Balas Dendam Seorang Janda

Balas Dendam Seorang Janda

Amanda Devina

5.0
Komentar
528
Penayangan
55
Bab

Ardena Alverio, seorang anggota pasukan khusus dengan kemampuan tempur luar biasa dan kecerdasan strategi yang sulit ditandingi. Ia selalu berada di garis depan, melindungi negaranya tanpa pernah ragu. Namun, pengkhianatan datang bukan dari musuh, melainkan dari dalam negaranya sendiri. Ia dijebak, dikhianati, dan akhirnya harus menghadapi kematian yang tragis. Ketika ia membuka mata, Ardena terbangun dalam tubuh wanita asing bernama Lyra Elvine-seorang janda muda yang bisu, lemah, dan sering diremehkan orang sekitar. Lebih mengejutkan lagi, Lyra memiliki tiga anak kembar yang masih kecil dan bergantung sepenuhnya padanya. Bisu? Dunia terkejut saat Lyra tiba-tiba bisa berbicara dengan suara yang lantang. Lemah? Mantan tentara bayaran mulai bersujud, menyebutnya "Bos." Tak berguna? Seorang hacker jenius memanggilnya "idola," sementara seorang ahli medis terkenal memohon untuk menjadi muridnya. Namun, ada satu hal yang membuat Ardena kewalahan-ia tidak pernah belajar bagaimana menjadi seorang ibu. Kini, di antara senjata, strategi, dan dunia penuh intrik, ia harus berjuang menjalani kehidupan baru: bukan hanya sebagai seorang pejuang, tetapi juga sebagai seorang ibu bagi tiga anak yang menatapnya dengan penuh harapan.

Bab 1 berusaha tetap terbuka

Hujan deras mengguyur tanpa ampun malam itu. Suara gemuruh petir menggetarkan langit, seakan ikut menertawakan tragedi yang menimpa seorang prajurit wanita bernama Ardena Alverio.

Tubuhnya terbaring di tanah basah penuh lumpur, darah mengalir dari luka tembak di dadanya. Nafasnya tersengal, matanya berusaha tetap terbuka meski pandangan mulai kabur.

"Jadi... ini akhirnya?" gumamnya lirih, suara nyaris tak terdengar di tengah derasnya hujan.

Kenangan-kenangan melintas cepat di benaknya-misi-misi berbahaya yang ia jalani, rekan-rekan yang gugur di medan perang, dan sumpah setianya pada negara yang kini menusuknya dari belakang.

Ardena adalah bagian dari Unit Bayangan Hitam, pasukan khusus elit yang hanya diisi orang-orang terbaik. Ia dikenal sebagai "Hantu Perang," sosok yang tak pernah gagal dalam misi. Namun justru karena keberhasilannya, ia menjadi ancaman bagi mereka yang berkuasa.

Pengkhianatan itu datang dari orang yang paling ia percayai. Sebuah operasi yang seharusnya penyelamatan, berubah menjadi jebakan. Rekannya menarik pelatuk, peluru menembus dadanya, lalu meninggalkannya sendirian di hutan perbatasan.

"Aku... mati?" pikir Ardena getir.

Gelap menyelimuti.

Namun, saat ia mengira perjalanannya sudah berakhir, sesuatu yang tak masuk akal terjadi.

Ardena membuka matanya. Cahaya terang menusuk pandangan. Ia meringis, lalu menyadari tubuhnya terasa berbeda-ringkih, lemah, dan... asing.

"Apa... ini?"

Suara itu... miliknya. Tapi tubuhnya? Tidak.

Tangannya gemetar saat ia mengangkatnya. Kulit halus, bukan tangan keras terlatih milik seorang prajurit. Tubuhnya terasa ringan, bahkan terlalu rapuh.

Ia duduk terhuyung di atas ranjang kayu reyot. Ruangan sempit menyambut pandangan, dengan dinding kusam dan bau lembab menusuk hidung.

Sebelum ia sempat memahami situasinya, terdengar suara gaduh.

"Ma! Ma!"

