Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Gadis Titisan Harimau Putih

Gadis Titisan Harimau Putih

Jeumpa Putih

5.0
Komentar
4.6K
Penayangan
13
Bab

Blurb Naskah yang akan diajukan Mengisah seorang gadis yang bernama Naiya, gadis cantik dengan sejuta pesona. Dia bekerja sebagai guru kontrak. Naiuya sengaja di pindahkan oleh kepala sekolahnya ke desa terpencil dikarenakan tujuan tertentu. Didesa blang bungong itulah Naiya melihat banyak kejadian aneh. Dimana para gadis didesa itu tidak menyukainya, karena para pemuda menyukai Naiya. Seorang gadis bernama Laila mendatangi seorang dukun sakti untuk menghabisi nyawa Naiya,namun gagal. Naiya ternyata bukan gadis biasa. Di tubuhnya bersemayam sosok siluman harimau putih yang sangat sakti. Keanehan lain di desa itu banyak gadis cantik tidak bisa menikah karena jiwanya di kuasai oleh seorang dukun sakti yang bernama Nyai Beulangong. Dia selalu menumbalkan seorang gadis untuk dijadikan pemuas nafsu jin peliharaannya. Bagaimanakah cara Naiya menyelamatkan dirinya dari para dukun sakti dan mengetahui maksud tersembunyi dari kepala sekolahnya. Dan bagaimana nasib Razi yang datang membantu Naiya yang di sekap oleh kepala sekolah Naiya yang bernama Faisal itu. Apakah Naiya menyadari jika Razi ternyata mencintainya??

Bab 1 Surat Pindah Sekolah

Di ruangan kepala sekolah nampak seorang gadis berhijab warna biru toska, gadis cantik itu adalah Naiya Humairah. Dia seorang guru kontrak yang sudah dua tahun mengabdi di sekolah dasar Jeumpa. Hari ini dia dipanggil oleh kepala sekolahnya.

"Naiya. Kamu apa tau kenapa saya panggilkan menghadap ke ruangan saya?"tanya Kepala sekolah yang bernama Faisal.

"Maaf Pak. Naiya nggak tau."jawab Naiya singkat

"Naiya. Sekolah kita di minta menyumbang satu orang guru kontrak untuk bertugas di sekolah dasar di desa Tangse. Kamu tau kan kota Tangse itu?"tanya Faisal.

"Tau Pak. Sangat jauh dari kota kita. Apa saya yang Bapak pilih?"

"Ia Naiya. Maafkan saya, karena mereka meminta guru yang belum menikah. Dan di sekolah kita hanya kamu saja yang masih sendiri. Bagaimana apa kamu bersedia?"

Naiya berpikir beberapa saat, dia menimang-nimang apa dia bisa hidup di desa terpencil itu? Hingga lima menit kemudian dia memberi jawaban yang membuat hati Faisal lega.

"Demi nama sekolah kita, Naiya bersedia Pak. Kira-kira berapa lama saya di kontrak disana Pak?"tanya Naiya.

"Saya belum mendapat kabar Naiya, tapi menurut perkiraan saya tidak lama. Mukin dua bulan, karena nanti akan datang guru pns yang bertugas disana."jawab Faisal.

Kemudian Faisal menelpon administrasi sekolah untuk membuatkan surat perjalanan dinas untuk Naiya.

"Naiya. Apa kamu punya saudara di Tangse?"tanya Faisal.

"Nggak Pak. Ayah dan Umi asli orang Bireuen."kata Naiya.

Faisal kemudian menelpon seseorang entah siapa.

"Naiya. Bapak punya saudara jauh disana namanya Mak Ijah. Nanti saya akan hubungi dia dan meminta bantuannya untuk menjaga kamu disana. Nomor ponsel Mak Ijah ada sama isteri saya."ujar Faisal.

Naiya menganggukkan kepalanya, hatinya sangat senang karena kepala sekolahnya tidak langsung melepasnya begitu saja.

"Alhamdulillah Pak Faisal tidak membiarkan Aku sendiri disana."gumam Naiya.

Selang lima menit datang seorang pemuda membawa sebuah kertas di tangannya.

"Pak. Ini surat keterangan pindah tugas Naiya sudah saya buatkan."ucapnya.

"Bawa kemari biar saya tanda tangan."

Pemuda itu berjalan menuju ke meja kerja Faisal.

