Cinta di Tepi: Tetaplah Bersamaku
Cinta yang Tersulut Kembali
Rahasia Istri yang Terlantar
Kembalinya Istri yang Tak Diinginkan
Kesempatan Kedua dengan Sang Miliarder
Pernikahan Tak Disengaja: Suamiku Sangat Kaya
Gairah Liar Pembantu Lugu
Dimanjakan oleh Taipan yang Menyendiri
Cinta yang Tak Bisa Dipatahkan
Sang Pemuas
"Mariana Zoya, aku jatuhkan talak atas kamu, detik ini juga dihadapan keluargamu. Mulai saat ini, kau bukan lagi istriku!" Kata-kata itu keluar dari mulut Andika dengan lantang. Rasa marah dan sakit hati karena dikhianati, bercampur jadi satu.
"Mas ...." Kedua mata Mariana membulat. Merasa tak percaya dengan apa yang ia dengar saat ini.
Andika, pria yang menikahinya kurang dari satu jam yang lalu itu menjatuhkan talak di depan seluruh keluarga besar dan tamu undangan yang saat ini sedang berkumpul menghadiri pernikahan mereka.
Kedua orang tua Mariana dan kedua orang tua Andika merasa terkejut mendengar ucapan pria itu. Baru saja mereka melakukan akad nikah, tiba-tiba Andika langsung menceraikan perempuan yang bahkan belum satu jam sah menjadi istrinya.
Bukan hanya mereka. Para tamu undangan pun merasa terkejut. Mereka merasa penasaran dengan apa yang terjadi. Alunan musik yang tadinya memekakkan telinga seketika terhenti. Semua orang yang merasa terkejut mendengar teriakan Andika. Sang mempelai pengantin pria yang baru beberapa menit yang lalu mengucapkan ijab kabul.
Sementara itu, Zian tersenyum tipis. Merasa telah berhasil menggagalkan pernikahan Mariana, perempuan yang sangat dicintainya. Akibat perbuatannya, pernikahan Mariana dengan Andika kandas dalam waktu kurang dari satu jam. Pria itu memang sengaja datang ke pernikahan Mariana karena dia merasa tidak rela kekasihnya menikah dengan orang lain.
"Apa-apaan kamu Andika? Apa yang kamu katakan?" Pak Ruslan, ayah Andika berteriak marah. Merasa tak percaya dengan apa yang dikatakan oleh putranya.
"Pa, perempuan ini telah mengkhianatiku. Aku baru saja menyaksikan perempuan itu bercumbu dengan pria lain!"
"Apa?"
Semua orang yang mendengar ucapan Andika berteriak kaget. Mereka tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Andika. Namun, saat melihat lelaki yang berada di dekat Mariana, mereka semua langsung mengerti apa maksud dari perkataan Andika.
Apalagi, saat mereka melihat baju pengantin Mariana yang terlihat terbuka saat Andika menyeret perempuan itu dan juga pria disampingnya ke depan mereka.
"Apa benar apa yang dikatakan oleh Andika, Mariana?" Pak Ruslan menatap Mariana yang terlihat gugup sambil membenarkan bajunya yang terbuka.
Reslething bajunya terbuka, hingga menampilkan punggung mulusnya. Zian yang menyadari itu langsung berinisiatif membantu perempuan itu. Sudut bibirnya tertarik saat melihat tanda bekas cumbuannya di bahu Mariana. Kalau saja Andika tidak datang memergokinya, mungkin saat ini Mariana sudah berada dalam kungkungannya. Menikmati malam pertama yang seharusnya menjadi milik Andika.
"Jawab, Mariana!" Suara Pak Ruslan meninggi. Apalagi saat ia melihat perlakuan Zian yang membantu membenarkan baju pengantin Mariana.
Sementara Andika mengepalkan tangannya. Darahnya mendidih seketika. Pria itu benar-benar tidak menyangka kalau perempuan yang selama ini dicintainya juga sangat ia jaga kehormatannya ternyata melakukan perbuatan memalukan seperti itu.
Andika berusaha menahan emosinya. Jantungnya serasa diremas-remas, sementara hatinya serasa ditusuk ribuan jarum. Di belakang mereka, seluruh tamu undangan sudah mulai berbisik-bisik.