Tiga anak kecil berlari masuk, wajah mereka penuh keringat dan mata sembab. Mereka menatapnya dengan mata berbinar, seakan melihat sesuatu yang mustahil.

"Ma... Mama bicara?" suara anak perempuan paling kecil tercekat, matanya membesar.

Ardena tersentak. Bicara?

Saat itu ia sadar-memori samar tubuh ini ikut masuk ke dalam kepalanya. Tubuh yang ia tempati sekarang adalah Lyra Elvine, seorang wanita muda yang bisu sejak kecil, ditinggalkan suaminya, dan hidup miskin bersama tiga anak kembarnya.

"..." Ardena terdiam. Ia, seorang pasukan khusus yang dilatih untuk menghadapi perang, kini terjebak dalam tubuh seorang wanita yang selama ini dianggap bisu, lemah, dan tak berguna.

"Mama... kau bicara, kan? Aku dengar, aku dengar jelas!" Anak laki-laki yang tampak paling tua menatapnya dengan ekspresi penuh harap.

Ardena menelan ludah. Kata-kata sulit keluar, tapi ia memaksakan diri.

"Ya..." ucapnya dengan suara serak.

Ketiga anak itu menutup mulut mereka, kaget luar biasa.

Hari-hari berikutnya menjadi awal adaptasi yang berat bagi Ardena.

Tubuh Lyra sangat lemah, bahkan berjalan sebentar saja membuatnya terengah. Rumahnya hampir roboh, persediaan makanan nyaris tak ada, dan anak-anak itu... mereka bergantung sepenuhnya pada dirinya.

"Apa aku... benar-benar diberi kehidupan kedua?" pikirnya dalam hati.

Sebagai prajurit, Ardena terbiasa menghadapi kematian, bukan mengasuh anak. Baginya, membongkar bom jebakan lebih mudah daripada menenangkan anak kecil yang menangis karena lapar.

Namun, satu hal yang tak berubah dari dirinya: insting bertahan hidup.

Ardena mulai bergerak. Ia mempelajari kembali tubuh barunya, menguatkannya sedikit demi sedikit. Ia mencari cara untuk memenuhi kebutuhan dasar. Ia tak ingin tiga anak ini mati kelaparan.

Suatu sore, ia membawa anak-anak ke pasar kecil di desa. Tatapan orang-orang langsung mengarah padanya.

"Itu... bukan Lyra Elvine? Katanya bisu, kan?"

"Kau salah lihat. Mana mungkin dia bicara."

"Aku dengar sendiri tadi, anak-anaknya memanggilnya 'Mama'."

Bisik-bisik menyebar cepat. Ardena tak peduli. Namun, di dalam hati ia sadar-kehidupan barunya tak akan mudah.

Di tengah keramaian pasar, langkah kakinya terhenti. Sekelompok pria berbadan besar menatapnya dengan senyum sinis. Mereka jelas bukan penduduk desa biasa.

Salah satu dari mereka mendekat. "Hei, kau Lyra, kan? Kau punya hutang pada kami. Jangan kira bisa lari."

Ardena merasakan insting lamanya bangkit. Gerakan tubuh para pria itu, cara mereka berdiri, semuanya-jelas tentara bayaran kelas rendah.

Tiga anak di belakangnya gemetar ketakutan.

"Mama...," bisik salah satunya, suaranya hampir menangis.

Ardena menghela napas panjang. Ia menatap tajam, mata dingin yang dulu membuat lawan di medan perang ciut nyali.

"Aku akan bicara dengan kalian," katanya datar.

Pria itu terkejut mendengar suara Lyra. "Kau... bicara?"

Dalam sekejap, tubuh rapuh Lyra bergerak dengan kecepatan dan presisi yang mustahil dilakukan wanita lemah. Tangan Ardena menghantam pergelangan pria itu, membuat senjatanya terjatuh, lalu menendangnya hingga terjengkang ke tanah.

Kerumunan pasar terdiam.

Ketiga anaknya melongo, tak percaya.

"Mama... kau... hebat sekali!"

Ardena berdiri tegak, menatap para tentara bayaran yang tersisa.

"Aku bukan orang yang bisa kalian permainkan."

Pria-pria itu saling pandang, lalu mundur dengan wajah pucat.

Malam itu, di rumah reyotnya, anak-anak duduk mengelilinginya dengan mata berbinar.

"Mama, tadi kau seperti pahlawan!" seru anak laki-laki sulung.

"Aku ingin belajar seperti Mama!" tambah si kembar perempuan dengan semangat.

"Kau akan melindungi kami selamanya, kan?" bisik si bungsu dengan mata berkaca-kaca.

Ardena terdiam. Pertanyaan terakhir menusuk hatinya.

Ia terbiasa melindungi negara, melindungi misi, melindungi rahasia. Tapi melindungi tiga anak kecil yang memandangnya dengan begitu tulus? Itu tantangan yang jauh lebih besar.

Ardena menghela napas panjang, lalu mengusap kepala mereka satu per satu.

"Ya... Aku akan melindungi kalian. Itu janjiku."

Dan di dalam hatinya, ia bertekad-jika kehidupan keduanya diberikan untuk hidup sebagai Lyra Elvine, maka ia akan menjalaninya. Bukan sebagai prajurit bayangan, melainkan sebagai seorang ibu sekaligus pejuang.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Amanda Devina

Selebihnya
Air Mata Seorang Pengasuh

Air Mata Seorang Pengasuh

Romantis

5.0

Amara adalah gadis cantik asal Solo. Sejak kecil, ia diasuh oleh Mbah Tini, sosok nenek yang selalu menyayanginya seperti anak sendiri. Namun, setelah Mbah Tini meninggal dunia, Amara merasa dunianya seakan runtuh. Dengan tekad yang bulat, ia memutuskan pergi ke Jakarta untuk mencari ayah kandungnya, mengikuti petunjuk yang selama ini diberikan Mbah Tini. Amara yakin, saat bertemu ayahnya, ia bisa membuktikan bahwa ia bukan anak haram sebagaimana rumor yang sering ia dengar. Setibanya di Jakarta, Amara hanya membawa keberanian dan sedikit uang. Ia mulai melamar pekerjaan sebagai cleaning service di sebuah perusahaan besar, berharap bisa bertahan hidup sambil mencari petunjuk tentang ayahnya. Beberapa bulan bekerja, Amara melihat pengumuman lowongan pekerjaan baru: Tuan Hadi Pratama, pemilik perusahaan ternama, mencari seorang pengasuh untuk cucunya, Arya Pratama. Gaji yang ditawarkan sangat besar, membuat Amara tertarik mencoba peruntungan. Beruntung, setelah wawancara singkat, Tuan Hadi langsung menerima Amara bekerja di apartemennya. Tuan Hadi sendiri sangat sibuk dengan urusan bisnis dan keluarganya. Istrinya, yang terlalu tenggelam dalam dunianya sendiri, tidak punya waktu mengurus Arya. Semua tanggung jawab pengasuhan sepenuhnya diberikan kepada Amara. Di sisi lain, Fathir, ayah kandung Arya, berada di titik terpuruk. Istrinya, Sarah, telah pergi ke luar negeri bersama selingkuhannya, meninggalkan Arya yang baru berusia tiga bulan. Setiap hari Fathir tenggelam dalam kesedihan dan mabuk-mabukan, sementara Amara yang baru masuk ke dalam hidup mereka mulai menghadapi tantangan mengurus anak kecil dan menenangkan hati Fathir yang hancur. Hari-hari Amara dipenuhi dengan tangis bayi, aroma susu, dan janji kecil yang ingin ia tepati: menemukan ayah kandungnya. Namun, tak disadari, kehadirannya mulai mengubah kehidupan Tuan Hadi dan Fathir perlahan, tanpa mereka sadari, Amara bukan hanya membawa kasih sayang, tetapi juga harapan baru bagi keluarga yang hampir hancur itu.

