Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Dendam Tersembunyi

Dendam Tersembunyi

Julieta Syakur

5.0
Komentar
37
Penayangan
3
Bab

Justine tidak pernah menyangka jika keputusannya mengajak keluarganya untuk pindah ke New york malah berdampak buruk untuk keselamatan Istri dan anak-anaknya. Pasalnya dirinya selalu mendapat ancaman teror yang ditunjukkan untuk dirinya dan keluarganya, setelah peresmian pembukaan restaurant barunya di kota Manhattan. Bahkan peneror tersebut tidak hanya bermaksud menghancurkan bisnis yang sedang di jalani Justine, tapi teror ini juga sebagian dari misi balas dendam dari sang pelaku yang ingin menghancurkan keluarga Justine.

Bab 1 MANHATTAN

Welcome Manhattan, I am ready to spend the time with you. Ujar Brianna dalam hati.

Dan sebentar lagi pesawat yang membawa mereka dari London akan Landing di Bandar Udara Internasional John F. Kennedy, New york.

Setelah menempuh perjalanan selama satu jam dari bandara, akhirnya sebentar lagi mereka tiba dirumah baru mereka. Justine meminta Brianna menutup matanya dengan kain ketika mereka masih berjarak tiga ratus meter dari rumah. Justine melakukan ini karena ingin memberikan kejutan untuk istrinya tersebut.

"Justine, apa masih jauh? Aku sudah tidak sabar ingin melihat kejutan yang akan kau berikan". Ujar Brianna antusias.

"Seratus meter lagi kita akan sampai". Sahut Justine.

Tak lama kemudian mereka telah tiba di depan gerbang besar yang kokoh, gerbang tersebut terbuka otomatis untuk kendaraan yang telah tersensor pada gerbang otomatis tersebut.

Justine kemudian memarkirkan mobilnya di dekat kolam air mancur, kemudian ia keluar dari dalam mobil terlebih dahulu. Lalu ia membantu Brianna untuk keluar dari dalam mobil dan membuka ikatan penutup di mata Brianna.

"Are you ready sweetie?". Ujar Justine.

"Ya am ready".

Justine mulai membuka ikatan penutup secara perlahan. Dan akhirnya kejutan itu sudah terlihat di depan mata Brianna.

"Justine". Ujar Brianna takjub sambil melihat kearah Justine. "Justine, apa ini rumah baru kita?".

Justine tersenyum. "Yes, sweetie. Ini hadiah untukmu dan juga anak-anak kita". Justine langsung memeluk Brianna.

Rumah yang berdiri di tanah seluas 3000 hektar ini telah resmi dibeli oleh Justine dari hasil lelang yang diikutinya di kota London. Menurut panitia lelang, rumah ini adalah hasil sitaan bank.

"Aku tidak menyangka, akhirnya kita memiliki rumah dengan halaman sekaligus peternakan kuda. Tinggal di sini lebih baik dari pada kita tinggal di apartemen, anak-anak bisa dengan leluasa bermain dihalaman". Ujar Brianna.

"Ya, tentu saja sweetie. Aku telah memikirkan ini semua sejak lama". Gumam Justine.

Tak lama kemudian datang seorang wanita paruh baya dari dalam rumah tersebut dan menghampiri Justine dan Brianna.

"Selamat datang tuan dan nyonya, akhirnya kalian datang juga". Ujar pelayan tersebut.

"Terimakasih Heidi, perkenalkan ini istriku Brianna". Ucap Justine.

"Senang bertemu denganmu Heidi". Ujar Brianna ramah.

"Aku juga senang bertemu denganmu nyonya, kalau kau butuh sesuatu panggil saja aku". Ujar Heidi.

Brianna tersenyum dan menganggukkan kepalanya.

"Aku masih punya satu kejutan lagi untukmu". Ucap Justine.

"Oh ya? Apa itu honey". Tanya Brianna penasaran.

Justine tersenyum pada Heidi dan mengedipkan matanya, Heidi langsung memandu mereka untuk masuk kedalam rumah lalu ia membukakan pintu untuk majikannya.

Welcome home. Ujar orang-orang dari dalam rumah.

Brianna terkejut mendapati surprise dari keluarga barunya. Justine langsung memperkenalkan Brianna pada keluarganya.

"Sweetie, kenalkan ini Daren kaka tertuaku dan ini istrinya Ariana". Ujar Justine. "Yang ini Vheronica, Adam, Jessica dan Aaron. Mereka semua adalah sepupuku, dan yang perlu kau tau, Adam dan Aaron sama-sama menyukai wanita yang sama". Gumam Justine.

Adam dan Aaron langsung membela diri. "Astaga Justine". Gumam Aaron. "Ini benar-benar tidak adil jika kau membicarakan hal ini diawal perkenalan". Ujar Adam.

Mereka yang mendengar ucapan Adam langsung tertawa.

"Dan satu lagi, wanita yang sangat cantik ini adalah ibuku". Ujar Justine.

Brianna merasa bingung, karena yang dirinya tau ibu kandung Justine sudah meninggal. Melihat kebingungan yang terlihat pada wajah Brianna, Justine langsung menjelaskan kepadanya.

