Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
"Saya meminta maaf dan saya sangat menyesal, Tuan Januardi. Saya seharusnya tidak berasumsi dan memandang Anda dengan rendah," kata resepsionis wanita itu sambil menggigit bibirnya dengan malu.
"Saya tidak mengenali Anda, dan saya benar-benar menyesalinya dengan sepenuh hati saya."
Dia mengangkat tangannya untuk menampar pipinya, menyebabkan suara nyaring yang bergema di seluruh tempat itu ketika dia menampar dirinya sendiri berulang kali.
Mata Trevor membelalak lebar melihatnya.
Dia tidak bisa mengerti apa yang sedang terjadi.
Jejak darah mulai menetes dari sudut bibir sang resepsionis, dan wajahnya sudah bengkak, tetapi dia tetap tidak berhenti.
Trevor tidak bermaksud untuk membuatnya melukai dirinya sendiri, jadi dia mengumumkan, "Berhenti sekarang. Jangan lakukan hal itu lagi, oke?"
Resepsionis itu segera menyadari apa yang baru saja Trevor katakan, dan matanya mulai berbinar.
Dia menjawab, "Tuan Januardi, terima kasih banyak. Saya berjanji saya tidak akan melakukannya lagi!"
Dia benar-benar merasa sangat bersyukur karena Trevor memaafkannya, bahkan setelah semua yang telah dia lakukan.
Evie mengangguk kecil, menunjukkan kepuasannya.
Dia merasa puas dengan bagaimana Trevor menangani masalah itu. Jika Trevor tidak menghukum resepsionis itu atas tindakannya, dia akan segera turun tangan dan menghukum resepsionis itu untuknya.
Trevor harus belajar untuk membangun dan mengukuhkan otoritasnya di hadapan bawahannya, terutama karena dia adalah bosnya.
Saat jam makan siang tiba, Trevor dan Evie berjalan keluar.
Mereka memutuskan untuk menaiki kapal karena mereka berencana untuk pergi ke pulau danau Manor Willard.
Mata Trevor berbinar dengan takjub ketika melihat dua lumba-lumba yang melompat keluar dari air dan mengikuti kapal mereka.
Saat itu, Evie mulai bercerita tentang bangunan yang berada di manor tersebut.
Dia menjelaskan bahwa ada seekor hiu di akuarium, seekor macan tutul di kebun binatang, dan bahkan sebuah museum arktik di mana beruang kutub dipelihara di sana.
Mata Trevor melebar dengan kagum setelah mendengar semua itu.
Setengah jam kemudian, mereka akhirnya tiba di pulau dan pergi ke sebuah restoran Prancis.
Para koki di sana juga adalah koki yang sudah mendapatkan tiga bintang Michelin, jadi keterampilan memasak mereka sudah setara dengan para koki yang paling terkenal di dunia.
Bahan-bahan yang mereka gunakan untuk masakan mereka sangat segar, terutama daging sapi. Mereka menggunakan bagian daging yang paling empuk dari daging sapi Charolais, yang berasal dari Prancis.
"Trevor, ini adalah restoran terbaik di Manor Willard, dan orang yang tidak punya banyak uang biasanya tidak akan mampu membeli kartu keanggotaan diamond di sini," jelas Evie sambil tersenyum. "Restoran ini saja bisa menghasilkan setidaknya 20 miliar rupiah per bulan."
Setelah itu, dia melanjutkan untuk memberitahunya mengenai kartu keanggotaan Manor Willard.
Kartu keanggotaan dibagi menjadi empat tingkat, yaitu: silver, gold, diamond, dan supreme.
Orang-orang yang bisa menghabiskan lebih dari 10 miliar rupiah dalam setahun memenuhi syarat untuk mengajukan permohonan kartu silver, yang dianggap sebagai tingkat yang paling dasar.
Pada dasarnya, orang yang datang ke vila itu harus menghabiskan miliaran rupiah hanya untuk memenuhi syarat.
Mengenai kartu gold dan diamond, orang-orang yang menghabiskan lebih dari dua triliun rupiah yang akan bisa mendapatkannya.
Napas Trevor tercekat ketika dia mendengarkan Evie mengoceh terus-menerus tanpa henti tentang kartu keanggotaan vila itu.
Dia tidak merasa bahwa gaya hidup seperti itu akan cocok dengannya.
Dia tidak bisa memahami bagaimana seseorang bisa menghabiskan sepuluh miliar hanya untuk makan saja setiap tahunnya. Apakah ini benar-benar bagaimana para orang kaya hidup?
Saat itu, dia juga tidak percaya bahwa properti mewah seperti itu akan menjadi miliknya.
Dia bahkan merasa hatinya berdebar-debar ketika memikirkan pendapatan bulanan restoran itu, terutama karena restoran itu bisa menghasilkan puluhan miliar setiap bulan.
Evie tersenyum kepada adiknya ketika dia menatapnya. Dia sama sekali tidak memandang rendah pada Trevor.
Sebenarnya, dia berpikiran sebaliknya, dia sangat menyukai perilaku dan kepribadian Trevor secara keseluruhan.
Sepuluh menit kemudian, para pelayan mulai menyajikan hidangan Prancis satu demi satu.
Setiap hidangan tampak sangat indah dan menawan.
Salah satu hidangan yang menarik perhatian Trevor adalah steik Charolais yang sangat terkenal di dunia.
Sang koki telah mengukir potongan-potongan wortel menjadi bentuk mawar kecil, dan wortel itu disajikan sebagai hiasan di atas sepotong kecil steik yang disajikan di tengah piring.
Trevor tampak bingung sejenak ketika dia melirik kembali ke arah Evie dan bertanya, "Kak Evie, apa ini tidak terlalu berlebihan? Piringnya sangat besar, tetapi yang mereka berikan hanyalah sepotong kecil daging saja. Bagaimana bisa Kakak mengharapkan aku bisa merasa kenyang hanya dengan memakan potongan ini?"
Evie menggelengkan kepalanya. "Itu tidak masalah. Karena masih banyak lagi hidangan yang akan datang nanti."
Kemudian, dia menunjukkan pada Trevor bagaimana cara memakan steok yang benar menggunakan pisau dan garpu.
Setelah Trevor menyelesaikan hidangannya, salah satu pelayan menyajikannya satu hidangan lagi. Piringnya besar, tapi porsi makanannya juga sama kecilnya seperti sebelumnya.
Trevor makan lebih dari sepuluh piring sebelum dia akhirnya berdeham, menatap mata Evie, dan bertanya, "Kak Evie, apa restoran ini menyediakan nasi? Aku baru bisa merasa kenyang jika aku memakan nasi."