Buku serupa

Bosku Kenikmatanku

Bosku Kenikmatanku

Juliana
5.0

Aku semakin semangat untuk membuat dia bertekuk lutut, sengaja aku tidak meminta nya untuk membuka pakaian, tanganku masuk kedalam kaosnya dan mencari buah dada yang sering aku curi pandang tetapi aku melepaskan terlebih dulu pengait bh nya Aku elus pelan dari pangkal sampai ujung, aku putar dan sedikit remasan nampak ci jeny mulai menggigit bibir bawahnya.. Terus aku berikan rangsang an dan ketika jari tanganku memilin dan menekan punting nya pelan "Ohhsss... Hemm.. Din.. Desahannya dan kedua kakinya ditekuk dilipat kan dan kedua tangan nya memeluk ku Sekarang sudah terlihat ci jeny terangsang dan nafsu. Tangan kiri ku turun ke bawah melewati perutnya yang masih datar dan halus sampai menemukan bukit yang spertinya lebat ditumbuhi bulu jembut. Jari jariku masih mengelus dan bermain di bulu jembutnya kadang ku tarik Saat aku teruskan kebawah kedalam celah vaginanya.. Yes sudah basah. Aku segera masukan jariku kedalam nya dan kini bibirku sudah menciumi buah dadanya yang montok putih.. " Dinn... Dino... Hhmmm sssttt.. Ohhsss.... Kamu iniii ah sss... Desahannya panjang " Kenapa Ci.. Ga enak ya.. Kataku menghentikan aktifitas tanganku di lobang vaginanya... " Akhhs jangan berhenti begitu katanya dengan mengangkat pinggul nya... " Mau lebih dari ini ga.. Tanyaku " Hemmm.. Terserah kamu saja katanya sepertinya malu " Buka pakaian enci sekarang.. Dan pakaian yang saya pake juga sambil aku kocokan lebih dalam dan aku sedot punting susu nya " Aoww... Dinnnn kamu bikin aku jadi seperti ini.. Sambil bangun ke tika aku udahin aktifitas ku dan dengan cepat dia melepaskan pakaian nya sampai tersisa celana dalamnya Dan setelah itu ci jeny melepaskan pakaian ku dan menyisakan celana dalamnya Aku diam terpaku melihat tubuh nya cantik pasti,putih dan mulus, body nya yang montok.. Aku ga menyangka bisa menikmati tubuh itu " Hai.. Malah diem saja, apa aku cuma jadi bahan tonton nan saja,bukannya ini jadi hayalanmu selama ini. Katanya membuyarkan lamunanku " Pastinya Ci..kenapa celana dalamnya ga di lepas sekalian.. Tanyaku " Kamu saja yang melepaskannya.. Kata dia sambil duduk di sofa bed. Aku lepaskan celana dalamku dan penislku yang sudah berdiri keras mengangguk angguk di depannya. Aku lihat di sempat kagett melihat punyaku untuk ukuran biasa saja dengan panjang 18cm diameter 4cm, setelah aku dekatkan ke wajahnya. Ada rasa ragu ragu " Memang selama ini belum pernah Ci melakukan oral? Tanyaku dan dia menggelengkan kepala

