Login to Bakisah
icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder

Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder

Rickie Appiah

5.0
Komentar
4M
Penayangan
763
Bab

Keluargaku berada di garis kemiskinan dan tidak memiliki cara untuk mendukungku di perguruan tinggi. Aku harus bekerja paruh waktu setiap hari hanya untuk memenuhi kebutuhan dan mampu masuk ke universitas. Saat itulah aku bertemu dengannya - gadis cantik dikelasku yang diimpikan setiap laki-laki. Aku sadar bahwa dia sangat jauh dari jangkauanku. Namun, aku mengumpulkan seluruh keberanian dan mengatakan kepadanya bahwa aku telah jatuh cinta padanya. Yang mengejutkanku, dia setuju untuk menjadi pacarku. Dengan senyuman termanis yang pernah kulihat, dia memberitahuku bahwa dia menginginkan sebuah iPhone terbaru sebagai hadiah pertamaku untuknya. Aku bekerja seperti seekor anjing dan bahkan mencuci baju teman sekelasku untuk mendapatkan uang. Kerja kerasku membuahkan hasil setelah sebulan. Aku akhirnya dapat membeli apa yang diinginkannya. Tetapi saat aku membungkus hadiah itu, aku melihatnya bercumbu dengan kapten tim bola basket. Dia kemudian mengolok-olok dan menghina kemiskinanku. Yang lebih parahnya lagi, laki-laki selingkuhannya meninju wajahku. Aku diselimuti oleh keputusasaan, tetapi tidak ada yang bisa kulakukan kecuali diam saja saat mereka menginjak-injak perasaaanku. Tetapi kemudian, ayahku tiba-tiba meneleponku dan hidupku berubah sepenuhnya. Ternyata aku adalah putra seorang miliarder.

Bab 1 Erangan di Balik Pintu

Di gym sebuah universitas

Trevor Januardi, yang mengenakan seragam basket berwarna biru sedang berjalan melewati pintu gym.

Begitu dia memasuki gym, dia memungut botol air yang kosong dan kaleng-kaleng soda yang ditinggalkan oleh orang-orang yang menonton pertandingan sebelumnya.

"Alangkah menyenangkannya jika pihak kampus bisa mengadakan pertandingan basket setiap hari. Aku dapat dengan mudah menghasilkan 100 hingga 200 ribu rupiah dengan mengumpulkan botol-botol dan kaleng-kaleng ini. Jika aku bisa menghasilkan uang sebanyak itu setiap hari, aku dapat membelikan sebuah iPhone baru sebagai kado ulang tahun Sylvia."

Trevor mengangkat kepalanya dan melihat ke sekeliling, dia melihat gym yang berantakan dengan penuh semangat.

Ketika dia sedang mengumpulkan botol dan kaleng, sekelompok mahasiswa laki-laki bertubuh tinggi berjalan keluar dari ruang ganti.

Yang berjalan di tengah kelompok, yang memiliki rambut merah dengan sebatang rokok yang menyala di mulutnya bernama Bernard Guntoro.

Dia mengambil kaus kaki dan melemparnya ke arah Trevor.

Sebelum Trevor bisa mengelak, kaus kaki itu mendarat tepat di wajahnya, dan bau busuk yang tajam langsung menyerbu lubang hidungnya.

"Aku sudah meminta semua orang di tim untuk menyimpan pakaian kotor mereka selama satu minggu penuh agar kamu bisa mendapatkan lebih banyak uang. Kedengarannya bagus, bukan?"

Bernard melambaikan tangannya, dan anggota tim lainnya melemparkan pakaian kotor mereka ke arah Trevor.

"Sampah sepertinya lebih baik keluar dari kampus kita sesegera mungkin!"

"Orang ini telah mempermalukan kampus kita!"

"Kurasa dia tidak sedang memungut sampah, tapi dia sengaja ingin merusak kesenangan kita!"

"Dasar pecundang!"

"Aku ...."

Trevor mengibaskan kaus kaki kotor itu dari wajahnya dan wajahnya memerah.

Dia tidak boleh menyinggung Bernard.

Bagaimanapun juga, dia hanyalah seorang mahasiswa yang berasal dari keluarga miskin.

Dia hanya bisa bekerja paruh waktu di akhir pekan, dan pekerjaannya hanya sebagai kurir atau mengerjakan tugas kuliah untuk teman-temannya demi menghasilkan uang.

Itu satu-satunya cara agar dia mampu melanjutkan pendidikannya ke jenjang universitas.

Jika Trevor punya pilihan lain, dia tidak akan pernah berurusan dengan seseorang yang menyebalkan dan egois seperti Bernard.

Namun, karena dia harus menghasilkan uang untuk melanjutkan kuliah, satu-satunya hal yang bisa dia lakukan sekarang hanyalah menelan harga dirinya dan menahan amarahnya.

Dia menarik napas dalam-dalam, mengambil kaus kaki yang dilemparkan Bernard, dan melemparkannya ke dalam embernya.

"100 ribu untuk semuanya," katanya.

Bernard mengeluarkan dompetnya, mengeluarkan beberapa lembar uang, dan melemparkannya ke kaki Trevor.

Dengan senyum puas, dia berkata, "Itu 110 ribu untukmu, dan aku ingin kamu melakukan pekerjaan lain. Aku ingin kamu mengambil sebuah paket di gerbang kampus dan membawanya ke ruang ganti. Paket itu untuk Dennis Rustandi, kapten tim bola basket."

Setelah mengatakan itu, Bernard berbalik dan pergi bersama anggota kelompok lainnya dengan penuh semangat.

Trevor memungut uang itu dari lantai dan menggenggam lembaran-lembaran itu di tangannya dengan tangan terkepal.

"Aku sangat tidak suka berurusan dengan Bernard dan teman-temannya, tapi selama aku bisa menghasilkan uang dari mereka, aku tidak masalah."

Setelah Bernard dan kelompoknya pergi, Trevor lanjut memungut botol kosong dan kaleng soda di sekitar gym.

Setelah mengisi penuh kantong sampahnya, dia pergi ke pusat daur ulang di luar kampus untuk menjual semua yang telah dia kumpulkan.

Kemudian, dia bergegas ke gerbang kampus untuk mengambil paket untuk Dennis sebelum kembali ke ruang ganti.

Di sepanjang jalan, Trevor dengan hati-hati menghitung uang yang dihasilkannya hari ini.

Dia merasa lelah, tetapi dia merasa bahwa semua usahanya sepadan dengan apa yang dia dapatkan.

Dia tidak sabar untuk menabung uang yang cukup untuk membeli hadiah untuk pacar tersayangnya.

Trevor hendak membuka pintu ruang ganti ketika suara erangan seorang wanita menghentikan langkahnya.

'Heh? Kenapa suara wanita itu begitu familier?'

Wanita di balik pintu mendesah dengan penuh kenikmatan.

Wajah Trevor memerah ketika jantungnya mulai berdebar-debar di dalam dadanya.

Dia tiba-tiba menyadari bahwa suara wanita itu sangat mirip dengan suara pacarnya, Sylvia Wahyudi.

"Oh, Dennis, aku suka ketika kamu menyentuhku seperti itu. Ya, seperti itu. Teruskan, jangan berhenti."

"Ayolah, Sylvia. Hei, aku membelikanmu pakaian dalam yang seksi hari ini. Kenakan pakaian itu nanti, dan kita akan bersenang-senang lagi."

Ketika Trevor mendengar percakapan mereka, dia sudah tidak bisa menyangkalnya lagi.

"Sylvia? Apa yang sedang dia lakukan di sini?"

Darah Trevor mendidih ketika dia menendang pintu itu hingga terbuka.

Dia tercengang dan terkejut dengan pemandangan yang dia lihat.

Lanjutkan Membaca

Buku serupa

Bab
Baca Sekarang
Unduh Buku
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
1

Bab 1 Erangan di Balik Pintu

23/08/2022

2

Bab 2 Ditindas

23/08/2022

3

Bab 3 Menjadi Kaya dalam Semalam

23/08/2022

4

Bab 4 Dunia Baru

23/08/2022

5

Bab 5 Sebotol Parfum Bernilai 600 Juta

23/08/2022

6

Bab 6 Aku Akan Membeli Parfum Ini

23/08/2022

7

Bab 7 Kamu Menjebakku

23/08/2022

8

Bab 8 Lencana Keluarga

23/08/2022

9

Bab 9 Tangan yang Bau

23/08/2022

10

Bab 10 Sebuah Kotak Hadiah yang Menakjubkan

23/08/2022

11

Bab 11 Parfum Ini Pasti Palsu

23/08/2022

12

Bab 12 Wanita Terkaya di Kota Juma

23/08/2022

13

Bab 13 Beraninya Kamu Memukuli Adikku

23/08/2022

14

Bab 14 Keberadaan Orang Miskin Tidak Terlihat

23/08/2022

15

Bab 15 Selamat datang, Tuan Januardi

23/08/2022

16

Bab 16 Restoran Prancis

23/08/2022

17

Bab 17 Jam Tangan Patek Philippe

23/08/2022

18

Bab 18 Kamu Adalah Orang Miskin

23/08/2022

19

Bab 19 Menjadi Seorang Caddy

23/08/2022

20

Bab 20 Jam Tangan Rolex

23/08/2022

21

Bab 21 Demi Ayahku

23/08/2022

22

Bab 22 Tetap di Belakangku

23/08/2022

23

Bab 23 Semuanya Akan Baik-baik Saja

23/08/2022

24

Bab 24 Berlutut dan Bersujud

23/08/2022

25

Bab 25 Siapa Temanmu Itu

23/08/2022

26

Bab 26 Halo, Bos

23/08/2022

27

Bab 27 Tidak Ada Catatan Keanggotaan

23/08/2022

28

Bab 28 Aku Akan Bunuh Diri

23/08/2022

29

Bab 29 Kita Sudah Putus

23/08/2022

30

Bab 30 Sepenuhnya Berakhir

23/08/2022

31

Bab 31 Enam Ratus Juta Rupiah

23/08/2022

32

Bab 32 Kotak Kemasan Parfum

23/08/2022

33

Bab 33 Kemampuan untuk Menentukan Barang Palsu

23/08/2022

34

Bab 34 Skandal Trevor

23/08/2022

35

Bab 35 Serangan Balik dalam Situasi Putus Asa

23/08/2022

36

Bab 36 Aku Percaya Padamu, Bernard

23/08/2022

37

Bab 37 Orang Pria Kaya Misterius di Kampus Mereka

23/08/2022

38

Bab 38 Akan Menunggumu di Hutan

23/08/2022

39

Bab 39 Dia Tidak akan Benar-Benar Pergi ke Hutan

23/08/2022

40

Bab 40 Gagal Menjadi Kaya

23/08/2022