Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Sebuah taksi berhenti di depan Hotel Marston.
Trevor turun dari taksi itu.
Saat memasuki lobi, dia melihat seorang gadis langsing dan cantik sedang melambai padanya.
Itu adalah Bessie yang sudah menunggu kedatangannya.
Dia mengenakan sebuah gaun pendek berwarna putih, yang semakin menonjolkan kecantikannya dan auranya yang seksi.
Dia tampak seperti seorang bangsawan dan putri yang anggun. Tidak heran jika banyak pria yang tertarik padanya.
Mata Trevor berbinar melihat wanita cantik di depan matanya.
Dia dengan cepat berjalan ke arah Bessie dan menyerahkan sebuah kotak hadiah yang telah dibawanya.
"Maaf karena sudah terlambat, Instruktur Tantowi. Omong-omong, ini kado ulang tahun untukmu."
Bessie tersenyum dan memasukkan kado itu ke dalam tas tangannya, bahkan tanpa memeriksa apa isi yang ada di dalamnya.
Trevor sedikit kecewa.
"Apa kamu tidak ingin membukanya terlebih dahulu?"
"Aku ingin menyimpan kejutan itu sampai aku kembali ke rumah nanti malam. Ayo kita pergi sekarang. Aku akan membawamu ke ruangan privat yang sudah kupesan."
Bessie tersenyum dan meraih tangan Trevor, keduanya berjalan meninggalkan lobi.
Ketika Trevor memasuki ruangan, dia menemukan bahwa semua anggota tim basket sudah hadir di sana, kecuali Dennis.
"Trevor, kamu akhirnya datang juga. Apa kamu sudah selesai mencuci semua pakaian kami?" kata Bernard sambil mencibir.
Beberapa anggota tim basket tertawa mendengar ucapan itu.
Bessie mengerutkan kening dengan tidak senang dan memerintahkan, "Berhenti meminta Trevor melakukan hal itu!"
Tim basket terdiam dan saling bertukar pandang satu sama lain.
"Trevor, kemarilah dan duduklah di sini."
Trevor melihat ke arahnya dan tercengang.
Ada seorang wanita di sebelah kursi kosong, kecantikannya sama sekali tidak kalah dengan kecantikan yang dimiliki Bessie.
Dia sedang mengayunkan kakinya yang jenjang di kursinya dengan santai dan memandanginya.
Wanita itu mengenakan kemeja putih yang menonjolkan dadanya yang montok, dan celana pendek yang memperlihatkan kaki putihnya yang mulus.
Impian setiap pria yang ada di sana adalah bisa duduk di antara dua wanita cantik seperti mereka.
"Bessie, apa dia adalah pria yang ingin kamu kenalkan padaku?"
Gadis seksi itu bertanya sambil menatap Trevor dari atas ke bawah dengan tatapan menyelidik.
"Benar. Kalian harus saling mengenal satu sama lain."
"Trevor, perkenalkan ini adalah sepupuku, Corrie Tantowi. Dia seorang mahasiswa baru di kampus, sama sepertimu."
Bessie memperkenalkan gadis itu kepada Trevor sambil tersenyum.
Alasan dia memperkenalkan Corrie kepada Trevor adalah karena pemuda itu meninggalkan kesan yang cukup baik.
Trevor berkuliah sambil melakukan pekerjaan paruh waktu dengan rajin di tim basket.
Bassie menghargainya karena dia tidak hanya tampan, tetapi dia juga dapat diandalkan dan ambisius, meskipun dia berasal dari keluarga miskin.
Corrie, sepupunya, baru saja putus cinta. Bessie berpikir ini adalah kesempatan baik bagi sepupunya untuk mengenal seorang pria yang dapat dipercaya seperti Trevor.
"Halo, senang bertemu denganmu, Corrie. Aku Trevor."
Trevor mengulurkan tangannya dengan sopan dan menunggu Corrie untuk menjabatnya.
Namun, Bernard segera masuk dalam percakapan dan mengejek, "Corrie, orang ini hanyalah seorang pesuruh yang menjalankan tugas untuk kami. Dia mencuci kaus kaki dan sepatu kami yang bau sepanjang hari untuk mendapatkan uang agar dia bisa bertahan hidup."
"Oh."
Mendengar itu, mata Corrie berkilat jijik. Dia mengalihkan pandangannya dari Trevor dan segera berpindah sejauh mungkin darinya.
"Aku adalah orang yang sangat rapi dan sangat mencintai kebersihan. Siapa yang tahu apa ada bau aneh di tanganmu atau tidak dengan pekerjaanmu yang seperti itu?"
Karena malu dengan apa yang dikatakannya, tangan Trevor membeku di tempat.
Sangat jelas bahwa apa yang Corrie katakan hanyalah sebuah alasan, dan wanita itu tidak ingin berbicara dengannya sama sekali.