Dendam Birahi Penakluk Hati

Dendam Birahi Penakluk Hati

Rosenorchid

4.6
Komentar
365K
Penayangan
178
Bab

Bacaan dewasa Pertemuan karena ingin membalas dendam kepada penyebab kematian sang adik, menimbulkan bibit-bibit cinta yang tak pernah disadarinya. Dirham Assegaff(29 tahun) terjebak dalam permainan dendamnya pada Dinar Azalea(20 tahun). Siapa sangka dendam yang dipupuknya selama ini, telah memakan diri. Ia mengambil jalan yang salah saat dikuasai amarah. Demi membalas sakit hati keluarganya, ia nekad menodai seorang gadis suci. Benih bercambah, Dinar terpaksa harus menghilangkan diri untuk menutupi malu karena hamil tanpa suami. Ia harus mati-matian mencari sesuap nasi dan mempertahankan anak yang mulai dicintai. Hatinya diliputi rasa benci. Pertemuan tanpa sengaja, kembali membawa mereka pada pusaran peristiwa. Rasa ingin memiliki keduanya membawa Dirham pada sebuah tawaran. Menikah. Tapi kehadiran cinta pertama Dirham sekali lagi membuat hati rawan Dinar terluka. Mampukah Dirham memiliki darah dagingnya sendiri? Akankah dendam itu berganti cinta jika hati masih dimiliki oleh cinta pertama?

Bab 1 Pertemuan Pertama

"Saya mau dilayani dia," Seorang pria berwajah tampan dengan mata ditutup dengan kaca mata hitam sedang berbicara dengan seorang pelayan restoran. Dagunya dimajukan menunjuk satu arah.

Pria itu masih duduk di tempatnya, tangan dilipat di dada sambil matanya tak lepas dari memandang seorang pelayan yang sedang mengambil order di meja ujung.

"Sebentar ya, pak."

"Hmmmm." Hanya itu yang keluar dari mulutnya. Delia melangkah menyusul Dinar yang juga baru selesai mengambil order dari pelanggan di meja 15.

Delia menghampiri Dinar yang baru saja meninggalkan meja paling ujung. Mereka berjalan menuju ke meja catering dan meletakkan kertas orderan dari meja para pelanggan itu disebuah papan kecil dan ditancapkan dengan paku yang sudah di khususkan untuk kertas orderan.

"Di, meja nomor 3 minta kamu yang ambil orderan." Delia berbisik pada Dinar.

"Tadi kan kamu sudah di meja itu, Del."

"Tapi dia nggak mau order dulu, nunggu kamu katanya."

Kening Dinar berkerut, heran dengan permintaan pelanggan itu, tidak biasanya seperti ini.

"Udah pergi sana, ingat pembeli itu raja."

"Heran aja sih, nggak biasanya ada pelanggan memilih."

"Naksir kamu mungkin."

"Lagi lah nggak mungkin. Aku ke sana dulu."

Delia mengangguk membiarkan Dinar pergi menuju meja nomor 3.

Kaki diatur menuju ke meja nomor 3, dadanya agak berdebar melihat sosok pria muda memakai kaca mata hitam sedang duduk tegak fokus pada HP di tangan.

"Selamat siang pak, sudah buat pesanan? silahkan bapak bisa melihat daftar menu di sini."

Dinar menyodorkan buku menu kepada pria itu dengan sopan.

Dirham yang dari tadi mencuri pandang pada Dinar lewat kacamata hitamnya tersenyum sinis. Ini rupanya dia.

Sudah tersusun banyak rencana di kepalanya saat pertama kali melihat sosok gadis yang selama ini dicari dan diselidiki.

Hatinya ingin marah ketika mengingat kejadian 6 bulan yang lalu, tidak bisa dibiarkan. Semua harus terbalaskan.

"Pak, silahkan." tersentak dengan suara gadis didepannya membuat tangan kanan Dirham menyenggol gelas kaca berisi air putih di depannya. Gelas itu jatuh ke lantai.

PRANG!!!!

Dinar tersentak.

Dia gugup dan gemetar.

"Maaf pak, saya nggak sengaja mengagetkan bapak, biar saya bersihkan."

Dirham hanya kaku menatap kepergian Dinar, tangannya mengambil beberapa lembar tisu di atas meja, dia menunduk sedikit membersihkan percikan air yang mengenai kain celana bagian bawahnya. Dinar sudah berdiri di sebelah pecahan kaca di lantai sambil membawa sapu dan serokan sampah. Dirham hanya diam memperhatikan tangan gadis itu cekatan mengambil semua pecahan kaca di lantai satu persatu.

"Auch," Jari tangan Dinar berdarah terkena pecahan kaca yang mau di ambil.

"Are you okay?"

Dirham bersuara melihat Dinar meringis kesakitan.

"Iya pak saya, saya nggak apa-apa."

Reflek tangan Pria itu meraih selembar tisu dan dia duduk jongkok di samping Dinar, tangan gadis itu dipegang lalu jari yang berdarah diusap pakai tisu.

"Hati-hati."

"Sudah pak, biar saya buat sendiri, terima kasih."