"Razi. Kamu besok ada kerja? Bisa nggak kamu antarkan Naiya ke Tangse?lumayan jauh kotanya. Kasian dia sendirian."pinta Faisal.

Razi melihat Naiya yang memberi isyarat lewat matanya.

"Ia Pak. Saya akan mengantar Naiya kemana saja. Asal tidak ke kuburan"canda Razi.

Faisal tersenyum mendengar gurauan anak buahnya itu.

"Naiya. Kamu bisa pulang sekarang. Biar bisa istirahat dan menyiapkan keperluan kamu selama dua bulan di sana."kata Faisal.

"Baik Pak. Terimakasih."

"Jangan lupa ini surat buat kepala sekolah disana."kata Faisal seraya menyerahkan surat pada Naiya.

Naiya mengambil surat tersebut dan mohon pamit.

"Saya permisi Pak."

Naiya keluar dari ruang kepala sekolah beriringan dengan Razi.

"Apa mau Aku antar pulang? Aku udah nggak ada kerjaan lagi nih."tanya Razi.

"Boleh, sekalian kita belanja ya? Tapi kamu yang bayar."jawab Naiya.

"boleh siapa takut, kamu harus belanja sampai lima juta. Kalau nggak kamu harus bayar sendiri belanjaan kamu. Gimana?" senyum jahil terukir di wajah tampan Razi.

Naiya dan Razi mereka bersahabat sudah lama sejak mereka kuliah dan di pertemukan kembali di sekolah yang sama. Banyak teman-teman yang mengatakan jika mereka itu sangat cocok dan kemungkinan berjodoh.

"Boleh saja.siapa takut. Awas kalau kamu nggak sanggup bayar. Gaji kamu satu tahun buat Aku."ancam Naiya.

Razi tertawa lepas mendengar ancaman sahabatnya itu.

"Boleh siapa takut. Uang Aku nggak akan habis sampai tujuh keturunan Naiya. Apa lagi buat belanjain calon isteri yang cantik seperti kamu."Razi kembali mengoda Naiya.

"Calon istri? Bisa hancur generasi penerus Aku kalau wajah suamiku seperti kamu.hahaa."

Naiya langsung berlari meninggalkan Razi yang sangat kesal mendengar perkataan Naiya.

"Awas Kamu Naiya. Jatuh cinta dengan Aku tau rasa kamu. Tapi gimana ya kalau Aku dan Naiya jadian? Heboh satu jagat raya.wkwk."Razi tertawa sendiri dan berlari menyusul Naiya ke ruangan guru.

Nampak Naiya sedang mengabsen dirinya dan kemudian dia mengambil beberapa buku dan memasukkannya ke dalam tasnya.

"Razi. Kenapa kamu bengong disitu? Udah kayak orang bodoh kamu. Tanda tangan absen terus. Biar kita bisa pulang sekarang."kata Naiya yang melihat Razi tertegun melihat dirinya.

Tanpa banyak bicara Razi pun menandatangani absen kehadirannya.

Mereka berjalan beriringan menuju ke parkiran.

"Pasangan pengantin baru mau kemana?"ledek Ilham salah satu guru yang baru sampai di parkiran.

"Siapa pengantin baru Pak? Kami? Ogah Aku Pak Ilham,kalau jodoh dengan Razi. Gantengnya minus banget Pak.hahaha."ujar Naiya.

"Aku sumpahin kamu jatuh cinta ke Naiya."jawab Razi kesal.

Ilham tersenyum melihat tingkah kedua rekan kerjanya itu.

"Jangan-jangan mereka jodoh ya? Habisnya tiap ketemu berantem melulu. Satu jam baik sepuluh jam bertengkar."gumam Ilham.

Naiya kesal mendengar perkataan Razi yang menyumpahinya.

"Sumpah orang jelek kayak Kamu mana bisa Allah kabulkan..heee."tawa Naiya. Lesung pipi dan hidungnya yang mancung menambah karisma di wajahnya.

"Alah sok cantik Kamu Naiya. Nanti klepek-klepek sama Aku."ucap Razi nggak mau kalah.

"Aku emang cantik dari sononya. Dan kamu jeleknya udah tercatat di lauh al-mahfuzh."tambah Naiya lagi.

Razi sangat kesal mendengar jawaban Naiya. Dia hendak mencubit Naiya namun berhasil ditangkis Naiya.

"Bukan mahram. Jangan sentuh Aku, kalau nggak mau tangan kamu patah."

Ilham yang sudah tidak mau mendengar berdebatan mereka akhirnya ikut bicara.

"Kalian ini sudah kayak tom and jery aja, nggak pernah akur. Malu dikit dengan umur. Apa lagi kalian seorang pendidik."nasehat Ilham.

Naiya dan Razi terdiam beberapa saat setelah mendengar perkataan Ilham.

"Naiya kita pulang aja yuk? Nanti kamu nggak sanggup belanja lagi, gara capek berantem dengan Aku."ajak Razi.

"Ya udah Yuk! Pak Ilham kami pergi dulu ya?"pamit Naiya.

Razi dan Ilham pun pergi meninggalkan Ilham di tempat parkir.

Razi adalah anak petani yang sangat kaya, sawah milik orang tuanya sangat banyak. Belum lagi kebun kelapa sawitnya.Dia hanyalah anak tunggal.

Sementara Naiya mempunyai dua orang saudara laki-laki. Ayah Naiya seorang ustat pemilik sebuah pesantren kecil.

Razi membukakan pintu mobilnya untuk Naiya.

"Masuk Naiya cantik bin manis."goda Razi.

Naiya tersenyum menanggapi gurauan Razi.

Razi membawa mobilnya ke sebuah swalayan terdekat, dia memarkirkan mobilnya di tempat parkir.

Mereka masuk ke dalam swalayan, Naiya mencari semua kebutuhannya dari sabun, shampo,parfum, odol dan juga sikat gigi. Semua dia masukkan ke dalam keranjang belanjaan. Razi membayar semua barang yang di beli Naiya.

Mereka menuju ke toko pakaian, Naiya memilih beberapa baju tidur untuk dirinya, tak lupa pakaian dalam wanita juga dia beli.

Selesai berbelanja Naiya memanggil Razi untuk membayarnya.

"Kalau kayak gini kita jalan, dikira kita pasangan suami isteri ya Nai?hee"tawa Razi.

"Jangan bilang yang nggak-nggak kamu Zi. Kamu pulang aja deh. Kalau ngomong ngelantur melulu."usir Naiya.

Razi tersenyum melihat wajah kesal Naiya.

"Cantik banget kamu Nai kalau lagi marah."batin Razi. Diam-diam dia mulai mengagumi Naiya, sahabatnya.

Setelelah berkeliling swalayan, Naiya mengajak Razi makan sate.

"Razi. Kita makan sate ya? Kapan lagi kita kumpul kayak gini, Aku telpon Yanti dulu ya?biar rame."kata Naiya.

Dia mengambil ponsel di dalam tasnya dan mengirim pesan pada sahabatnya Yanti.

"Yuk kita berangkat, dia langsung ke warung sate Teungku Ali."ajak Naiya.

Mereka pun meninggalkan tempat itu menuju ke warung sate.

Hanya butuh waktu lima belas menit mereka sudah sampai. Razi memesan tiga porsi nasi dan juga tiga porsi sate.

"Nai. Kamu nggak takut kalau pergi ke Tangse itu? Aku dengar kota itu masyarakatnya masih banyak menganut ilmu hitam."kata Razi.

"Aku sebenarnya takut Zi. Cuman kamu kan tau gimana Pak Faisal, tidak ada yang bisa menolak keinginan dia. Kamu doain ya? Aku nggak kenapa-napa disana."jawab Naiya.

"Pastilah Aku doain yang terbaik buat kamu, sekalian Aku berdoa semoga kita berjodoh.haha."

Naiya tersenyum mendengar candaan Razi.

Tak lama kemudian datang seorang gadis berhijab menghampiri mereka.

"Nai. Zi. Apa kabar kalian?"tanya Yanti.

"Kalau Aku sangat baik Yan, Apa lagi di temanin gadis secantik Naiya. Perasaan Aku seperti tinggal di surga."ujar Razi. Naiya yang mendengar perkataan Razi langsung menjitak kepalanya.

Akhirnya mereka makan bersama dengan lahapnya.

"Yan. Aku di pindah tugaskan ke sekolah dasar di kota Tangse. Nama desanya Blang bungong."kata Naiya setelah mereka selesai makan.

"Apa ke kota Tangse? Jangan Naiya."

"Kenapa Yan?"

Kemudian Yanti membisikkan sesuatu yang membuat Naiya ketakutan.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku