Possessive Wife
a, bukan, tapi rumah kami, aku dan suamiku, kebetulan kami belum di karuniai buah hati,
kang dapur, ia tadi pamit padaku pergi main ke rumah temannya yang tidak jauh dari rumah. Ku pe
udah rusak dan tidak bisa di pakai lagi, mana sangka dia diam-diam
um riang menghampirimu yang tengah mengaduk masakan
ang ada di tangan suamiku, merk anu yang terkenal, tapi kalau di perhatikan bukan y
punya hp, hp masih bisa di pakai, masak mau beli hp lagi?
u memasak sampai selesai, lalu ku hidangkan
. tapi sudah lama, sudah berkarat istilahnya, jaman sudah 4G, aku masih pake hp yang hanya bisa men
andar di ruang tamu yang kecil, duduk lesehan, kami tidak memiliki sofa atau sejenisnya, karena aku tidak mau meng
engan hp barunya, ku lirik sesekali ke arahnya, ia begitu menikmati ponsel
alam hati. 15 menit aku menyelesaikan makan siangku, suamiku ma
mpan di telpon? Ayah belum ngerti, belum paham." Tanyanya kemudian, aku masih sibu
ih hpnya, tapi tangannya menahan, ia se
bun?" Ucapnya lagi, masi
eh!" Gerutuku kesal. Percis seperti bapakku, sifat s
tombol yang mana? Trus apa? Gitu kan bisa, g
inggalkan suamiku pergi, masuk ke dalam kamar, rebahan, ambil hp, nyalakan tivi, entah niatku menonton ap
" Suamiku ikut masuk ke dalam kamar, ia
kan sudah bisa." Aku mendelik, ku lih
ana bun?" Suamiku men
tus, ku lirik sekilas ponselnya, semen
, dan ku masukkan memory card'nya, belum juga terpasang sempurna, dengan gesit tangannya sudah
a, padahal hp biasa-biasa saja, tapi sepertinya dia sa
fokus dengan ponselnya, awas aja kalau nanti minta anu, b
engan selimut, ku punggungi suamiku yang ma
agi, ia mencolek pung
" Jawabk
, lupa kata sandinya, tolongin d
book ayah, bunda mana tau
un, tidak in
Aku kembali mengungkit-ungkit masa lalunya suami, kebiasaan
ta langsung menikah, aku baru tahu setelah menikah, ternyata sebelum kam
erpacaran dengannya, aku iri dengan kecantikannya, iri dengan gayanya yang wow, beberapa
rena beda keyakinan, dan 1 lagi, sifat keras kepala dan m
enti memgang hpnya lalu istirahat bersamaku, sayang, dugaanku salah, ia masih saja fokus dengan ponselnya itu, entah mungkin sibuk me
di anggurin kayak jemuran kering ga di angkat-angkat. Liat saja ya, aku juga bisa seperti itu. Ku pejamkan
ambu