Dinar gugup menerima perlakuan dari pelanggan baru tempatnya bekerja itu.

Dia segera berdiri, tidak mau menarik perhatian pelanggan lainnya.

Dinar membawa sapu dan serokan berisi pecahan kaca itu kebelakang. Beberapa menit kemudian dia kembali di meja Dirham berada.

"Saya pesan salmon scrambled dua porsi ya, minumnya ice lemon tea dua dan machiato 1."

"Baik pak, dalam 5-10 menit siap."

"Oke."

Delapan menit berlalu, Dinar datang membawa nampan berisi pesanan Dirham.

"Duduk dan temani saya makan." Dinar kaget, pasti dia salah dengar.

"Silahkan menikmati, pak."

"Kan saya bilang duduk temani saya makan."

Eh! siapa dia, seenaknya saja suruh-suruh orang.

"Maaf pak ini jam istirahat saya."

"Ini jam makan siang mu, kan?"

"Saya masih banyak kerja di belakang sebelum break, pak."

Dirham memanggil Edo yang kebetulan lewat di sebelahnya. Edo berhenti di samping Dinar, sorot matanya seolah bertanya, 'ada masalah apa?'. Dinar sudah berdebar dari tadi ini di tambah lagi Edo yang datang. Aduuuh! masalah bener.

"Maaf, bisa saya ketemu dengan supervisor di sini?"

"Saya sendiri pak, ada masalah apa ya?"

"Wah, kebetulan. Jam makan siang staf anda ini jam berapa?"

Edo mengerutkan dahi, aneh dengan pertanyaan dari pria berkarisma di depannya.

"Ini memang jam Dinar break, pak."

"Tuh kan? berarti tidak masalah kan kalau dia saya traktir lunch sekarang. Dia teman saya."

"Itu bisa bapak bicarakan dengan orangnya, Dinar Azalea, kamu bisa break sekarang, permisi pak."

Dinar mengangguk dan Edo pamit pada Dirham dia menuju ke dapur tempat para staf melakukan kesibukan masing-masing.

Teman?

Sejak kapan?

Dinar masih diam, matanya meliar mencari alasan yang bisa dipakai untuk menghindar. Kenal juga tidak, kenapa pria ini bersungguh-sungguh mengajaknya makan bareng. Perasaannya jadi tidak enak.

"Jangan banyak berfikir dong, aku cuma mau menebus rasa bersalah ku tadi, gara-gara aku jarimu terluka."

"Tapi pak kita tidak saling kenal," Dinar masih berdiri memeluk nampan di dadanya.

"Jadi, mari kita kenalan. Aku Dirham."

Dirham mengulurkan tangannya untuk dijabat oleh gadis di depannya. Dinar enggan menyambut uluran tangan itu. Tapi dia melihat beberapa mata sudah memperhatikan mereka berdua.

Dengan berat hati Dinar menyambut uluran tangan Dirham, sedikit gemetar, meski mata pria itu di tutup dengan kaca mata hitam tapi dia bisa merasakan mata itu tajam menatapnya.

"Saya Dinar, Dinar Azalea."

Tangan di tarik segera setelah memperkenalkan diri. Dirham tersenyum manis.

"Duduklah, aku traktir kamu lunch. Kita berteman sekarang."

Dinar hanya diam, tidak menggeleng ataupun mengangguk tapi ia duduk juga akhirnya.

"Tangannya masih sakit?"

"Sudah tidak lagi, pak."

"Aku kelihatan tua ya?"

"Emmmmm, tidak pak."

"Jangan panggil saya bapak please, saya jadi kek ngobrol dengan anak sendiri." Senyum terbit di bibir Dirham, terasa lucu dengan kalimatnya sendiri.

"Mari makan."

Dirham meletakkan satu piring salmon scrambled dan gelas berisi air minum di depan Dinar. Dalam hati Dinar membaca bismillah sebelum memulai makan.

"Sudah lama kerja disini?"

"Lumayan, sudah mau setahun."

"Asli dari mana, atau orang Jakarta sini?"

" dari Jogja."

"Orang Jogja rupanya."

"Iya, Anda?"

Dinar memberanikan diri. Dirham tersenyum kecil, dalam hatinya bersorak riang.

Yes! umpan mengena.

Dasar perempuan murahan.

"Aku asli sini, tapi ayah ada campuran darah Arab, dan ibu campuran darah Itali."

Pantesan saja seperti bukan asli orang sini. Tentu saja ucapan itu cuma dalam hati Dinar.

Selesai makan, Dinar membersihkan meja dan hanya disisakan cawan machiato saja.

Dia mengucapkan terima kasih kepada Dirham.

Pria itu tersenyum penuh misteri.

Dinar berkerja lagi seperti biasa. Pertemuan dengan Dirham tadi memang sempat mengganggu pikirannya, tapi dia segera buang jauh semua pikiran tentang pria itu. Mungkin benar semua tadi hanya untuk menebus rasa bersalahnya saja.

Sementara Dirham melangkah dengan penuh kemenangan, keluar dari restoran itu.

"Ya, dan tetap awasi pria itu."

HP dimatikan setelah memberi perintah kepada lawan bicara di talian.

Pintu mobil dibuka.

Dia duduk di tempatnya.

Stereng diputar.

Senyum sarkastik mengembang di bibir.

"Sebentar aja lagi." Gumamnya pelan sambil melihat cermin pandang belakang.

Lanjutkan Membaca

Buku lain oleh Rosenorchid

Selebihnya

Buku serupa

Terjebak Gairah Terlarang

Terjebak Gairah Terlarang

kodav
5.0

WARNING 21+‼️ (Mengandung adegan dewasa) Di balik seragam sekolah menengah dan hobinya bermain basket, Julian menyimpan gejolak hasrat yang tak terduga. Ketertarikannya pada Tante Namira, pemilik rental PlayStation yang menjadi tempat pelariannya, bukan lagi sekadar kekaguman. Aura menggoda Tante Namira, dengan lekuk tubuh yang menantang dan tatapan yang menyimpan misteri, selalu berhasil membuat jantung Julian berdebar kencang. Sebuah siang yang sepi di rental PS menjadi titik balik. Permintaan sederhana dari Tante Namira untuk memijat punggung yang pegal membuka gerbang menuju dunia yang selama ini hanya berani dibayangkannya. Sentuhan pertama yang canggung, desahan pelan yang menggelitik, dan aroma tubuh Tante Namira yang memabukkan, semuanya berpadu menjadi ledakan hasrat yang tak tertahankan. Malam itu, batas usia dan norma sosial runtuh dalam sebuah pertemuan intim yang membakar. Namun, petualangan Julian tidak berhenti di sana. Pengalaman pertamanya dengan Tante Namira bagaikan api yang menyulut dahaga akan sensasi terlarang. Seolah alam semesta berkonspirasi, Julian menemukan dirinya terjerat dalam jaring-jaring kenikmatan terlarang dengan sosok-sosok wanita yang jauh lebih dewasa dan memiliki daya pikatnya masing-masing. Mulai dari sentuhan penuh dominasi di ruang kelas, bisikan menggoda di tengah malam, hingga kehangatan ranjang seorang perawat yang merawatnya, Julian menjelajahi setiap tikungan hasrat dengan keberanian yang mencengangkan. Setiap pertemuan adalah babak baru, menguji batas moral dan membuka tabir rahasia tersembunyi di balik sosok-sosok yang selama ini dianggapnya biasa. Ia terombang-ambing antara rasa bersalah dan kenikmatan yang memabukkan, terperangkap dalam pusaran gairah terlarang yang semakin menghanyutkannya. Lalu, bagaimana Julian akan menghadapi konsekuensi dari pilihan-pilihan beraninya? Akankah ia terus menari di tepi jurang, mempermainkan api hasrat yang bisa membakarnya kapan saja? Dan rahasia apa saja yang akan terungkap seiring berjalannya petualangan cintanya yang penuh dosa ini?

Cinta yang Tersulut Kembali

Cinta yang Tersulut Kembali

Calli Laplume
4.9

Dua tahun setelah pernikahannya, Selina kehilangan kesadaran dalam genangan darahnya sendiri selama persalinan yang sulit. Dia lupa bahwa mantan suaminya sebenarnya akan menikahi orang lain hari itu. "Ayo kita bercerai, tapi bayinya tetap bersamaku." Kata-katanya sebelum perceraian mereka diselesaikan masih melekat di kepalanya. Pria itu tidak ada untuknya, tetapi menginginkan hak asuh penuh atas anak mereka. Selina lebih baik mati daripada melihat anaknya memanggil orang lain ibu. Akibatnya, dia menyerah di meja operasi dengan dua bayi tersisa di perutnya. Namun, itu bukan akhir baginya .... Bertahun-tahun kemudian, takdir menyebabkan mereka bertemu lagi. Raditia adalah pria yang berubah kali ini. Dia ingin mendapatkannya untuk dirinya sendiri meskipun Selina sudah menjadi ibu dari dua anak. Ketika Raditia tahu tentang pernikahan Selina, dia menyerbu ke tempat tersebut dan membuat keributan. "Raditia, aku sudah mati sekali sebelumnya, jadi aku tidak keberatan mati lagi. Tapi kali ini, aku ingin kita mati bersama," teriaknya, memelototinya dengan tatapan terluka di matanya. Selina mengira pria itu tidak mencintainya dan senang bahwa dia akhirnya keluar dari hidupnya. Akan tetapi, yang tidak dia ketahui adalah bahwa berita kematiannya yang tak terduga telah menghancurkan hati Raditia. Untuk waktu yang lama, pria itu menangis sendirian karena rasa sakit dan penderitaan dan selalu berharap bisa membalikkan waktu atau melihat wajah cantiknya sekali lagi. Drama yang datang kemudian menjadi terlalu berat bagi Selina. Hidupnya dipenuhi dengan liku-liku. Segera, dia terpecah antara kembali dengan mantan suaminya atau melanjutkan hidupnya. Apa yang akan dia pilih?

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku