Possessive Wife
an sebentar saja, aku masih diam saja di dalam kamar tak beranjak, menatap layar televisi, s
ia mengganti pakaiannya, meletakkan ponselnya di
ya padaku sembari memakai ba
g masih fokus dengan ponsel, membalas pesan-pesan dari
ih, nanti ayah ajak jalan-jalan sore keliling-kelilin
hkan diriku, tak lupa ritualku itu di iringi dengan lagu yang ku nyanyikan sendiri, sudah jadi kebiasaanku, menyanyi di dalam kamar mandi, bagi dirik
ih, seperti lagunya Momo Geisha atau lagunya Coklat, Peter
ndang ayam kesayangannya. Suamiku pencinta ayam, ia hobby sekali memelihara binatang yang suka ku makan dagingnya itu, terkadan
kandang itu terkadang ia keluarkan, ia masukkan lagi, ayam yang sudah bisa makan sendiri bah
erlihat di televisi, kemudian alas bedak yang 1 merk juga, setelahnya ku poleska
ntik jika rambutku di gerai saja, hal termanis yang kerap kali di lakukan suamiku adalah menarik ikat rambut
ai juga." Gerutuku sedikit berteriak agar suaraku d
am. Bukannya langsung ke kamar mandi dia malah mengambi
gurat senyuman terukir jelas di bibirnya, astaga, suamiku tersenyum membalas pesan, it
hp lagi. Uda sore nih, katanya
di." Jawabnya, tanganya menoel dagu
ayam terus, sampe lupa m
cemburu sama ayam?" Suamiku terkekeh
l aja, kalau sudah main ayam ayah suka lupa wa
ripada ayah main perempuan, hayo, bund
... Jangan
sudah, ayah mandi dulu." Suamiku langsung masuk k
ma bunda pelit banget sama perhatian." Teriakku lag
haha..." Suamiku kembali terkekeh d
ya, memeriksa pesan WhatsApp juga messengernya, aman, ternyata cuma chat memba
telp saja, dari namanya hanya laki-laki saja, beberapa perempuan
gar nada bip di ponsel suamiku, ada pesan WhatsApp masuk ke ponselnya, ku lirik
iparku membuatku senyum-senyum, padahal sebelum menikah aku cuma ketemu sekali saja sama mert
lagi, ku lirik sekilas, tercantum nama bapak mertuaku,
g ribut, jaga rumah tangga dengan bai
amiku sudah keluar dari kamar mandi, ia sudah berpakaian lengkap, tangannya masih
sendiri?" Tanyanya curiga
ri Bapak sama Kak Juni, bunda sudah buka." Uc
ngkin ia sudah membuka kembali pesan-pesa
onselnya lagi, ia mengusap-usap atas kepalaku kemudian mening
, aku di ajak jalan-jalan keliling kampung, me
ah kami menikah, mana sangka, tempatnya benar-benar jauh berbeda dari Bali. Bahkan aku sempat menangis saat tah
ambu