Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
DENDAM CINTA

DENDAM CINTA

Ikhaqueen

5.0
Komentar
65.7K
Penayangan
119
Bab

Rengkarnasi, apa kalian mempercayai hal itu? Tapi itulah yang terjadi pada Fanila, gadis muda berusia 23 tahun yang tewas akibat ledakan bom. Fanila sedang menjalankan misi yang di berikan oleh sang kekasih padanya,tapi malah di jebak oleh kekasihnya itu, dan mati dengan cara mengenaskan. Kini Ia di berikan kesempatan kedua oleh Tuhan untuk hidup kembali,tapi di tubuh gadis lain. Gadis yang kekurangan kasih sayang,dan berusaha berbuat jahat hingga di benci oleh keluarganya sendiri. Fanila bertemu kembali dengan mantan kekasih, sialannya itu. Ia sangat ingin mencabik-cabik, dan membunuh pria itu. Tapi, sayangnya, pria itu merupakan kakak yang sangat di hormati oleh sang kekasihnya kini. Apa yang harus Fanila/Ziana lakukan? Apakah menyudahi dendam di kehidupan lalu demi sang kekasih,atau mempertahankan dendam tersebut dengan mengorbankan orang yang mencintainya?

Bab 1 SELALU TERABAIKAN

Pagi hari.

Tok tok tok ....

Suara ketukan pintu dari luar kamar. Itu terdengar begitu berisik hingga membuat Ziana kesal.

"Ian..." Panggil seorang wanita di balik pintu yang tidak lain adalah kakak kandung Ziana yaitu shiren.

"mendengarkan tidak ada respon dari dalam. shiren kembali mengetuk pintu sambil memanggil nama kecil Ziana.

"Hah...! Mereka tidak pernah membiarkan hidup ku tenang sedikit pun." Ujarnya kesal lalu beranjak dari tempat tidurnya menuju kearah pintu kamarnya.

"Ian, apa kau baik-baik saja...? Semalam kau pulang larut malam." Ujar Shiren yang mengkhawatirkan kondisi adiknya itu.

"Bukankah, aku telah memberitahu mu untuk tidak memasuki kamarku! cepat keluar dari sini!" ucap kesal Ziana mengusir sang kakak dengan nada kasar.

itu bukan pertama kalinya, Ziana mengusir Shiren.

Ziana begitu membenci sang kakak yang lebih di sayangi kedua orang tuanya.

Tapi Shiren tidak pernah membenci sang adik atas perlakuan kasar Ziana padanya.

walaupun berulang kali Ziana mencoba menyakiti dan juga memfitnah dirinya. Shiren tidak pernah marah dan membalas sang adik.

"Baiklah, aku akan keluar. Oh iya, papa dan mama menunggu mu untuk sarapan bersama." ucapnya dengan lembut tapi malah di jawab dengan ucapan kasar lagi oleh Ziana.

"Berisik! cepat keluar." Shiren pun keluar dari kamar Ziana.

"Mereka sungguh membuat kepala ku sakit."

Ziana selalu merasa sendiri dan kesepian, Karena kedua orang tuanya selalu saja sibuk dengan sang kakak yang sering sakit-sakitan.

kedua orangtuanya lebih banyak mengabaikan Ziana. Ia kekurangan kasih sayang dari kedua orang tuannya sejak kecil.

Sebab itulah Ziana sangat membenci kedua orang tuanya, dan juga sang kakak yang mengambil semua kasih sayang orang tua mereka.

Seperti biasa, Ziana melangkah pergi tanpa menghiraukan kedua orang tuanya, dan juga sang kakak yang menyapa serta memintanya untuk sarapan bersama sebelum pergi ke kampus.

"Makin hari, Anak itu semakin tidak bisa di atur. aku terlalu memanjakan dirinya, sehingga ia berbuat sesuka hati."

Tuan Zi yang merupakan ayah dari Ziana, begitu kesal dengan sikap Ziana yang menurutnya semakin berbuat semena-mena.

"Pa... redakan amarah papa. nanti penyakit jantung papa kumat lagi. Ian, juga seperti itu karena kita pa... seharusnya kita lebih mengerti akan sifatnya saat ini. padahal dulu, Ian adalah anak yang begitu manis." kata Tante Diana yang mencoba menenangkan amarah sang suami.

"Semua ini salah Iren, jika bukan karena penyakit Iren, Ian tidak akan jadi seperti saat ini."

