Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
"Putraku, Ayah memiliki urusan yang sangat penting untuk ditangani sekarang. Ayah harus pergi.
Omong-omong, Ayah telah mengirimkanmu lencana keluarga kita. Para pihak yang mengelola properti keluarga kita akan segera mengenali arti di balik lencana itu. Mulai sekarang, kamu tidak lagi miskin, dan kamu harus belajar bagaimana hidup sebagai orang kaya."
Ayah Trevor menutup telepon begitu dia selesai berbicara.
Dari seseorang yang sangat miskin, Trevor menjadi pewaris kaya dalam sekejap mata.
200 miliar rupiah!
Trevor memiliki perasaan campur aduk di dalam benaknya.
"Huh, Sylvia, jika kamu tidak putus denganku, kamu bisa mendapatkan apa pun yang kamu inginkan sekarang.
Bernard dan Dennis, kalian berdua mengandalkan kekayaan keluarga kalian telah menindasku banyak kali. Aku tidak akan melepaskan kalian!
Aku tidak harus memungut sampah lagi," gumamnya dengan semangat pada diri sendiri.
Sore harinya, paket yang dikirim oleh ayahnya akhirnya sampai pada Trevor.
Dengan bersemangat, Trevor membuka paket itu dan melihat sebuah lencana berbentuk kuncup merah keemasan di dalamnya.
Dia mengingat kata-kata ayahnya dan menyadari bahwa lencana ini adalah simbol keluarganya.
Dia harus membawanya bersamanya setiap saat dan dia tidak boleh menghilangkannya.
Tiba-tiba, layar ponselnya menyala.
Itu pesan dari Bessie Tantowi. Dia mengirim sebuah pesan ke grup obrolan tim bola basket.
"Besok adalah hari ulang tahunku yang ke-28. Aku telah memesan ruangan di Hotel Marston untuk besok siang. Kuharap kalian semua bisa datang."
Selain pesan ini, dia juga mengirim sebuah pesan suara pada Trevor yang mendesaknya untuk datang.
Bessie adalah pelatih tim basket yang sangat cantik. Dia satu-satunya orang yang bersikap baik pada Trevor di tim basket itu. Sedangkan, semua orang selalu menindasnya atau mengolok-oloknya.
Bessie adalah orang yang memperkenalkannya pada salah satu pekerjaan paruh waktu yang dia kerjakan.
Dia juga satu-satunya orang yang bersedia meminjamkan uang pada Trevor untuk membayar biaya kuliahnya. Tidak ada orang lain yang memberinya bantuan selain Bessie.
"Itu adalah hari ulang tahun Instruktur Tantowi. Aku harus membelikannya sebuah kado ulang tahun," kata Trevor pada dirinya sendiri dengan penuh tekad.
Oleh karena itu, dia tiba di pusat perbelanjaan yang paling mewah di Kota Juma.
"Aku tidak pernah memilih sebuah hadiah untuk seorang wanita. Hadiah seperti apa yang harus kupilih? Bola kristal di sebelah kiri itu sepertinya sangat indah. Namun, sedikit mahal juga harganya."
Dia bingung harus membeli hadiah yang mana.
"Tunggu dulu. Ada 200 miliar di rekening bank milikku. Mengapa aku mencari hadiah dengan anggaran 200 ribu? Aku harus mengubah kebiasaan membeli barang murah ini.
Selain keluargaku, Instruktur Tantowi adalah satu-satunya orang yang telah memperlakukanku dengan sangat baik. Hadiahku untuk dia seharusnya juga yang terbaik."
Jadi, Trevor meninggalkan toko suvenir itu dan pergi ke bagian toko-toko barang mewah.
Ini pertama kalinya Trevor memerhatikan toko-toko mewah ini.
Dia sangat terpesona oleh berbagai barang-barang mewah yang indah.
Trevor disambut oleh sederet pelayan cantik dengan stoking hitam dan rok yang seksi.
Baru pada saat itulah dia menyadari bahwa mereka semua sangat cantik.
Trevor merasa seolah-olah dia baru saja memasuki sebuah dunia baru yang menakjubkan.