Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
Di ruangan kepala sekolah nampak seorang gadis berhijab warna biru toska, gadis cantik itu adalah Naiya Humairah. Dia seorang guru kontrak yang sudah dua tahun mengabdi di sekolah dasar Jeumpa. Hari ini dia dipanggil oleh kepala sekolahnya.
“Naiya. Kamu apa tau kenapa saya panggilkan menghadap ke ruangan saya?”tanya Kepala sekolah yang bernama Faisal.
“Maaf Pak. Naiya nggak tau.”jawab Naiya singkat
“Naiya. Sekolah kita di minta menyumbang satu orang guru kontrak untuk bertugas di sekolah dasar di desa Tangse. Kamu tau kan kota Tangse itu?”tanya Faisal.
“Tau Pak. Sangat jauh dari kota kita. Apa saya yang Bapak pilih?”
“Ia Naiya. Maafkan saya, karena mereka meminta guru yang belum menikah. Dan di sekolah kita hanya kamu saja yang masih sendiri. Bagaimana apa kamu bersedia?”
Naiya berpikir beberapa saat, dia menimang-nimang apa dia bisa hidup di desa terpencil itu? Hingga lima menit kemudian dia memberi jawaban yang membuat hati Faisal lega.
“Demi nama sekolah kita, Naiya bersedia Pak. Kira-kira berapa lama saya di kontrak disana Pak?”tanya Naiya.
“Saya belum mendapat kabar Naiya, tapi menurut perkiraan saya tidak lama. Mukin dua bulan, karena nanti akan datang guru pns yang bertugas disana.”jawab Faisal.
Kemudian Faisal menelpon administrasi sekolah untuk membuatkan surat perjalanan dinas untuk Naiya.
“Naiya. Apa kamu punya saudara di Tangse?”tanya Faisal.
“Nggak Pak. Ayah dan Umi asli orang Bireuen.”kata Naiya.
Faisal kemudian menelpon seseorang entah siapa.
“Naiya. Bapak punya saudara jauh disana namanya Mak Ijah. Nanti saya akan hubungi dia dan meminta bantuannya untuk menjaga kamu disana. Nomor ponsel Mak Ijah ada sama isteri saya.”ujar Faisal.
Naiya menganggukkan kepalanya, hatinya sangat senang karena kepala sekolahnya tidak langsung melepasnya begitu saja.
“Alhamdulillah Pak Faisal tidak membiarkan Aku sendiri disana.”gumam Naiya.
Selang lima menit datang seorang pemuda membawa sebuah kertas di tangannya.
“Pak. Ini surat keterangan pindah tugas Naiya sudah saya buatkan.”ucapnya.
“Bawa kemari biar saya tanda tangan.”
Pemuda itu berjalan menuju ke meja kerja Faisal.
“Razi. Kamu besok ada kerja? Bisa nggak kamu antarkan Naiya ke Tangse?lumayan jauh kotanya. Kasian dia sendirian.”pinta Faisal.
Razi melihat Naiya yang memberi isyarat lewat matanya.
“Ia Pak. Saya akan mengantar Naiya kemana saja. Asal tidak ke kuburan”canda Razi.
Faisal tersenyum mendengar gurauan anak buahnya itu.
“Naiya. Kamu bisa pulang sekarang. Biar bisa istirahat dan menyiapkan keperluan kamu selama dua bulan di sana.”kata Faisal.
“Baik Pak. Terimakasih.”
“Jangan lupa ini surat buat kepala sekolah disana.”kata Faisal seraya menyerahkan surat pada Naiya.
Naiya mengambil surat tersebut dan mohon pamit.
“Saya permisi Pak.”
Naiya keluar dari ruang kepala sekolah beriringan dengan Razi.
“Apa mau Aku antar pulang? Aku udah nggak ada kerjaan lagi nih.”tanya Razi.
“Boleh, sekalian kita belanja ya? Tapi kamu yang bayar.”jawab Naiya.
“boleh siapa takut, kamu harus belanja sampai lima juta. Kalau nggak kamu harus bayar sendiri belanjaan kamu. Gimana?” senyum jahil terukir di wajah tampan Razi.
Naiya dan Razi mereka bersahabat sudah lama sejak mereka kuliah dan di pertemukan kembali di sekolah yang sama. Banyak teman-teman yang mengatakan jika mereka itu sangat cocok dan kemungkinan berjodoh.
“Boleh saja.siapa takut. Awas kalau kamu nggak sanggup bayar. Gaji kamu satu tahun buat Aku.”ancam Naiya.
Razi tertawa lepas mendengar ancaman sahabatnya itu.
“Boleh siapa takut. Uang Aku nggak akan habis sampai tujuh keturunan Naiya. Apa lagi buat belanjain calon isteri yang cantik seperti kamu.”Razi kembali mengoda Naiya.
“Calon istri? Bisa hancur generasi penerus Aku kalau wajah suamiku seperti kamu.hahaa.”
Naiya langsung berlari meninggalkan Razi yang sangat kesal mendengar perkataan Naiya.
“Awas Kamu Naiya. Jatuh cinta dengan Aku tau rasa kamu. Tapi gimana ya kalau Aku dan Naiya jadian? Heboh satu jagat raya.wkwk.”Razi tertawa sendiri dan berlari menyusul Naiya ke ruangan guru.
Nampak Naiya sedang mengabsen dirinya dan kemudian dia mengambil beberapa buku dan memasukkannya ke dalam tasnya.
“Razi. Kenapa kamu bengong disitu? Udah kayak orang bodoh kamu. Tanda tangan absen terus. Biar kita bisa pulang sekarang.”kata Naiya yang melihat Razi tertegun melihat dirinya.
Tanpa banyak bicara Razi pun menandatangani absen kehadirannya.
Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran.
“Pasangan pengantin baru mau kemana?”ledek Ilham salah satu guru yang baru sampai di parkiran.
“Siapa pengantin baru Pak? Kami? Ogah Aku Pak Ilham,kalau jodoh dengan Razi. Gantengnya minus banget Pak.hahaha.”ujar Naiya.