Shiren sangat menyayangi Ziana. Ia benar-benar sangat menyesal dengan apa yang terjadi pada sang adik selama ini.

"Sudahlah... jangan saling menyalahkan.

dia saja yang masih kekanak-kanakan." ucap tuan Zi dengan nada acuh tak acuh akan Ziana. mereka pun melanjutkan sarapan tanpa Ziana.

Seperti biasa. Ziana berangkat ke kampus menggunakan taksi. Sudah 2 tahun lamanya, Ia tidak menggunakan atau naik mobil mereka.

Alasannya cukup klise, sang ayah terkadang meminta sopir pribadi mereka untuk lebih mementingkan shiren dibandingkan ziana.

ziana yang kesal akan hal itu, memutuskan untuk pergi naik taksi ke kampus. bahkan naik bus ke kampus.

Setibanya di kampus. Ziana menguatkan dirinya untuk masuk kedalam kelas/ruang dimana tempat mereka menerima mata kuliah dari dosen.

baru saja, Ia melangkahkan kaki di depan pintu. tatapan sinis,dan ketidak nyamanan mereka membuat ziana berbalik pergi.

kelas itu, adalah kelas yang sama dengan shiren. di beberapa mata kuliah, dirinya dan shiren sekelas.

itulah, tidak heran begitu banyak orang yang membencinya karena sikap acuh tak acuhnya terhadap shiren.

Ziana benar-benar di buat kesal dengan tuduhan teman-teman shiren yang terus saja menuduhnya, ingin mencelakai shiren. Walaupun dirinya sangat membenci shiren, dan mengharapkan shiren hilang selamanya dari kehidupannya, namun ia tidak berani membunuh orang.

"Lihatlah wajah tidak tahu malunya itu." Ujar seorang wanita yang merupakan sahabat sang kakak.

"Benar, aku dengar shiren sakit hari ini. Mungkin dia telah melakukan sesuatu kepada shiren." Balas seorang teman lagi.

Ziana tidak menggubris perkataan mereka. Ia memilih untuk pergi dari pada harus bertengkar dengan mereka. Toh, nantinya Ia lah yang akan di salahkan.

Tidak ada yang akan membelahnya. Ia selalu sendiri.

Hum....suara helaan nafasnya. Ia memilih untuk duduk berteduh di bawah pohon yang ada di taman belakang kampus. Di sana Ia bisa menyandarkan tubuhnya. Hanya ada kicauan burung, dan juga angin lembut yang berhembus.

Ia menatap kearah langit yang begitu cerah.

"Sungguh tidak adil," gumam dengan nada sedih.

Ziana selalu tersisihkan dan diasingkan oleh semua teman-teman kampusnya.

Semua itu berawal saat mereka duduk di bangku SMA kelas 2.

Shiren dan ziana berdebat. Ziana cukup kesal kepada shiren, karena selalu saja memintanya untuk memaklumi dan bersabar saat teman-teman mereka mengatakan hal yang buruk.

Shiren tidak ingin ziana terlibat masalah. Namun, ziana yang tidak ingin di salahkan atas apa yang tidak pernah Ia lakukan. Memilih untuk tidak mendengarkan shiren.

Ia pergi dengan penuh amarah. Shiren mencoba menghentikan shiren dengan meraih tangan ziana,tapi ziana yang terlanjur kesal. Menghempaskan tangan ziana hingga membuat shiren jatuh kelantai,dan hal itu di saksikan oleh beberapa siswa dan siswi yang lewat.

Mereka segera menghampiri shiren dan membantunya.

Kini mereka menatap ziana dengan tatapan tidak senang. Ziana menggigit bibir bawahnya, mentahan amarahnya saat itu. Ia segera berbalik dan pergi.

"Mereka pasti berpikir bahwa aku membuly kakakku yang sakit-sakitan itu." Gumamannya dengan langkah yang cepat. Ia ingin segera pergi meninggalkan tempat itu.

Sejak hari itu. Ziana di cap sebagai adik yang kejam.

Dirinya bahkan di bully oleh beberapa kakak seniornya. Ziana yang tidak ingin diam, memilih untuk melawan dan akhirnya berkelahi dengan mereka hingga terluka cukup parah.