Gairah Liar Ayah Mertua

Gairah Liar Ayah Mertua

Gemoy
5.0

Aku melihat di selangkangan ayah mertuaku ada yang mulai bergerak dan mengeras. Ayahku sedang mengenakan sarung saat itu. Maka sangat mudah sekali untuk terlihat jelas. Sepertinya ayahku sedang ngaceng. Entah kenapa tiba-tiba aku jadi deg-degan. Aku juga bingung apa yang harus aku lakukan. Untuk menenangkan perasaanku, maka aku mengambil air yang ada di meja. Kulihat ayah tiba-tiba langsung menaruh piringnya. Dia sadar kalo aku tahu apa yang terjadi di selangkangannya. Secara mengejutkan, sesuatu yang tak pernah aku bayangkan terjadi. Ayah langsung bangkit dan memilih duduk di pinggiran kasur. Tangannya juga tiba-tiba meraih tanganku dan membawa ke selangkangannya. Aku benar-benar tidak percaya ayah senekat dan seberani ini. Dia memberi isyarat padaku untuk menggenggam sesuatu yang ada di selangkangannya. Mungkin karena kaget atau aku juga menyimpan hasrat seksual pada ayah, tidak ada penolakan dariku terhadap kelakuan ayahku itu. Aku hanya diam saja sambil menuruti kemauan ayah. Kini aku bisa merasakan bagaimana sesungguhnya ukuran tongkol ayah. Ternyata ukurannya memang seperti yang aku bayangkan. Jauh berbeda dengan milik suamiku. tongkol ayah benar-benar berukuran besar. Baru kali ini aku memegang tongkol sebesar itu. Mungkin ukurannya seperti orang-orang bule. Mungkin karena tak ada penolakan dariku, ayah semakin memberanikan diri. Ia menyingkap sarungnya dan menyuruhku masuk ke dalam sarung itu. Astaga. Ayah semakin berani saja. Kini aku menyentuh langsung tongkol yang sering ada di fantasiku itu. Ukurannya benar-benar membuatku makin bergairah. Aku hanya melihat ke arah ayah dengan pandangan bertanya-tanya: kenapa ayah melakukan ini padaku?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Balas Dendam Seorang Janda
1

Bab 1 berusaha tetap terbuka

25/08/2025

2

Bab 2 Tiga anak kembar

25/08/2025

3

Bab 3 menimbulkan suara mencekam

25/08/2025

4

Bab 4 bayaran sudah ditarik

25/08/2025

5

Bab 5 sementara pikirannya berputar cepat

25/08/2025

6

Bab 6 gudang penyimpanan

25/08/2025

7

Bab 7 Semalam aku menangkap komunikasi aneh

25/08/2025

8

Bab 8 Apa aku benar-benar bisa jadi seorang ibu

25/08/2025

9

Bab 9 kalian ingin anak-anakku

25/08/2025

10

Bab 10 mereka datang lagi

25/08/2025

11

Bab 11 tubuhnya penuh luka

25/08/2025

12

Bab 12 berusaha menghibur

25/08/2025

13

Bab 13 memulihkan luka

25/08/2025

14

Bab 14 semalaman

25/08/2025

15

Bab 15 pertahanan bukanlah jawaban

25/08/2025

16

Bab 16 menyelamatkan nyawa Lyra

25/08/2025

17

Bab 17 rahasia di perbatasan

25/08/2025

18

Bab 18 memandang jauh ke pepohonan

25/08/2025

19

Bab 19 lama kita menunggu

25/08/2025

20

Bab 20 menyelesaikan giliran panjang

25/08/2025

21

Bab 21 ruang utama

25/08/2025

22

Bab 22 segera terjadi

25/08/2025

23

Bab 23 wajahnya penuh bekas luka

25/08/2025

24

Bab 24 mereka yang baru saja bersumpah setia

25/08/2025

25

Bab 25 melahap gudang

25/08/2025

26

Bab 26 cepat atau lambat

26/08/2025

27

Bab 27 sekadar patroli

26/08/2025

28

Bab 28 Keesokan malamnya

26/08/2025

29

Bab 29 Tidak kusangka

26/08/2025

30

Bab 30 momen tenang

26/08/2025

31

Bab 31 sesuatu yang akan terjadi

26/08/2025

32

Bab 32 Mata hijau gadis itu

26/08/2025

33

Bab 33 tidak terlihat oleh mata luar

26/08/2025

34

Bab 34 Ceritakan semuanya

26/08/2025

35

Bab 35 bukan sekadar misi pengintaian

26/08/2025

36

Bab 36 memeriksa

26/08/2025

37

Bab 37 Mereka mungkin mulai menyadari

26/08/2025

38

Bab 38 kesunyian

26/08/2025

39

Bab 39 semua aktif

26/08/2025

40

Bab 40 memberi tanda setiap celah aman

26/08/2025