Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
"Apa menjadi miskin benar-benar membuatku tidak terlihat oleh mereka? Pria ini bertingkah seolah-olah aku bahkan tidak berdiri di sini," gumam Trevor.
Akhirnya, dia memutuskan untuk tidak peduli dengan apa yang mungkin dipikirkan semua orang yang ada di sekitarnya dan langsung berjalan menghampiri Evie.
Dia mengangkat dagunya dan berkata, "Kakak, Ayah tadi memintaku untuk datang mencarimu agar aku bisa menandatangani kontrak."
Begitu Trevor selesai berbicara, lobi itu kembali menjadi sunyi.
Semua kepala menoleh ke arahnya, dan semua orang menatapnya dengan mata terbelalak dan mulut yang terbuka lebar.
"Ada apa dengan pria ini? Apa dia sudah gila sehingga dia berani bertingkah seperti itu? Bagaimana bisa dia mendatangi Nona Evie dan mengklaim bahwa dia adalah adiknya?"
"Ya, kamu benar. Dia bahkan tidak terlihat seperti adiknya. Pakaiannya sepertinya berharga kurang dari 200 ribu. Bagaimana mungkin orang seperti dia memiliki hubungan keluarga dengan Nona Januardi?"
Semua orang membicarakan Trevor seolah-olah dia tidak ada di sana untuk mendengar apa yang sedang mereka katakan.
Mereka memandangnya dengan tidak percaya dan bahkan meremehkannya.
Tiba-tiba, mereka tersadar bahwa Trevor adalah satu-satunya orang asing yang berada di lobi itu.
Semua orang menahan napas dan menajamkan telinga mereka.
Mereka menunggu tanggapan Evie.
"Trevor, kenapa kamu tidak menelepon Kakak ketika kamu sudah tiba di sini?"
Raut dingin di wajah Evie berubah menjadi senyuman lembut saat dia berbicara dengan adiknya.
Semua orang yang hadir di sana terkesiap dan sedikit terkejut.
Melihat Evie dengan ekspresi yang begitu lembut adalah pemandangan yang langka bagi mereka.
"Bagaimana ... bagaimana mungkin?" Henson yang melihat pemandangan di depannya menjadi bingung.
Tanpa menatap Henson, Trevor berkata kepada Evie, "Kakak, apa dia adalah pria yang sedang mengejarmu? Aku tidak berpikir dia adalah kandidat yang baik untuk dijadikan sebagai kekasih. Dia ingin memukulku barusan."
"Tuan Januardi, aku ...." Mendengar ucapan ini, Henson buru-buru mencoba menjelaskan dirinya.
Sebelum dia bisa berkata lebih lanjut, Evie membentak, "Cukup! Henson, aku bukan orang yang tidak masuk akal. Jika kamu ingin memperbarui kontrak denganku, kamu harus membuatku senang terlebih dahulu."
"Katakan saja apa yang kamu ingin aku lakukan, Nona Januardi, dan aku akan melakukannya dengan senang hati," jawab Henson dengan segera dan menarik napas dalam-dalam.
Ekspresi lembut di wajah Evie perlahan memudar, dan senyum penuh pengertian melengkung di bibirnya.
Dia tampak seperti seorang ratu yang akan meremukkan salah satu musuhnya di bawah tumitnya dalam sekejap.