Ruang tamu yang cukup luas itu lenggang sebentar, penuturan Abi barusan meruntuhkan segenap harapan dan kebahagiaan yang di miliki oleh Hara. Hara ingin beranjak dari sana, namun dengan cepat tangan Abi menahan nya. "Kamu binatang mas!" Teriak Hara. "Kamu lebih bejat daripada binatang!" "Berhari-hari aku menunggu kamu, kabar kamu, kamu pulang bawa malapetaka!" "Aku tidak pernah rela mas atas apa yang kamu lakukan ke aku!" "Aku gak akan pernah menganggap janin yang ada di rahim perempuan murahan itu!" Hara menunjuk perut Hazel penuh emosi. Beberapa asisten rumah tangga berhamburan, mengintip-intip takut. "Kamu nyakitin aku banget mas!" Ucap Hara terisak. Abi berusaha menggapai tangan Hara, ingin memeluk tubuh istri nya itu, namun tidak bisa, Hara menolak mentah-mentah. Seolah jijik dengan Abi.
TOK TOK TOK
Abi mengetuk pintu cukup lama, namun tak kunjung mendapatkan jawaban dari sang empunya kamar.
Karna dirasa tidak ada jawaban cukup lama, Abi memutuskan langsung masuk saja seperti biasa.
"Zel, ini nanti tolong di anter ke mas Adam ya.." Abi masuk ke kamar Hazel.
tapi pemandangan kali ini membuat nya terlonjak kaget. Hazel duduk di atas kasur membelakangi pintu, dia hanya menggunakan bra dan celana dalam, sepertinya dia baru selesai mandi.
"Eh maaf, aku gak.." ucap Abi menggantung.
"Gak papa mas, masuk sini." nada bicara Hazel menggoda.
Hazel berjalan ke arah Abi yang berdiri mematung, bra belum sepenuh nya terpasang, tadi Hazel baru saja berniat memasang nya, namun terhenti aktivitas itu ketika Abi masuk ke kamar nya. Abi terpelongo ketika Hazel sengaja melepaskan bra dan memilih menenteng nya. Abi dapat melihat dengan jelas payudara Hazel yang begitu sintal.
"Zel," ucap Abi tertahan.
Dia berusaha mundur namun tangan Hazel lebih dulu meraih leher Abi. Tangan lentik nya mengelus dada bidang Abi yang di tutupi kaos putih polos.
"Mas, bantu pasangin." Hazel memberikan bra itu kepada Abi.
Abi menerima bra itu dan menuruti titah Hazel. Gerakan tangan Abi lagi-lagi di tahan oleh Hazel.
"Mau pegang dulu gak? Sebelum di pasang?" Tanya Hazel menggoda.
Abi menggeleng. wajah polos Hara di rumah terbayang-bayang. Namun Hazel meraih tangan Abi, mengarahkan tangan Abi ke buah dada miliknya, menuntun Abi untuk meremas buah dada nya.
"Ahh, mas," keluh Hazel tertahan.
Abi mulai mengikuti permainan, dia melepaskan bra ke lantai, kedua belah tangan nya meremas dengan brutal buah dada Hazel.
"Mas, tangan kamu enak," Hazel tersenyum nakal menatap manik mata Abi.
Hal tersebut membuat Abi semakin bergairah. Hazel yang sadar Abi sudah mulai bergairah mundur beberapa langkah, Hazel berbaring di atas kasur, melepaskan celana dalam dengan mandiri, membuka selangkangan dengan selebar mungkin.
"Mau cobain gak?" Tanya Hazel dengan suara menggoda, tangan kanan nya sibuk memainkan buah dada dan kemaluannya.
Abi sudah berada di ambang gairah yang memuncak, segera dia melepaskan pakaian nya, dia melupakan Hara, pernikahan nya. Dia hanya menginginkan Hazel malam ini. Mereka bercinta malam itu, berkali-kali, hingga keduanya terbaring lemas dengan posisi Abi memainkan puting Hazel.
"Enak gak mas?" Tanya Hazel, dia yang kini tengah terbaring lesu tanpa busana memandang mata Abi.
Abi mengangguk perlahan, dia akui permainan ranjang Hazel memang sangat memuaskan.
"Mau lagi gak nanti?" Goda Hazel.
"Boleh?" Tanya Abi tanpa sadar. Hazel tertawa pelan, tawa yang sedikit di buat-buat.
"Boleh lah, kamu bilang aja kalau mau lagi." Hazel merapatkan tubuh nya kepada Abi, memeluk Abi dengan mesra.
Abi menghirup aroma tubuh Hazel dalam, perempuan ini memiliki wangi yang sangat khas.
Setelah adegan panas itu, tidak lama kemudian Abi kembali ke kamar nya, dia tidak mau atasan nya curiga. Abi masih terbayang-bayang suara desahan Hazel yang sangat merdu.