"Kau pasti bingung ya? Ini adalah ibu kandung dari Adam dan Aaron, dan kebetulan Marine dan ibuku adalah saudara kembar. Jadi aku juga menganggap ibu mereka adalah ibu kami juga, karena mereka berdua benar-benar mirip". Ucap Justine.

Brianna kemudian memeluk Marine yang kini juga sudah menjadi ibu mertuanya.

"Senang bertemu denganmu mom". Ujar Brianna.

"Aku juga nak, kau sangat cantik. Hey Gemma cucuku". Sahut Marine

Brianna merasa senang karena ternyata Marine mau menganggap Gemma seperti cucunya sendiri.

"Gemma, you're so cute. Bee let me to playing with her". Ujar Vheronica.

"Oh ya, of course". Ucap Brianna sambil mengoper Gemma dari gendongannya ke Vheronica.

Brianna benar-benar tidak menyangka jika ternyata keluarga barunya bisa menerima kehadirannya dan juga putrinya sebagai anggota baru dikeluarga mereka. Justine kemudian mengajak Brianna untuk melihat-lihat sekitaran rumah.

"Justine, segera kembali setelah tiga puluh menit ya. Kita akan memulai sarapan". Teriak Ariana dari kejauhan.

Justine mengacungkan jempolnya kearah Ariana.

Justine kemudian mengajak Brianna melihat halaman belakang, dibukanya pintu tersebut dan disana terlihat halaman yang terhampar luas dan ditumbuhi dengan aneka macam pohon buah-buahan. Brianna di buat kagum melihat keindahan halaman tersebut, Brianna kemudian melepaskan sepatunya dan mulai berjalan di hamparan rumput yang tumbuh dengan indah.

"Justine, cepat kemari. Lepas sepatumu". Teriak Brianna.

Justine tersenyum dan langsung mengikuti apa yang diperintahkan oleh istrinya.

"Kau bisa rasakan rumput ini begitu lembut untuk dipijak". Gumam Brianna.

"Tentu saja, karena tukang kebun kita sangat rajin merawatnya?". Ujar Justine.

Brianna mengernyitkan dahinya. "Tukang kebun? Memang ada? Tapi aku tidak melihatnya sejak tadi".

Justine kemudian meraih tangan Brianna dan mengajaknya mengunjungi kandang kuda yang tak jauh dari halaman belakang. Dan disana sudah terlihat David yang sedang memandikan kuda.

David. Teriak Justine.

David melambaikan tangannya kearah Justine, Justine dan Brianna langsung bergegas menghampiri David.

"Hey Dave, how are you?". Ujar Justine.

David langsung membasuh tangannya lalu mengeringkannya dengan kain. "Ya, Justine, I am okey. Oh, so this is your wife?". Tanya David takjub.

"Hey, David. I am Brianna, nice to meet you". Ujar Brianna ramah.

"Oh nice name, me too Brianna". Sahut David sambil tersenyum.

"David ini adalah suami dari Heidi, mereka berdua yang akan membantu kita untuk merawat rumah dan halaman ini. Oh ya, David akan dibantu oleh anak semata wayangnya untuk merawat peternakan kuda". Ujar Justine.

Brianna menganggukkan kepalanya, dan tak lama kemudian Chris anak semata wayang David dan Heidi datang.

"Hey, Bro. Akhirnya kau sampai juga". Ujar Chris sambil menjabat tangan Justine.

"Sweetie kenalkan, ini Chris".

Chris tersenyum dan mengedipkan satu matanya pada Brianna, dan Brianna merasa tidak nyaman dengan hal itu. "Hey, Brianna. Nice to see you". Ujar Chris sambil mengulurkan tangannya.

"Hey, thanks". Ucap Brianna singkat.

"Okey, kalau begitu lanjutkan kembali pekerjaanmu Dave, aku harus kembali ke rumah untuk sarapan. Chris jangan lupa bantu ayahmu". Ujar Justine sambil menepuk pundak Chris.

Chris mengacungkan jempolnya. Sementara Dave tersenyum dan kembali melanjutkan pekerjaannya.

Brianna merasa dirinya masih dalam perhatian Chris, karena mata Chris tidak berhenti untuk menatapnya dengan aneh. Justine kemudian merangkul Brianna dan mengajaknya kembali kerumah.

"Apa kau melihat hal aneh pada Chris, honey?". Ujar Brianna.

"Maksudmu aneh bagaimana?". Tanya Justine bingung.

"Cara dia menatapku, membuat aku berpikir jika dia orang yang berbahaya".

Mendengar ucapan istrinya membuat Justine tertawa geli. Brianna langsung melepaskan dirinya dari rangkulan Justine.

"Kenapa kamu malah tertawa? Memangnya ada yang aneh dengan yang aku katakan?". Brianna memiringkan bibirnya.

"Bukan begitu maksudku sweetie, mungkin itu hanya perasaanmu saja. Atau mungkin kau mengalami Jetlag, sebaiknya kita segera kembali kerumah untuk sarapan dan setelah itu kau perlu beristirahat". Ujar Justine sambil menarik Brianna ke dalam dekapannya kembali.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Julieta Syakur

Selebihnya

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku