Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Penulis:Rickie Appiah
GenreLebih
Bangkitnya Sang Pewaris Miliarder
Tepat ketika Lily hendak mengeluarkan botol parfum itu dari tas Trevor, dia melihat benda lain yang berada tepat di sebelahnya, yang sepertinya tampak familier baginya, jadi dia mengambilnya dan memeriksanya agar lebih jelas.
Saat melihat benda itu, dia sangat takut sehingga tangannya mulai gemetar.
Dia segera menyadari bahwa benda yang sedang dipegangnya adalah lambang milik Keluarga Januardi.
Itu adalah sebuah lencana emas gelap dengan bentuk bunga kuncup merah.
Untungnya dia pernah melihatnya sekali sebelumnya, jadi sekarang dia ingat pada simbol itu.
Keluarga Januardi sudah ada sejak abad pertengahan dan mereka merupakan keluarga yang sangat misterius.
Kekayaan dan kekuasaan yang mereka miliki tidak terbayangkan.
Januardi Profumeria yang didirikan oleh keluarga itu sudah memiliki nilai pasar sebesar kuadriliun, yang mana menjadikannya sebagai salah satu perusahaan terbesar di Kota Juma.
Namun, itu hanya sebagian kecil dari aset keluarga yang mereka miliki.
"Apa mungkin ... apa mungkin pemuda ini adalah bagian dari Keluarga Januardi?"
Melihat Trevor, ekspresi Lily seketika langsung berubah.
Trevor memang memiliki lambang keluarga Januardi, jadi dia pasti bagian dari keluarga itu!
Setiap anggota penting dari keluarga memiliki lencana seperti itu, dan satu kata yang keluar dari mulut Trevor dapat menentukan nasib Lily ke depannya.
Terlebih toko mewah ini adalah aset milik Keluarga Januardi.
Bagaimana bisa ini dianggap sebagai sebuah pencurian jika Trevor hanya mengambil sesuatu dari toko milik keluarganya sendiri?
Bagaimanapun juga, dia memiliki hak untuk mengambilnya, dan dia bahkan bisa mengambil apa pun yang dia inginkan.
Dennis masih menunggu untuk melihat Trevor dipermalukan oleh sang manajer, jadi dia berkata dengan bangga, "Lily, kamu telah menemukannya, bukan? Seperti yang kukatakan, dia adalah seorang pencuri ...."
"Sialan kamu! Berani-beraninya kamu memfitnah Tuan Januardi sebagai seorang pencuri? Satpam, usir dia dari sini!"
Lily meraung sambil mengangkat tangannya dan mendaratkan sebuah tamparan ke wajah Dennis.
Jejak telapak tangannya muncul di pipi Dennis yang sekarang sudah memerah, dan air mata tanpa disadari jatuh di wajahnya, membuatnya tampak menyedihkan.
"Satpam! Keluarkan bajingan ini dari sini sekarang juga, dan jangan biarkan dia kembali lagi! Dia dilarang untuk masuk ke toko ini mulai saat ini dan seterusnya!"
Lily berteriak histeris dan menunjukkan amarah yang begitu jelas kepada Dennis.
Semua orang di toko terkejut dengan pemandangan itu. Mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi.
Awalnya, mereka mengira Trevor akan dipukuli karena telah mencuri barang dari toko itu, dan mereka bahkan tidak pernah menyangka bahwa Dennis akan ditampar dan dipermalukan sebagai gantinya.
Melihat adegan itu, Sylvia tidak berani tinggal di sana lebih lama lagi dan langsung berlari keluar dari toko itu.
"Tuan Januardi, saya minta maaf karena telah membuat Anda kesulitan karena pria itu." Lily berkata sambil memasukkan kembali barang-barang Trevor ke dalam tasnya dengan rapi.
Sang asisten toko juga bingung dengan apa yang terjadi pada manajernya.
Mengapa manajer toko mereka yang dikenal arogan tiba-tiba menjadi sangat sopan kepada pemuda ini?
Setelah memasukkan barang-barang Trevor ke dalam tasnya dengan rapi, Lily menutup ritsletingnya.
Namun, dia secara tidak sengaja menggunakan lebih banyak kekuatan dari yang dibutuhkan sehingga merusak ritsletingnya.
"Tuan Januardi, saya minta maaf karena merusak tas Anda. Saya akan segera memberi kompensasi untuk Anda!"
Manajer itu dengan cepat mengeluarkan 20 juta dari dompetnya dan menyerahkannya kepada Trevor.
Merasa malu untuk mengambil uang dari manajer itu, Trevor berkata, "Tidak apa-apa, kamu tidak perlu menggantinya. Ini hanya tas biasa. Tas ini tidak semahal itu."
"Tolong terima ini. Itu adalah kesalahan saya karena tidak berhati-hati. Tolong maafkan kesalahan saya."
Sambil memaksa Trevor dengan menjejalkan uang di tangannya, Lily hampir berlutut dan memohon padanya untuk mengambil uang itu.
Trevor bingung dengan tindakan berlebihan dari sang manajer toko.
Apa yang sebenarnya terjadi?
Melihat Lily yang terus-menerus memohon padanya untuk menerima uang itu, Trevor akhirnya menerimanya dengan enggan.
Tiba-tiba, ponselnya berdering. Itu adalah panggilan telepon dari sang pelatih bola basket, Bessie.
"Halo, Trevor! Pesta ulang tahun sudah dimulai. Kapan kamu akan datang?"
"Aku akan segera ke sana. Aku baru membeli sebuah hadiah, karena itu aku sedikit terlambat."
"Cepat, ingatlah untuk membuat dirimu terlihat baik, hari ini aku ingin memperkenalkanmu dengan seorang gadis cantik!"
Setelah itu, Trevor menutup telepon dan segera menuju tempat pesta berlangsung.
Dia jarang pergi ke pesta ulang tahun seperti itu karena dia tidak punya uang membelikan kado untuk sang tuan rumah.
Namun, semuanya sudah berbeda sekarang. Dia adalah orang kaya, dan dia lebih dari mampu untuk membeli apa pun yang dia inginkan.
Dia bertanya-tanya apakah Bessie akan menyukai hadiah ini.