Berawal dari kebangkrutan perusahaan Ayahnya, Anyelir harus rela mengorbankan masa depan dan cita-citanya, dia rela menikah dengan lelaki yang bersedia menolong Ayahnya dan mengelurarkan keluarganya dari masalah finansial, bahkan bukan hanya itu, Anyelir juga harus menjadi istri kedua dari seorang Serkan Alvaro, pebisnis muda yang terkenal dingin, namun sangat di gilia oleh kaum hawa. kalau Serkan sudah menikah, lantas apa sebanrnya alasan dia ingin memperistri Anyelir, lantaas akankah pernikahan nyelir berjalan mulus?
Suara-suara benda yang berjatuhan ke lantai terdengar sangat keras, menggema di seluruh ruangan, membuat para asisten rumah tangga bergetar takut, namun suara wanita bernada halus mencoba menenangkan seorang lelaki paruh baya yang tengah dibakar amarah.
"Mas sudah, nggak ada gunanya kamu seperti ini," ucap Kirana mencoba menenangkan suaminya.
"Mana bisa aku tenang, keadaan benar-benar buruk, semua masalah datang menghimpit ku," ujar Irawan frustasi.
Tangan Kirana meraih pundak suami nya dan mengelus perlahan, berharap rasa amarah nya akan sedikit terkontrol.
"Aku tidak masalah kalau kita akan hidup serba pas-pasan, kita akan mulai dari nol lagi." ucap Kirana meyakinkan suaminya.
Irawan yang tengah menunduk pun memandang istrinya dengan sendu, usaha Irawan kini tengah bangkrut, dia ditipu oleh investasi bodong, dan harus menanggung kerugian miliaran rupiah, bahkan dia terancam masuk bui, jika dia tidak bisa membayar seluruh gaji karyawan.
"Terimakasih atas kesetiaan kamu, tapi ... aku juga terancam dipenjara karena tidak bisa membayar seluruh gaji karyawan." Irawan menunduk pilu, rasanya dia tak punya pilihan lagi, rumah yang mereka tempati, bahkan sudah di gadaikan ke pihak Bank, dan Irawan harus merelakan rumah yang dia bangun dengan jerih payahnya disita oleh Bank.
"Jual saja perhiasan ku Pah," ucap Kirana, mencoba memberikan solusi.
"Tidak cukup Mah," jawab Irawan sendu.
"Papah sudah coba pinjam ke teman-teman Papah?" tanya Kirana lagi.
"Sudah, tapi tak ada yang bisa membantu, kalaupun ada ... memiliki syarat."
"Syarat apa pah?" tanya Kirana penasaran, kalau untuk masalah cicilan hutang mungkin Kirana bisa membantu nanti, dia akan mencari pekerjaan, serabutan atau apapun itu, pikir Kirana.
"Tuan Serkan Alvaro, dia bersedia membantu Papah, namun ... Papah keberatan dengan syarat nya, tuan Serkan memberikan syarat agar Papah bersedia menikahkan Anyelir dengannya."
"Lalu apa Papah menerimanya?" tanya Kirana dengan cemas.
Irawan menggeleng pelan, "Papah menolaknya Mah, Papah nggak mungkin tega."
"Sabar ya Pah, semoga ada jalan lain untuk keluarga kita," Kirana memeluk suaminya, mencoba memberikan support.
Rupanya, didepan ruang kerja Irawan, Anyelir mendengar semua pembicaraan orang tuanya, hatinya sesak mendengar perkataan Irawan yang mungkin akan masuk sel, namun Anyelir beruntung, karena memiliki orang tua yang begitu perduli padanya, dan lebih mengedepankan perasaan Anyelir.
Namun, Anyelir juga tidak bisa hanya diam saja melihat kedua orangtuanya yang tengah mengalami masalah cukup besar. Di sini Anyelir harus memilih, antara mengesampingkan egonya dan menyelamatkan Irawan, atau kebahagiaannya sendiri.
Anyelir memejamkan matanya, mencoba meyakinkan dirinya sendiri, "aku bersedia Mah, Pah."
Kirana dan Irawan terkejut, melihat putrinya kini berada di hadapan mereka, tatapannya sendu menyiratkan dia juga bersedih atas apa yang tengah menimpa keluarganya.
"Apa maksud kamu Anyelir?" tanya Kirana seraya mendekati putrinya yang masih berdiri di depan pintu.
"Aku bersedia Mah, menikah dengan lelaki itu," jawab Anyelir.
"Jangan main-main, ini pernikahan Anyelir, dan pernikahan itu sakral ikatannya," ucap Kirana.
"Aku nggak main-main Mah, Pah ... aku yakin dengan keputusan ku, aku nggak mau Papah masuk penjara. Aku mohon Mah, Pah kali ini, biarkan aku membantu," ucap Anyelir mencoba meyakinkan kedua orangtuanya.
"Anyelir, kamu tidak tahu sepenuhnya tentang tuan Serkan Nak, kamu tidak mengenalnya," ucap Irawan mencoba memberi pengertian kepada Anyelir, agar dia memikirkan kembali keputusan nya itu.
"Anyelir sudah yakin Pah, apapun yang terjadi Anyelir akan menghadapinya." Jawab Anyelir tanpa ragu.
"Tapi tuan Serkan sudah memiliki istri, dan kamu akan dijadikan istri kedua," ucap Irawan.
Sontak Anyelir terpaku, mencoba mencerna ucapan Irawan, "apa? istri kedua? memutuskan menikah dengannya saja aku harus menguatkan batinku, apa lagi aku harus menjadi madu," batin Anyelir.
Namun Anyelir tidak mungkin mundur, dia adalah satu-satunya yang bisa membantu keluarganya keluar dari permasalahan ini, sekali lagi Anyelir mencoba menguatkan dirinya, agar tidak mundur dari keputusan yang sudah dia buat.
"Aku tidak akan mundur Pah, aku akan tetap menikah dengannya," jawab Anyelir yakin.
"Anyelir," Kirana menatap putri semata wayangnya dengan tatapan tak percaya.
"Mah, Pah ... izinkan Anyelir membuktikan bakti Anyelir kepada Mamah dan Papah, Anyelir nggak mau terjadi sesuatu kepada keluarga kita, apa lagi, Papah harus mendekam di penjara," ujar Anyelir, seraya menitikkan air matanya.
Kirana dan Irawan mendekat kearah Anyelir, dan memeluknya. Suasana haru begitu terasa sekarang, Anyelir terisak dalam dekapan kedua orangtuanya.
Irawan sudah menghubungi asisten Serkan, yang bernama Leonardo Verhoeven, dan saat itu juga Leo sudah menentukan tempat agar Serkan dan Anyelir bisa bertemu besok.
Serkan Alvaro, seorang pebisnis yang sangat sukses, dia memegang beberapa bisnis berupa, Perhotelan, Properti, dan dia juga memiliki beberapa Mall besar Jakarta. Dari sanalah Serkan menghasilkan pundi-pundi uangnya.
Serkan sudah memiliki seorang istri bernama Fellysia Nugroho, seorang wanita cantik yang memiliki karier di dunia modelling, alasan Serkan ingin menikah lagi adalah, karena dia ingin memiliki keturunan, sudah 2 tahun pernikahan Serkan dan Felly, namun mereka belum juga dikaruniai momongan.
Sesuai perjanjiannya dengan Felly, jika dalam kurun waktu 2 tahun Fellysia tak juga hamil, maka Serkan akan menikah lagi dengan wanita pilihan Serkan.
Dan secara kebetulan, ada seseorang yang datang menemui Serkan, meminta pertolongannya, untuk menyelamatkan perusahaan nya yang tengah diambang kebangkrutan, lelaki itu adalah Irawan Daguise. Awalnya Serkan tak tertarik, namun setelah dia tahu bahwa Irawan memiliki anak tunggal perempuan yang bernama Anyelir Arandita Daguise, seorang gadis cantik berusia 20 tahun, dan tengah melanjutkan pendidikan S1 nya disalah satu universitas ternama di Jakarta dia pun mencoba memanfaatkan keadaan, sayangnya Irawan menolak mentah-mentah penawaran dari Serkan.
Irawan menolak penawaran Serkan, karena dia merasa secara tidak langsung seperti menjual putri kandungnya sendiri. Tapi, belum 1 hari Irawan sudah berbuah pikiran, dan kembali mengabari Serkan lewat Leo, bahwa dia menerima persyaratan Serkan.
Serkan tersenyum tatkala menatap foto Anyelir, yang didapat oleh Leo.
"Gadis yang cantik, coba kita lihat, seberapa berani nyalinya untuk melawan Felly," ucap Serkan seraya tersenyum smirk.
"Leo," panggil Serkan, kepada Leo yang tengah berdiri disampingnya.
"Iya tuan," jawab Leo sopan.
"Hubungi rumah sakit, besok kita akan datang, kita akan mengecek keadaan Anyelir, apakah dia subur atau tidak," ucap Serkan.
"Baik tuan, " Leo pun segera mencari rumah sakit yang berada dibawah naungan Alvaro group.
"Sudah tuan," ucap Leo setelah dia menghubungi pihak rumah sakit, seperti yang diminta oleh Serkan.
"Bagus, aku sudah tidak sabar menunggu besok, siapkan juga perjanjian pernikahan yang aku minta," titah Serkan.
"Baik tuan."
Serkan tersenyum penuh arti seraya menatap kembali foto Anyelir, gadis dengan polesan makeup yang terlihat natural, menambah kesan manis bagi yang melihatnya.