Sentakan wanita itu yang mampu membuatnya kejang kenikmatan. Ponsel nya berdering, Abi meraih benda pipih yang senantiasa ada di atas nakas, panggilan vidio dari Hara, seketika Abi merasa bersalah kepada istri nya.
Dengan cepat Abi mengangkat panggilan itu, terlihat Hara dari seberang sana mengenakan pakaian tidur berwarna merah menyala, terlihat sexy dan menggoda.
"Sayang." panggil Hara.
"Iya? Kamu belum tidur?" Tanya Abi, Hara menggeleng, perasaan nya sejak tadi tidak enak, makanya dia tidak bisa tidur.
"Kamu kenapa pakai baju itu? Mau dinas?" Tawa Abi terdengar merdu, melihat istri nya menggunakan baju yang biasa dia gunakan untuk bercinta.
"Iya aku pengen," bisik Hara nakal, Hara meremas payudara nya, dengan sorot mata menggoda.
"Mas mau gak? Aku pengen." Rengek Hara, mereka ketika berjauhan memang sering memuaskan hasrat masing-masing sambil vidio call.
Abi bingung bagaimana cara menolak Hara, dia baru saja melakukan hubungan badan bersama Hazel, nafsu nya sudah tersalurkan. Bahkan dia tidak ada keinginan ketika melihat tubuh indah istri nya.
"Aku cape banget sayang," ucap Abi akhirnya. Hara cemberut, menghentikan aktivitas nya.
"Kamu habis jajan cewe ya?" Tuduh Hara, Abi terlonjak kaget, karna dia mengira Hara mengetahui nya, namun segera dia tepis kemungkinan itu mengingat hal itu pastilah tidak mungkin.
"Ngawur, aku emang lagi cape banget aja, pegel-pegel badanku sayang," rengek Abi. Hara menatap wajah Abi, berusaha mencari kebohongan disana namun tidak dia temukan.
"Yaudah, kamu udah makan mas?" Tanya Hara.
"Udah sayang, kamu?"
"Udah, aku kesepian dirumah, kamu lama banget sih pulang." Keluh Hara.
"Mau gimana dong, maaf ya," ucap Abi, merasa bersalah karna meninggalkan istri nya terlalu sering dan lama.
Mau gimana lagi, itu sudah menjadi resiko nya sebagai seorang yang bekerja di laut.
"Kapan kamu pulang?" Tanya Hara lagi.
"Belum tau sayang."
"Yaudah kamu tidur gih, aku cape banget, besok sudah harus kerja lagi," ucap Abi. Wajah Hara masam, dia ingin berlama-lama menatap wajah suaminya, namun apa boleh buat.
"Iya," jawab Hara singkat padat dan jelas, tidak lama kemudian panggilan di tutup sepihak, tanpa pamit tanpa salam.
Abi menghela nafas kasar, dia sedang lelah dan tidak bersemangat meladeni istri nya yang mood swing. Dia memutuskan untuk tidur. Tidak memerlukan waktu lama Abi tertidur, dia benar-benar lelah setelah bercinta dengan Hazel.
Tidak terasa malam terlewatkan, pagi tiba, aktivitas di atas kapal berjalan seperti biasa, Hazel beberapa kali mencuri pandang ke arah Abi, begitu juga dengan Abi. Di beberapa kesempatan ketika mereka hanya berdua saja Abi iseng memukul pantat Hazel, membuat Hazel terkekeh nakal.
"Mas, nanti diliatin orang," ucap Hazel manja.
"Kamu cantik banget." bisik Abi. Hazel tersipu malu mendengar penuturan dari Abi.
"Mau lagi gak nanti?" Tanya Hazel nakal, Abi tersenyum tipis, membayangkan Hazel dengan tubuh Indahnya bergerak lincah di atas tubuh nya saja membuat dirinya mabuk kepayang.
"Boleh," jawab Abi sebelum berlalu dari hadapan Hazel.
Hazel tersenyum tipis, sedikit demi sedikit misinnya berhasil, dia sudah sangat dekat sekali dengan balas dendam yang dia idamkan sejak lama.
"Tunggu aja hara, aku bakal balas semua sakit hati yang aku dan keluarga aku rasain, berkali-kali lipat, aku akan merenggut kebahagiaan kamu satu-persatu, petiklah apapun yang kamu lakukan, hukum karma semesta gak pernah salah," ucap Hazel pada dirinya sendiri.
Hazel kembali melanjutkan pekerjaan nya, meskipun dia merasa lelah, namun mau tidak mau, karna itu termasuk daripada tuntutan dari pekerjaan yang dia jalani. Sudah seharusnya dia menyelesaikan apapun yang dia pilih.
Hazel sesekali curi pandang ke arag Abi, dia rasa dia malah benar-benar jatuh cinta kepada Abi. Bukan hanya settingan belaka, semakin hari dia semakin di buat salah tingkah terlebih lagi Abi memanglah sangat tampan dan menarik, tubuh nya tinggi kekar, bulu mata lentik, alis tebal dan bibir yang tipis.