Tidak cukup di marahi guru saja. Bahkan sang ayah tidak ingin datang ke sekolah saat mendapat panggilan atas namanya. Hanya ibunya yang selalu datang, namun alih-alih datang menemuinya. Tapi, perhatian selalu tertuju pada shiren.

Ziana bahkan sering di bentak dan di teriaki oleh ayahnya, karena membuat shiren terluka.

Bahkan tidak jarang, dirinya di tampar oleh ayahnya.

Ziana selalu mengurung dirinya didalam kamar dan merenungi akan kesalahannya.

Kesalahannya yang tidak pernah Ia buat.

"Mengapa bukan aku saja yang sakit...?" Ujarnya dengan penuh kesedihan.

Pohon yang besar serta teduh itu, menjadi tempat sandaran terakhirnya dikala dirinya merasa terbuang.

Karena terlalu lelah dengan begitu banyaknya tekanan. Ia pun memutuskan untuk menutup matanya sejenak.

Dari balik pohon, berdirilah sosok yang tidak di kenal sedang menatapnya.

Sosok itu, melihatnya yang sedang tertidur.

Cukup lama sosok itu berdiri di depan ziana yang sedang tertidur,lalu pergi.

"Aku harap kau bisa bahagia...,"

Doa yang tulus dari sosok yang tidak pernah terlihat.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
DENDAM CINTA
1

Bab 1 SELALU TERABAIKAN

03/12/2021

2

Bab 2 TUDUHAN PALSU

03/12/2021

3

Bab 3 SELALU SAJA SALAH

03/12/2021

4

Bab 4 PUTUS ASA

03/12/2021

5

Bab 5 DISELAMATKAN OLEH PRIA TAMPAN

03/12/2021

6

Bab 6 PAHITNYA KEHIDUPAN ZIANA

13/12/2021

7

Bab 7 BERTEMU DENGAN MANTAN KEKASIH MASA LALUNYA

15/12/2021

8

Bab 8 TAMPARAN KERAS

15/12/2021

9

Bab 9 MESIN LAKNAT

17/12/2021

10

Bab 10 SIKAP MALU-MALU XUAN

19/12/2021

11

Bab 11 PARA PENGAWAL MESUM

20/12/2021

12

Bab 12 ZIANA YANG MALANG

22/12/2021

13

Bab 13 PANGGILAN SAYANG

24/12/2021

14

Bab 14 MENGUJI KEMAMPUAN ZIANA

25/12/2021

15

Bab 15 MERASA PALING BENAR

26/12/2021

16

Bab 16 SI BUCIN XUAN

27/12/2021

17

Bab 17 DILEMA

29/12/2021

18

Bab 18 ZIANA YANG BERTERIAK HISTERIS

29/12/2021

19

Bab 19 KEJADIAN DI MASA LALU

31/12/2021

20

Bab 20 XUAN & ZIANA

31/12/2021

21

Bab 21 AYAH YANG MENGERIKAN

01/01/2022

22

Bab 22 XUAN YANG PENUH PERHATIAN

02/01/2022

23

Bab 23 MENGENDARAI MOBIL SPORT

04/01/2022

24

Bab 24 PREMAN BERNYALI ANAK ITIK

04/01/2022

25

Bab 25 TRANSAKSI DENGAN TARUHAN NYAWA

07/01/2022

26

Bab 26 RACUN BUNGA HITAM

07/01/2022

27

Bab 27 BERHASIL MENDAPATKAN PENAWAR RACUN

09/01/2022

28

Bab 28 LAMARAN XUAN

10/01/2022

29

Bab 29 BERKUNJUNG KERUMAH TUAN XI

11/01/2022

30

Bab 30 MENJUAL ZIANA

11/01/2022

31

Bab 31 PERJALANAN KE DUBAI

13/01/2022

32

Bab 32 BALAS DENDAM

15/01/2022

33

Bab 33 MENGGODA XUAN

16/01/2022

34

Bab 34 KEGAGALAN YANG MENYAKITKAN

17/01/2022

35

Bab 35 PERNIKAHAN YANG TERANCAM GAGAL

18/01/2022

36

Bab 36 RIJUN KENA PRANK

19/01/2022

37

Bab 37 MALAM PERTAMA

20/01/2022

38

Bab 38 ISTRI YANG BAIK

21/01/2022

39

Bab 39 SERANGAN SECARA TIBA-TIBA

23/01/2022

40

Bab 40 PRIA MENYERAMKAN

24/01/2022