"Apa benar apa yang dikatakan Andika, Mariana? Jawab!" Suara Pak Ruslan kembali naik saat melihat perempuan cantik yang baberapa menit yang lalu baru saja menjadi mantan menantunya.
"A-a-aku-"
"Jawab, Mariana!"
"Aku dan Mariana saling mencintai. Aku tidak rela jika Mariana menikah dengan dia!" Zian angkat bicara, membuat Mariana terkejut.
Sementara Pak Ruslan menatap Mariana tak percaya saat mendengar ucapan pria di samping Mariana. Tanpa diduga, Andika langsung maju dan menarik kerah baju Zian. Andika dengan penuh emosi memukul wajah pria itu.
"Brengsek! Bajingan!"
Andika memukul wajah tampan Zian. Pria itu tersungkur. Sudut bibirnya berdarah akibat pukulan Andika.
"Hentikan, Mas, hentikan!" Mariana berteriak saat Andika kembali meraih kerah baju Zian kemudian memukulinya. Pria yang dicintainya itu tak bisa melawan karena Andika terus memukulinya.
Mariana terus berteriak. Begitupun semua tamu undangan yang sedari tadi memperhatikan mereka. Namun, tidak ada seorang pun yang berani melerai Andika. Mereka menganggap, apa yang dilakukan Andika adalah bentuk kemarahan lelaki itu atas pengkhianatan Mariana.
Sedangkan kedua orang tua Mariana beserta seluruh keluarganya menatap marah pada Zian dan Mariana. Mereka pun tidak mencoba menghentikan Andika yang masih memukuli Zian. Bahkan teriakan Mariana yang menyuruh Andika untuk berhenti malah justru membuat Andika semakin bersemangat meluapkan amarahnya pada Zian.
Keluarga Mariana memang sudah mengetahui hubungan Mariana dan Zian, tetapi mereka tidak bisa membatalkan pernikahan Andika dan Mariana begitu saja karena kedua keluarga telah sepakat untuk menggelar pernikahan mereka berdua.
Kesalahan memang terletak pada Mariana yang tidak bisa setia menjaga cintanya pada Andika. Perempuan itu menjalin hubungan dengan Zian di saat dirinya sudah bertunangan dengan Andika.
Keluarga Mariana menginginkan pernikahan itu tetap digelar demi menjaga nama baik keluarganya. Keluarga mereka tidak ingin menanggung malu. Akan tetapi, kelakuan mereka berdua malah semakin mencoreng nama baik keluarga Mariana.
"Hentikan, Andika!" Teriakan Santi, ibu dari Andika menghentikan pria itu.
Nafas Andika terengah, sementara Zian tergeletak dengan darah yang mengalir di sudut bibirnya. Wajah tampannya meringis kesakitan akibat pukulan Andika. Mariana berteriak sambil menangis mendekati pria itu. Perempuan itu meraih tubuh Zian, kemudian memeluknya. Tubuh Zian melemah, pria itu tidak sadarkan diri di pelukan Mariana.
"Zian!"
"Zian!"
Mariana menepuk wajah pria yang sangat dicintainya itu. Namun, pria itu tidak bergerak, membuat Mariana seketika merasa panik.
"Dasar perempuan tidak malu! Di hari pernikahanmu kau justru berselingkuh dengan pria lain?" Santi menatap Mariana dengan penuh amarah. Dia tidak memedulikan wajah panik Mariana yang ketakutan karena melihat kekasihnya tidak sadarkan diri.
"Perempuan murahan!"
Tangan perempuan baya itu melayang ke wajah mulus Mariana. Wanita cantik itu tersungkur karena tidak siap dengan apa yang dilakukan oleh Santi. Mariana sungguh terkejut, tidak menyangka kalau perempuan yang beberapa saat lalu menjadi ibu mertuanya itu tiba-tiba menampar wajahnya.
Pelukannya pada Zian terlepas. Perempuan cantik itu memegangi pipinya. Kedua orang tua Marni sangat terkejut melihat Santi menampar putri mereka. Mereka berdua bergegas mendekati Mariana. Sementara itu, beberapa orang laki-laki yang ada di tempat itu mendekati Zian. Mereka mengangkat tubuh Zian yang masih tidak sadarkan diri.