Kaindra mendekati Isvara, sahabat dekat istrinya, yang menyimpan rahasia dan tatapan menggoda setiap kali mereka bertemu. Isvara tampaknya tahu lebih banyak tentang kehidupan Tanika daripada yang dia akui. Kaindra semakin dalam terjerat dalam permainan manipulasi, kebohongan, dan hasrat yang ia ciptakan sendiri, di mana setiap langkahnya bisa mengancam kehancuran dirinya. Namun, saat Kaindra merasa semakin dekat dengan kebenaran, dia dihadapkan pada pertanyaan besar: apakah dia benar-benar ingin mengetahui apa yang terjadi di balik hubungan Tanika dan pria itu? Atau apakah perjalanan ini akan menghancurkan sisa-sisa hidupnya yang masih tersisa? Seberapa jauh Kaindra akan melangkah dalam permainan ini, dan apakah dia siap menghadapi kebenaran yang mungkin lebih menyakitkan dari apa yang dia bayangkan?

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku