Balas Dendam Seorang Janda
g di desa kecil itu, menggoyangkan pohon-pohon hingga menimbulkan suara mencekam. Di rumah rey
nah berbohong. Ada sesuatu yang
panggil L
ntikan ketikan di laptopnya. "Apa? Aku sedang
lampu.
nurut tanpa banyak bicara. Rumah
sedang bermain dengan buku-bu
tanya
tanya tajam. "Dengar baik-baik. Apa pun yang
engangguk, meski
kaki banyak orang. Suara berat sepatu bot menghanta
Itu... banyak sekali o
eorang wanita lemah. Tapi aura yang terpancar je
membawa ramuan obat langsung membek
or dan senjata. Mereka jelas mencari seseorang. D
ngan bekas luka panjang di wajahnya, melangkah
u kami akan membakar desa in
menggenggamnya erat. "Mam
n, ada kebingungan, tetapi juga ada keyaki
a adik-adikmu," bisiknya pada Kae
nak-anakku. Sisanya
Mereka jumlahnya puluh
idaknya biarkan aku menda
keluar, tubuh rapuhnya meny
ar dari rumah. Seorang wanita muda dengan pak
tawa. "Itu dia? Wanita lemah
tapi lihat! Bahkan angin ma
us mereka seperti pisau dingin. Ia pernah melihat tatapa
menilai," gu
ngan pu
Dalam satu gerakan cepat, Lyra meraih pergelangannya, memutar, lalu menenda
tubuh Lyra lemah, teknik dan pengalaman Ardena mengambil alih. Ia m
rang tumbang dala
ternganga. "Itu... itu bukan manusia! It
napas. "Dia... benar-benar
sedikit. Mereka terus men
t kayu, mematahkannya, dan menjadikannya senjata. Gerakannya luwe
eritan, dan dentu
masi, menembakkan anak panah dan peluru. Lyra berlari, berpu
bahunya. Namun seketika Ethan berteriak
ewat sejengkal dari kepalanya. Ia menoleh cepat-Eth
ereka! Aku bisa membaca posisi penembak d
"Bagus. Jangan sa
aran yang terluka parah mencoba menyeret diri menjauh. Renard
a heran. "Kau... m
rang dokter. Tugasku menyelamatk
ujuan lain-mendapatkan informasi lebi
kini menghadapi sang pemimpin,
katanya seraya mengangkat kapak
"Aku adalah orang terakhir y
ar, lalu menusukkan pecahan kayu tepat ke bahu pri
, dentuman keras ter
rsembunyi. Serene menggenggaMama past
natap keluar dengan mata penuh keyakin
uhkan pemimpin musuh. Dengan satu gerakan cepat, ia menekuk
Mereka saling pandang, lalu satu p
nya berlumur debu dan darah, tetapi
h terpesona. "Kau... ben
uman yang sama. "Aku semakin y
berlari menghampirinya,
Kau m
kepala mereka satu per satu. Dala
telah menyingkirkannya. Kini,
rus bertarung bukan hanya demi dirinya, tetapi ju